5/31/2002

ternyata gw termasuk orang yang males juga nulis bloggy, dari tanggal 22 baru kali ini gw mampir. Sebenarnya banyak sih yang mo gw ceritain yang mo gw tulis, mulai dari apa yang terpikirkan sampai dengan apa yang gue lakukan. dari apa yang gue rasakan sampai dengan apa yang membuat semakin rindu. Oh Allah, apakah kau akan menitipkan sebuah kekecewaan nantinya ? ok..ok gue beralih cerita, danjangan salahkan gue kalo ceritanya jadi lain. Sejak tadi pagi gue gak banyak berbuat seperti biasa duduk didepan komputer dan "games pool" selalu menggoda apalagi sekarang gw dilanda kecanduan "chese" juga. satu minggu ngumpulin poin sampe 1500 dalam waktu ga sampe 2 jam ludes ampe terakhir 1200 !!! nasib kali yak ? pengen sih mo main pool beneran tapi gak tau mo ngajak siapa. dah atu taon ga megang stik ! bikin gw jadi inget waktu pertama kali main pool bola terbang kemana-mana untung aja karpetnya ga robek, kalo robek berhenti gw makan 1 bulan hehehe...
kalo ngomong-ngomong soal kuliah kayaknya dah mulai lancar, dah rajin ke kampus tapi ya spt biasanya ... "rajin datang doang" tapi kuliahnya ga nyantol sama sekali. Ya.. mending lah dari pada gak, target gw untuk minggu depan cuma 2 : pertama menuhin absen yang udah bolong entah berapa banyak, kedua nyari catetan buat di foto kopi ... ntar lagi uas. hmm UAS ? wadooh ... paling penyakit lama kambuh lagi, setiap mo belajar demam lah batuk lah pusing lah ya akhirnya tidur bersama buku-buku... bodo ah yang penting gw kuliah ujiannya bisa apa kaga mah urusan belakangan.
kebalikan banget yah dengan apa yang sering gue bilang pada orang-orang...kuliah yang rajin ! biar dapat nilai bagus dan cepet lulus, lha gue sendiri kenyataannya... hehe maap !
masih ingat ? waktu kita ke rumah temenmu yang jauh nya bikin pinggang mau copot ? kali pertama aku bonceng kamu dengan CB 100 merah, di perjalanan kita saling bagi ceria, cerita bahkan canda pun tak ketinggalan. di rumah yang sebelahnya jurang cukup dalam, apa gak ngeri yah temenmu tinggal disana ? mana sepinya minta ampun. tapi ya begitulah demi sebuah persahabatan kamupun mau dibonceng dengan sepeda motor butut yang kadang-kadang mo mogok, untung saja gak mati di jalan atau malah mendorong. Demi sobatmu kamu pun tak merasa enggan berjalan berdua dengan orang seperti aku, ah... aku rasa itu sebuah karunia yang takkan mungkin lagi ku temui dalam beberapa waktu kedepan. maafkan jika aku tak bisa memberi lebih dari itu, karena engkau dan aku pun tau bahwa hanya itu yang bisa kuperbuat.
Datang ke rumah mu waktu lebaran membuat deg-degan juga. kenapa ? yah mungkin aku belum siap ketemu dengan orang tua dan adik-adikmu. Tapi peduli apa, aku harus kerumah mu. percuma dong aku pulang, setelah ketemu orang tua dan keluargaku tapi gak berkunjung ke rumahmu. Aku pikir-pikir sih nekad juga dengan rambut gondrong sebahu aku datangi rumah "gadang" rumah yang isinya sarat dengan adat istiadat yang jelas takkan senang melihat kehadiran seorang pemuda yang awut-awutan sepertiku. ngetuk pintu rada gugup juga ... entah kenapa, tapi kamu, orang tuamu dan keluargamu membuat semuanya jadi ceria. Satu kali pertemuan memang tidak cukup untuk kita apalagi untukku. 2 Hari lagi kita kembali bertemu dengan alasan ke rumah temenmu dan ibumu pun menyetujui jika kau berangkat denganku, si preman ! dan memang ibu dan ayahmu marah juga akhirnya dengan penampilanku seperti itu. Akupun yakin kamu gak suka dengan kehadiranku seperti itu, orang tua ku juga. keluargaku... ah semuanya sama. cuma aku gak tau kenapa aku masih saja berpenampilan seperti itu. Ibu yang bolak balik menceramahiku agar memotong rambut cuma bagaikan angin lalu saja. duh tolong jangan jadikan aku durhaka cuma gara-gara rambut sebahu ini, entah apa alasan sebenarnya aku gondrong, itulah pelampiasanku dari semua kesumpekan yang kutemui di perantauan. So please biarkan dulu aku seperti ini. dan yakin deh jika saatnya udah datang nanti aku akan potong ..tapi jangan sekarang ok ?
Hari keberangkatanku pun perlahan mulai mendekati, oh tidak. ini yang tidak kusukai, tangisku, orang tua adik dan kakak melepas kepergianku. apalagi jika engkau menangis juga nantinya... ah mungkinkah kau menangis juga ? melepas keberangkatanku saja aku belum tau kamu sempat apa nggak. Ya Allah kuatkan hatiku jika kau berpisah nanti dengannya, tolong jaga hatiku dan hatinya selalu bertaut, jangan kamu jauhkan seperti jarak yang tak mungkin ku perdekat lagi dalam beberapa waktu kedepan ini.
Hari itu datang juga, dan inilah suasana yang membuatku gundah. hampir sama dengan keberangkatan ku yang pertama. air mata menetes lagi di lantai rumah kediamanku selama 18 tahun. Semuanya akan ku tinggalkan lagi, dan ... oh ini kah yang namanya perpisahan ? dengan orang-orang yang mengisi hari begitu juga hati ku. perjalanan ke kota terasa berat 8 kilo mengukir kenangan singkat di kampung. yah ... aku sebentar lagi naik bis itu. ku rogoh lagi saku tempat menyimpan tiket itu. "Gumarang Jaya" ekonomi berangkat jam 9.00 pagi, hm masih bersisa 1 jam lagi. aku duduk dibelakang bis besar yang bercat merah putih itu, dimana dirimu ? akankah kau menepati janjimu untuk melepas kepergianku ? gerak jarum jam terasa semakin cepat saat aku menunggu kamu. aku gelisah..ah mungkin ada baiknya aku beranjak ke warung dulu, menikmati jajan atau apalah untuk penghilang gundah ini. aku gak mau kamu melihatku sedang menghisap asap itu seandainya kamu memang datang menepati janji mu. Disinilah awal cerita yang menggelikan tapi menggoreskan kenangan begitu dalam.
Ini seperti yang diceritakan oleh temanmu tampa kutambah dan kukurangi, seperti itu adanya.
Aku berangkat ke Malang bersama temanmu yang juga kuliah disana, nah pada saat aku ke warung. kamu datang tergesa-gesa ."mana dasur ?" langsung kau bertanya dengan nada penuh harap. "dasur ? sudah berangkat 1/2 jam yang lalu" jawab temanmu, padahal aku masih di warung. akting yang sempurna wakaupun berdusta."oh ya ?" kau seperti shock dan gak bisa menutup garis kekecewaanmu saat itu dan kalau boleh temanmu menebak mungkin kau akan menangis andai tak banyak orang disana, kau tertunduk dan merasakan penyesalan kenapa terlambat. "tadi dasur nungguin kamu lama banget lho disini sejak jam 1/2 8 tadi" timpal temanmu memcahkan suasana sepi pagi itu. dan kaupun tak bisa berkata-kata, temanmu paham sekali apa yang berkecamuk dalam hatimu saat itu. andai dia bisa menebak mungkin hatimu berkata "Ya Allah kenapa aku terlambat ?" 5 menit berlalu ... 10 menit masih tetap diam, sedangkan aku selesai sudah mengakhiri gelisahku diwarung itu, aku yakin dirimu takkan datang pagi ini. Langkah gontai ku ayunkan ke tempat bis parkir. sudahlah... kita masih bisa bertemu melalui kata-kata nantinya, dan kita memang harus berterima kasih pada tukang pos yang selalu setia menyampaikan kabar kita. beberapa langkah berjalan aku terhenti ... tak percaya dengan apa yang kulihat, benarkah itu dirimu ? aku menatap jauh, seakan tak percaya ... aku tersenyum dan inilah kebahagian yang kudapatkan pagi ini, kamu pun tak bisa menyembunyikan hal yang sama. senyummu terpampang jelas didepan mataku walaupun jarak aku berdiri dari mu agak jauh. Ingin ku memeluk dirimu...tapi bukan itu yang semestinya kita lakukan karena kita masih punya agama dan adat yang tidak memperbolehkan itu walopun hati ini menggebu-gebu, cukuplah salaman saja. karena tanpa memelukpun aku sudah merasakan getar yang terasa. Aliran cerita pun bergulir, dan temanmu minta maaf sebesar-besarnya atas kebohongan tadi. Kau tersenyum, aku tersenyum dan semuanya tersenyum...

No comments: