6/30/2002

mari kita lanjutkan cerita lalu yang usang dalam benak orang-orang yang mungkin sudah menikmati sebuah keceriaan, tapi bagiku ?
hmm..2 tahun sudah aku hidup bagai seorang gembel. hidup dari tumpangan bahkan juga dengan pemberian orang lain. rumah teman...tempat yang menyenangkan tetapi tidak begitu indah dirasa, bermacam perasaan bercampur aduk disaat merebahkan tubuh di pembaringan yang memang terasa empuk tetapi tidak nyaman di kepala. enam bulan terlewat kan, dengan menebalkan muka hidup disana. apa yang harus ku perbuat ... sementara aku harus disana. tapi apakah 6 bulan waktu yang sementara ? 6 bulan lah kantong ku selalu tipis..satu hari aku tak pernah memegang uang lebih dari empat ribu, jika orderan "pembuatan famplet atau logo" meningkat baru duit ku sedikit lebih. Kadang Nasi pun di kasih dan rokokpun minta...
aku ga tahan...! aku ga mau menjadi seorang benalu . berangkat !, pindah di sebuah warnet yang memang di kelola oleh teman ku. disana aku hidup sekaligus bekerja. berat..! mimikirkan kuliah dan melakukan pekerjaan yang rutin dari siang sampai pagi, 18 jam ... dan selalu berkutat disana. kuliah ? tak usah di tanyakan lagi.
waktu berlalu, warnet ... buyar ! kalah saing, kalah kecepatan access... aku harus angkat kaki dari sana, bagaimana pun juga. berjalan keliling sambil menyandang "eiger", carrier warisan yang sudah butut... melihat kos-kosan yang rasanya terjangkau dengan isi kantong... tapi ga satu pun yang sepadan. semuanya 2x lipat bahkan lebih dari yang ku kira. bingung...pada pelataran parkir yang kududuki aku mengadu dan sepertinya juga ikut berpikir... dimana dan dimana lagi aku bisa bertahan ? rumah teman ? tak akan lagi hidup dalam bercampur aduknya perasaan. Indekos ? tak sanggup. Kampus ? yah... kampus satu-satu nya tempat yang ideal. tapi di mana ? himpunan ? tak mungkin, workshop ? apalagi..rame ! studio ? yap... ini dia tempat yang tepat. Di hari pertama mulai kutata lagi studio radio yang sudah berantakan karena kru lainnya mulai sibuk dengan perkuliahan. siaran dari siang seusai kuliah sampe pagi menjadi kan hari-hariku bagai orang gila. berbicara sendiri dan hanya berharap bisa "menikmati" semuanya. dan memang aku menikmati kehidupan dari kumpulan recehan. tak sempat ku berpikir bagaimana dengan penampilan apalagi memiliki seorang kekasih. benak ku cuma berisi "kuliah must go on". radio tak membuat ku menjadi lebih bahkan semakin tertidur dalam celoteh-celoteh sendirian demi menyenangkan sang pendengar.
September 2001, semoga lamaran kerjaanku di terima. alhamdulillah kesempatan itu di berikan padaku. UPPTI, sebuah lingkungan baru membuatku kaku harus berbuat apa. namun perlahan aku berangsur menjadi bagian dari tubuh nya. 95,7 Mhz TEUBFM izinkan aku meninggalkan mu sejenak demi sebuah langkah ke depan. izinkan aku mencari sesuap nasi dari keringatku sendiri yang tanpa mengumpulkan recehan atau kiriman makanan dari orang yang mendengar mu.
Aku menangis ! minggu pagi melihat peralatan siaran hilang !!!. sepanjang hidup... pertama kali sumpah serapah ku keluar. oh TEUBFM, dalam pelukan mu aku tidur berselimutkan dingin, bersama kau aku nikmati Mc Donald untuk pertama kalinya, kau kenalkan tombol keyboard komputer dan hp kepadaku. namun sekarang kau pergi bersama nasib malang mu. terisak aku melihat semuanya porak poranda disaat belum lama aku pindah dari sana.
Suatu saat nanti aku akan membuat mu lebih baik dari apa yang kurasakan... itu janjiku ! semoga allah membalas apa yang mereka lakukan padamu.
Sekarang... aku masih menggembel di gedung yang sedikit lebih baik, di ruangan yang lebih tertata, di kamar yang milik bersama. sasetiap menyapu muka dengan air wudhu dan menundukkan kepala di lantai persujudan aku merasakan sedikit rasa nyaman dan saat menyuap nasi dengan 5 jari kanan baru ku merasakan kelezatan.
terima kasih buat teman ku. terima kasih buat ruang kecilku TEUBFM yang dirimu sekarang entah dimana. aku merindukan mu ...

6/22/2002

menikmati secangkir kopi, sebatang rokok dan sebungkus krepik tempe di dekat jendela ruang kerja ku yang dibungkus bersama kedingian subuh melambungkan pikiranku pada masa silam.
hmm..2 tahun sudah aku hidup bagai seorang gembel....
- to be continue -

6/19/2002

ternyata semuanya masih berjalan seperti kemaren... ga berubah ! dari dulu aku cuma pengen hari yang ku jalani ada sedikit perubahan. menikmati indah nya pagi bersama sengatan matahari .... tapi itu semua kunikmati dengan mata yang layu atau bahkan tertelan dalam lelapan yang kosong, hitam dan hampa bermimpi pun enggan.
bisa dihitung dengan jari aku bertahan hidup normal, selebih nya ? malam jadi siang ...siang jadi malam. mungkin besok juga mengalami hal yang sama... entahlah.
hmm...tinggal 10 hari lagi, aku baru bisa makan dengan nikmat...tanpa memikir kan bagaimana besok. 10 hari... aku harus bisa bertahan...bersenggama dengan perut keroncongan dan memaksa untuk diisi satu kali. jam 4 ! selalu ke warung di pojokan jembatan sana, dan ibu itu pun mengerti apa yang ku pesan di akhir-akhir bulan, begitu juga dengan recehan yang gak pernah genap kuselipkan di tangan nya. baik... bahkan terlalu baik bagiku, bicara dan tatapan matanya mengingatkan aku pada ibu...dulu aku pernah berjanji bakal membelikan ibu itu sarung, baju atau apalah. tapi sampai saat ini belum kesampaian juga...mungkin suatu waktu nanti, karena aku yakin dengan apa yang dibilang ayah ku "roda kehidupan itu berputar".

6/17/2002

melihat sepatu mas susie yang duduk manis di rak membuat aku ingat sudah berapa pasang sepatu yang membungkus kaki ku ini. pertama kali aku di belikan sepatu chips oleh ibuku, warnanya putih dan ada garis - garis merahnya. hmmm sepatu yang membuat ku merasa gagah melangkah kemana saja. ke sekolah , rekreasi selalu di temani oleh "chips". dan sekali waktu pernah "chips" di cuci tapi pas mo berangkat ke sekolah "chips" belum kunjung kering dan masih lembab. alhasil aku menunggu sampe chips kering dan ibuku marah-marah gak karuan, gara-gara chips aku absen satu hari.
umurku pun bertambah dan aku sudah duduk di smp, chips gak muat lagi di kaki ku. sungguh sedih ... karena chips bukan lah chips yang dulu, yang gagah dan mengkilap. sekarang chip sudah lusuh dan sobek disana sini.
suatu hari tanpa sepengetahuanku ibu membelikan aku sepatu, tapi jauh beda penampilannya ama chips... warnanya hitam dan merk nya "nike". aku gak tau apa itu sepatu nike yang di iklan kan di tv, yang ku tau ibuku bilang di beli di loakan dan masih bagus harganya 12 ribu. tak apalah ... sekarang aku punya sepatu baru. tapi kadang aku sedih meninggalkan chips sendirian di kamar. saban minggu ku sempatkan waktu untuk merawat chips... kucuci trus ku jahit lagi bagian yang sobek. hmmm.. lumayan ..gak selusuh sebelumnya. hari-hari bersama nike, mulai memudarkan kesedihan ku meninggalkan chips. tapi beda.. nike tak bisa membuat ku merasa gagah, dan nike juga gak bisa membuat ku berucap " ini lah aku ". yah... nike tak jauh beda dari pembungkus kaki yang lain.
3 tahun kaki ku di bungkus "nike" umur nike pun mulai uzur. aku pun berangkat ke smu. sekolah baru, baju baru dan semuanya baru begitu juga dengan pembungkus kaki ku.
Sekarang aku tak lagi begitu memikirkan model macam apa yang membungkus kaki ku, yang penting aku nyaman. model chip pun tentu gak mungkin, terlalu norak jika ku pakai. Maka ku putuskan membeli sepatu kulit biasa "lee" dari uang hasil menjahit sepatu. yah, semasa di smp aku menyempatkan diri untuk menjahit sepatu tentangga yang sobek... dan ilmu itu aku peroleh dari "chips". "lee" dari harga mungkin tidak pantas jika sepatu itu bermerk lee...masih seperti saat ibu membeli nike, aku membeli lee juga di loakan.
"Lee" mulai menyatu dalam diriku... mengantarkan aku berangkat 1/2 6 pagi ke sekolah menempuh perjalanan jalan kaki 5 km sebelum naik angkot. dari kelas satu sampai kelas tiga "lee" yang menyertai langkah ku, baik itu buat main basket dan pernah aku bawa main bola...seperti yang aku kira lee pun mulai sobek. 20 jahitan harus melilit tubuhnya dan membuatnya agak sempit melilit kaki ku. aku pun sering di marahi guru karena aku selalu membawa lee untuk berolah raga. memang aku tak punya sepatu lain selain lee.
3 tahun masa-masa bahagia ku bersama lee lewat sudah, dan tibalah saatnya menempuh perjalanan jauh ke malang. satu yang membuat ku sangat sedih.. aku harus berpisah dengan chips... karena begitu banyak yang ku bawa terpaksa chips harus ku tinggalkan. semalam sebelum berangkat aku lihat chips yang lusuh tapi masih layak di pake aku kasihkan sama adekku paling kecil dan ternyata kaki nya tidak bisa masuk ke dalamnya, yah sudah lah aku titip kan saja kepadanya.
aku pun berangkat ke malang... "lee" ku bungkus dengan rapi dan ku tarok di dalam carrier. tak mungkin aku memakai lee saat menyandang carrier. sendal jepit yang menggantikan posisi lee selama beberapa hari.
Di malang lee hanya bertahan satu semester, karena sudah ada pengganti nya.. dan masih "nike". nike kali ini sama halnya dengan nike yang dulu, harga murah dan daya tahan pun apa adanya. 20 ribu ku rogoh kantong ku dan duitnya ku kasih kan pada abang yang menjual di dekat alun2 malang. Dan ternyata nike tak berumur panjang, sehabis KKM aku terpaksa menggudang kan nike, karena gak bisa di pake sama sekali di perbaiki pun juga gak bisa. Mulai sejak itu aku gak lagi membeli sepatu. sepatu pinjaman ucit dan sekali-sekali sendal jepit yang mengantarkan aku kuliah. entah kenapa aku jadi malas make sepatu, lebih enjoy rasanya jika hanya make sendal, praktis dan sederhana. Namun ternyata peraturan di kampus memaksa aku kembali memakai sepatu. Syukurlah waktu aku kembali ke padang aku di hadiahi oleh ipar ku sebuah sepatu sendal. hmm keren juga, tipis dan gak ribet. aku gak tau apa merk nya karena memang ga ada merk di sepatu sendal tsb. yang membuatku sedikit enjoy, kalo mo berangkat kuliah tinggal sorong dan udah.. kayak sepatu .. tapi di belakangnya terbuka. mudah di lepas dan yang penting asyik di bawa kemana-mana. Dia lah yang paling tau ... gimana kehidupan ku saat mulai semester 3 sampe kemaren ini. sampe akhirnya dia gak bisa lagi di pake...dan terpaksa aku meseum kan di kontrakan nya sahir. entah sesuatu yang sudah diatur oleh tuhan atau bagaimana, saat sepatu sendal itu gak lagi bisa di pake, aku lihat ada sepasang sepatu yang ga di pake dan ternyata itu milik mas susi. itung2 nyoba minjem.. eee ternyata beneran gak di pake, ya sudah.. aku pinjem, dan lumayan sepatunya bagus juga... tapi baunya masih ga karu2an... belom sempat tak cuci, dan ternyata bukan hanya aku yang make, udi, sahir pun kalo mo kuliah nebeng di sepatu itu. tak apalah yang penting aku kuliah gak lagi harus make sendal jepit seperti dulu.

6/10/2002

bangkeee !!! belon tidur ... kuliah pagi... quis ... tugas se-abrek kaga bisa garap gimana mo presentasi ...update inventaris... translate 2 sub bab - sial ! - , pen naek gunung ajah ! can help me ?

kamu tau sa ? aku merasa terperosok hari ini ...

6/09/2002

malam-malam gelisah membusukanku
dalam pikiran-pikiran tak menentu
merangkak menghantarkan ke titik titik sunyi
dan menindihku di pelataran
awan mendesau pukau
dingin kudekap
tak lagi membuat kebekuan

lembar waktu kulipat-lipat
matahari kutikam dan tersungkur di kaki langit
bulan ku usung hingga gelap berteriak
memanjat dinding-dinding langit

aku beredar di balik jelaga hitam
jangan beri sinsingan fajar
tapi berikan lentera
karena gelap akan kulukis dengan kebiruan
biarkan aku berjalan dalam bayangan

ketuk lah pintu yang kau mau
masuk ke dalam bilik jiwaku
hirup kebusukan dalam paruku
hisap darah yang menggumpal dalam hatiku
tabuh genderang denyut nadiku
hentakkan detak jantungku
hingga dada ku melesak
membuncah...liar !!!

6/06/2002

sebuah cerita ku dapatkan dari apa yang ku kerjakan semalam, sungguh sebuah petualangan... entah itu hanya buah dari lintasan pikiran yang terlalu panjang atau memang itu adalah keadaan yang berkembang di sana. berlayar di samudra dunia maya, menempuh berkilo - kilo byte bahkan bermega-mega byte kusadur dalam sebuah layar monitor 17 inch. sering ku menatap tajam pada sebuah fenomena yang ditampilkan. melirik setiap source yang dihidangkan kadang ada yang menyembunyikan di belakang layar bagai berucap "jangan kau ambil.. ini punyaku !" atau hanya sebuah trend menampilkan sedikit perbedaan dan membuat penasaran, tapi aku salut dengan site-site yang suka rela membuka apa yang dibelakang layar mereka "ambillah apa yang ingin kamu ambil, karena kita sama-sama belajar". Disini aku bisa melihat keterbukaan seseorang akan apa yang dia miliki, ilmu bukan untuk di tutupi tetapi untuk dibagi dimana dia akan tumbuh berkembang dan nantinya buah nya di nikmati bersama.
sedikit goresan di pagi yang sudah gelap di mata ini aku tujukan untuk plaque sadar atau tidak, langsung atau tidak, jalan "open source" mu selalu membuat ku tergugah untuk menghilangkan keinginanku mengikat erat source di belakang layar dan menguncinya dalam peti box alert !

6/03/2002

mungkin aku adalah sebagian orang yang membuang sebagian dari jatah hidup, di saat pagi udah mulai bercengkrama semenit pun belum bisa mata ini untuk menutup. orang-orang di sekelilingku orang-orang sudah bercerita tentang mimpi yang terbeli dan sengatan matahari.
Setiap rasa dingin yang menyelinap ke sumsum tulangku masih tak mampu menidurkan kegelapan malam. Bulan sebagai matahariku sudah tersungkur di balik jelaga ufuk barat dan matahari sebagai bulanku perlahan merayap menggigit pagi. selamat datang senja ku, kau akan menidurkan raga lusuh ini tapi masih banyak yang mesti ku oles di pelataran pagi . Hari ini masih panjang untuk dilewati, dan akan membuat lelapku terlambat ...bahkan tidak sama sekali.
a day not enough
sun like moon and moon like sun
i seem so overcome
how did i get to this condition ?
that i don't mind waiting around for
because all of day... it's mine !