10/30/2003

gue paling NGEH ! di boongin ... mangnya gue bego apa ?!

firasat itu .... ternyata benar

10/20/2003

yeah ! pemabawa acara di semua acara, resmi? sini! gila? boleh! funky? hoho sapa takut?! ya..itulah kadoku untuk 25 tahunnya, gak usah bilang capek atau apa aja yang terasa. semua udah bekerja keras dan baru saja kita nikmati hasil dari seluruh butiran keringat yang kita kucurkan. aku memang pemain dibagian lapangan, bukan pengatur strategi yang berkutat dibalik layar. bukan siapa yang lebih banyak berperan tapi kebersamaan yang membuat semuanya tetap berjalan.
hei ! jangan iri aku menjadi salah seorang mahasiswa berprestasi, iseng-iseng ternyata memang berhadiah. modal ipk 3,2 dan seabrek kegiatan membuahkan hasil. cuma ? apa aku bisa kenyang dengan makan piagam doang ? ah tau lah... tunggu hari selanjutnya semoga saja dipanggil untuk mengambil beasiswanya. kalo saja nanti ini menjadi bagian para opurtunis,ya mungkin kata-kata ku bakal keluar dan berdo'a saja tidak terlalu hebat efeknya. tapi aku tak yakin...

lihatlah dunia bahwa aku bukan pecundang ! bukan juga benalu !
masih ingat setumpuk cerita masa lalu yang tak pernah ku isi lagi, hehe ... mangnya lagi sibuk yah? bukannya sibuk tapi lagi males ... titik! jangan ditanya kenapa.
ok kita mulai aja ... jangan ditunggu lagi, karena gue paling ga betah disuruh nunggu.
Sejak berpindahnya studio yang membuat ketenangan gue sedikit terusik sampai sekarang kembali ke belakang monitor menunggu para pelanggan untuk ngenet, banyak banget yang terjadi terlewati bahkan sulit untuk dipahami.
Ruangan sekecil itu masih saja kita inginkan...berharap ada satu harapan lagi bahwasanya dia takkan mati, mungkin. loh kenapa mungkin? ya..mungkin gak akan mati ... tapi hidup tak bergerak,trus kan sama aja tho? tau lah, jalani aja.
hari itu semuanya terangkat sudah, ada okho,uun,azis,besti, dan aryo trus malemnya ada kemon ama pempek. bergeser sudah ke arah ujung deket got dan parkiran sana. apa yang gue pikirin pertama kali ? anten ! nah lho mo ditarok dimana tuh anten, sejenak baru mo bersihin ruangan itu bapak disebelah sudah nyorocot gak karuan...jangan digenteng bikin bocor tau ! nah lho ?! mampus dah...tapi tu orang mang dasarnya suka bikin kaget kali ya,dia malah nimpali lagi ...tuh ada tower di dewan ambil gih! haha siap boss! ceria lagee.
berminggu-minggu bahkan lebih sebulan gue gak mengudara, bolak balik sms nanyain kapan mo siaran lagi. mo gue jawab gimana? lagian pulsa udah 123 teknik beneran. eh gila apa ! mo beli pulsa pake dengkul ?
break dulu ... nih keyboard kaga ada hurufnya

9/10/2003

kutawarkan diri menjual suara ini...yah semoga saja mereka menerima, semoga saja ! karena terlalu lama aku berharap dan menunggu sebuah ketidakpastian sedangkan aku semakin butuh untuk menutupi semua kebutuhan yang harus kupenuhi sendiri. aku bukan peminta dan aku juga bukan pekerja tanpa bayaran. aku masih punya sepuluh jari tangan, satu mulut untuk bersuara dan satu kepala untuk lakukan yang terbaik jalani semuanya.
dan tadi malam satu persatu sudah ku gotong semua, entah apa saja yang terbawa mulai dari perasaan enggan sampai kegundahan karena harus pindah ke lantai 2 itu. setidaknya aku masih punya sebuah harapan disana, namun aku masih ragu apakah itu akan menjadi sia-sia ? mungkin saja tidak, kenapa ? karena aku masih ada tempat untuk bernaung, walau hanya sendiri..ya..sendirian ! dan pertanyaan yang selalu kulontarkan takkan pernah terjawab ... dimana kau teman ?!
aku akan menutup semuanya dengan ... untuk apa lagi menunggu, selagi aku masih bisa kerjakan semuanya sendiri...ya sendiri untuk saat ini .. "let's move!"
nomaden
liar...! dan sungguh entah akan berada dimana lagi untuk beberapa saat kedepan. aku hidup...100% masih hidup,dan sepenuhnya masih bisa menikmati segelas nutrisari sambil nonton tv. apa itu masih kurang ? heh ... untuk itu aku sering membunuh bermacam perasaan, siapa aku ? sebagai apa aku disini ? nothin !

i don't belong here!

9/02/2003

maaf aku tak bisa menemani, sebuah kebetulan ?. kita saling ngotot, aku rela tinggalkan tapi kau takkan menyapa. ya... itulah kita ! terkadang terlalu susah untuk mengalah. sedang apa kamu sekarang ? sendiri ? perjalanan yang tak pernah sekalipun kau jalani seperti ini. aku tau tempat itu tak seberapa jauh, cuma aku ga tega melihat kakimu melangkah sendiri menyusuri trotoar dibawah terik sinar mentari diselimuti asap dan debu yang menutupi pori-pori. ah ... semoga kau tak meringis, mengeluh bahkan bingung mencari jalan kemana arah menuju pulang.

pembelajaran diri untuk mandiri ...

8/31/2003

apa yang mengganjal dalam kepalaku semakin berat saja, hitam seperti awan malam yangmenjubahi bulan dan semuanya menjadi kelam. Aku terhujam barisan kata beribu bermakna, tertuju jelas pada lingkaran sukmaku. eh... aku ini terlalu bodoh untuk memperkosa kata didepan sejuta mata. karena begitu banyak yang masih tersisa. Aku telah menyadur cerita pada halaman pertama tahun ini, merekatkan keyakinan bahwa aku akan membuatnya terkapar ! ya...disana aku berkoar, berusung lapar ... namun aku yakin tak kan pudar

8/29/2003

selamat pagi buat hari yang tak pernah lelah. sederetan cerita mari kita tuang dalam lembaran demi lembaran yang sudah disiapkan. senja itu isi kepala ku tumpahkan diatas meja 45x45 cm,aku ingin isi kepalaku sedikit kosong ... itu saja !
tunggu...tunggu dan tunggu ! heh jawaban yang semestinya tak pernah kutunggu, masih patutkah kuacungkan sebuah harapan ? dimana terlalu susah untuk diminta sebuah perhatian ? aku tak mau pantatku jamuran untuk menanti "jalannya" roda yang sudah siap untuk keberangkatan.

8/20/2003

hei...! seharian yang berlalu barusan saja,dan semuanya telah terbungkus dalam kertas kado. bukan hanya senyum ceria dan tawa bahagia tetapi juga dering telpon yang menunggu perubahan hari sambil berucap berat karena kupaksa kau terjaga ! beberapa jam tanpa suara atau rindu panggilan, 2 bungkus batagor menemani obrolan hangat di samping meja seirama dengan arah tubuhmu yang ikutan beralih posisi menyampingiku.

Sekian waktu aku mengumpulkan sajak-sajak yang bergejolak dalam benakku yang terus saja tumpah bersama ketikan yang tertuang dilayar putih itu. tinta-tinta yang teratur membuat sajak itu bisa kau baca dan entah jam berapa untuk pertama kalinya.
putaran roda yang bergulir begitu saja membuat gemetar lutut-lutut kita karena angin malam menampar seluruh tubuh yang walopun sudah terbalut jaket tebal. namun masih menusuk tiap senti ukuran tulang kita dan menggigilpun menjadi sebuah irama yang kompak. dua piring nasi yang separohnya kau tuangkan untukku bahkan lebih ... hehe cara yang unik membuatku agar tak tampak kurus, tak ada paksaan bahkan malah canda yang ikut tertelan bersama 2 gelas es teh dan lalapan. kita hilang diantara keramaian dan kitapun tak mau kalah menghilangkan keramaian itu dengan obrolan yang tak pernah berhenti.
di dekat pintu yang sedikit bau,obrolan yang terlantar kita lanjutkan sebentar ... aku balik...dan daagghh. semoga besok masih ada ... dan saat ini mungkin kau sedang membaca :

21 jumadiit tsani / 20 Agustus 2003

Pagi …
hari lahirmu dikabarkan embun, angin menggugurkan dedaun, disaat azan subuh kian mengalun
Siang …
selalu ada pucuk dikirim sinar mentari, menandai sejuta harapan untukmu, jangan biarkan derasnya huruf-huruf sedih, berbaris ,melaju,menusuk ke jam hatimu
yakinkan kenangan akan menjadi pupuk memekarkan kuncup bunga, semerbak menumbuhkan jiwa
Malam …
katakan pada setiap waktu, dalam genggaman detik, menit demi menit bahwasanya dzat maha segala maha ada selalu menjaga, bersama berjuta untaian do’a terbungkus sajadah
Untuk hari-hari yang selalu berganti…
biarkan segalanya menyelinap diam-diam, dipahami tanpa kata-kata, sebuah keberadaan realita rasa, semoga tetap ada untuk selamanya.

SELAMAT ULANG TAHUN

hilangnya satu tahun usia
bertambahnya satu tahun umur
semoga menelurkan makna yang tak sia-sia

8/14/2003

kemana saja ? kok gak pernah nongol di udara lagi ? kapan siaran ... kita pada nungguin lho...
berjubel pesan singkat itu muncul dalam layar kaca 4x2 cm, aku ingin bicara balik tapi ... maklumlah sampai detik ini aku belum gajian. hari ini masih separo bulan kerja dan masih banyak yang bertumpukan di depan sana untuk aku selesaikan. Sebentar lagi kudu bayar kuliah, so mana yang mesti kudahulukan ? menghibur atau bekerja ?
tak perlu kutulis jawaban atau malah kubantu untuk menjawab, ada kalanya aku ingin bersamamu tapi ada kalanya juga aku harus perhatikan diriku sendiri

maaf jika aku saat ini tak lagi menjadi teman sepimu dalam gelap malam yang engkau tak mampu untuk lelapkan mata

8/13/2003

huahahaha ! blar ! ketawa ku lepas ... padahal belum mandi sama sekali, 570xxx yang kutekan dari pelataran rektorat membuatku semakin bersemangat aja utk menghadapi hari ini. 10.30 siang masih pantaskah utk sebuah kata "pagi" ? atau malah terlalu cepat untuk bangkit dari pembaringan setelah sekian lama otot-ototku kaku dari sore sampai dini hari.
satu ketawa ku lepas dan memang tak berniat ku tahan, entah mungkin sudah berapa bulan terakhir aku tak bisa selepas itu. plong banget rasanya dan gak tau semuanya menjadi serba haha hihi. ops tapi yang itu belom sempat aku posin, ya besok lah gimana mo sekarang udah tutup pos yang didepan sana.
*555# - pulsa anda saat ini Rp 473 berlaku sampe tgl 17 masa tenggang 23 sept ... hehe masih mending dibandingkan kamu yang tinggal 200 an n masa tenggang sampe tgl 20.
rasanya pengen banget hidup gratisan, sms gratis, telpon gratis, makan gratis, tidur gratis, jalan2 gratis ... pokoknya gratis deh bahkan spp pun pengen gratis tadinya ... cuman dah keduluan tutup, siyal dah !
hari ini masih kayak kemarenkah kita bakal sibuk sampe pagi lagi ? ah jangan deh ... katanya ada makan gratis (nah lho bener kan aku bilang ada gratisan lagi) ada yang pada ulang taun... hoho, pengen kayak aku juga ?

8/12/2003

rumah itu kembali kita pugar, yah sudah sekian lama terpaksa kita tinggalkan dan kondisinya tidak beda jauh dengan kapal pecah. hidup baru akan kita mulai, 10 armada yang tersisa dengan kondisi tak semestinya kita harus jalan walaupun harus merangkak lagi... semoga ini bukan lagi impian

dimana berjuta kaki yang kita tanamkan dulu di taman orang-orang [ yang serakah ? ]

8/10/2003

Inikah sebuah pengakuan yang tersembunyi ? disaat aku tak mampu lagi untuk lari dari segalah resah. katakanlah, bahwa itu adalah bahasa isyarat yang tersirat dalam hatimu. sekian lama kunikmati wajah yang antara iya dan tidak. Kini ... aku takkan lagi bertanya pada malam yang sering menusukku di pelataran gelisah. Kubiarkan semuanya mengalir dan meresap dalam setiap tanah-tanah yang kita tanami dengan benih-benih geliat rasa dan asa.
Semasa silam sempat kularikan semua dalam emosi ! tapi ternyata baru saja ... aku tak bisa ! akar-akar itu terlalu dalam untuk kucabuti. Kita tau ini tidak romantis, karena dalam kamus yang terbungkus dalam ruang dada kita tak pernah ada dunia ini milik kita berdua.
Sore itu membuatku merasakan semua yang terpancar dari dalam wajah yang tersenyum renyah, indah... sungguh ... aku tak mengada-ada. aku jatuh lagi di tempat yang tak berbeda dan pada orang yang sama dan semakin dalam. Terima kasih untuk kedatangan, senyum dan ceriamu sore itu ... sungguh aku sangat merindukan saat-saat seperti itu.

tak usah lagi bertanya apa yang ada di hati, karena kita tak ingin rasa itu mati ... dalami,hayati dan nikmati
... semoga abadi

7/19/2003

duniaku kini ?! iya ... begini ! dan ... seperti itu jalannya, tak juga berliku menanjak atau berkerikil tajam. mulus² saja dan terasa datar, mungkin sekali-sekali bergelombang, tak apalah ! itu saja sudah membuat bahagia.

kusadari, semua itu menjadi bagian yang sempat teraih ... sejak berputar dan beredar dalam singgasana cakrawala asa

7/15/2003

kembali kujilat dan kulumat

kita tahu betul bahwasanya telah berubah, ada yang memaksa angin menyelinap dari balik jendela melalui celah-celah yang memang sedikit terbuka. Tadi malam akupun tak sadar jari-jari menggapai seribu macam mimpi sampai aku tertawa sendiri. entah berapa hari ini aku tak membungkus rapi semua do'a dalam sajadah. selalu cepat dan tergesa-gesa hingga satu persatupun berceceran tak sampai ke tangan Nya. apa yang membuatku gundah ? pada angin yang mengintip masih sempat kukatakan "aku baik-baik saja". padahal kakiku yang berpijak terasa goyah.

Mungkinkah aku berkata "dunia ini hanya akan tinggal air mata ?".

kembali kujilat dan kulumat cerita masa lalu, disana terlukis wajah kesabaran, diam dan tenang

7/05/2003

dan mereka pun berserakan bagai orang tak punya harga diri, aku merintih dan lihat dunia itu menjadi tuli. kenapa selalu hidup diantara iya dan tidak ? kenapa tak pernah ingin memilih iya dan sekaligus mengatakan tidak. maka jadilah seorang manusia yang bodoh ! melakukan semua ketidak jelasan. menikmati ? haha ! klise tercantik yang selalu menampik dalam ruang dengarku. disisi mana kau bisa menikmati sedangkan kejelasan itu masih sebuah fatamorgana ?
suatu saat kita ingin bercerita bahkan bercinta, namun dari mana kan kumulai ? akan berperan sebagai apakah aku ? bisa jadi kau ingin aku sebagai seorang arjuna. Tetapi arjuna semalam untuk apa ? karena besok cerita dari mulutmu berubah lagi ...

hidup itu dinikmati, tapi bukan menciptakan kondisi seperti ini

6/26/2003

Ha ha ha ! aku mengudara ... 95,7 Mhz membawaku kemana-mana, tapi kenapa mesti sendiri ? ah sudahlah ... yang penting ketawa ha ha ha ! mungkin yang katanya "orang gila" tak ada lagi di studio ini atau emang udah pada lari terbirit² ? melihat semuanya dah idup kembali ? kalo iya aku yang gila atau mereka ?

ok ... masih di 95,7 TEUBFM ... kamu masih bersama padang kali ini, diajang yang gue sendiri bingung namanya ajang apa tapi yang jelas gue cuma pengen cuap² aja ... hehe.. peduli amat ama lu yang udah bosen dengerin gue lha wong ga ada lagi yang siaran ... dari pada gak ada ? masih mending tho... oke gue gak mau manjangin mukodimah lagi.. terusin aja gih dengerin yang gue puter berikut... chek this out babeh !
gue bingung gue sedih ... gue ... kehilangan ! oh my host dot eska !

6/21/2003

http://www.host.sk/user/?err=no_auth

asuuuu !!!!!

6/20/2003

"minal djinnatiwannaass..." tanpa terasa semuanya menjadi kabur, mataku berkaca, suaraku berserak, hatiku berdentum, nafasku memburu, denyut nadiku berpacu ... dan aku pun tersungkur disaat bacaanku singgah di terakhir suratMu yang ke 114 ... terima kasih ya Allah atas izinMu,rahmatMu,karuniaMu,ridhoMu aku selesaikan 30 bagian kumpulan wahyuMu.

biarkan air mataku mengalir tanpa henti ... karena bahagia singgah di hati

6/16/2003

menjadi kaum tersisih

Untuk sekedar mengeliatpun aku terkadang resah, namun itulah hadirnya duniaku kini. Beberapa perjalan membuatku semakin asing begitu juga salak anjing yang semakin nyaring di kuping. Kuhadapkan wajah dimana aku tak lagi berurusan denganmu, cukup di malam itu saja !

jangan lagi rasa sungkanku kau kubur, tapi apakah mungkin ? perlahan terasa sekali kau buat aku sebagai adam yang terusir dari negeri yang jauh. Senyeri luka yang menyayat ke dalam dadaku yang tak henti dengan segala tatap mengoyak,memporakkan bersisa perih mendidih. Sekian lama ingin kugapai harapku, kusangkutkan anganku, kutitipkan mimpiku hingga hari-hari mulai lusuh dalam gelisah waktu. namun ... terima kasih untuk semua patah katamu itu !

karpet merah ini menjadi saksi dimana aku telah menjadi kaum tersisih !

6/15/2003

begitu juga aku

Semoga sakit yang kurasakan ini, suatu saat kau juga merasakannya. dan aku tak bisa menjamin apakah sama bahkan mungkin lebih sakit dari apa yang menusuk ke dadaku saat aku berbaik hati untuk orang-orang yang membawaku kesini.

Terima kasih untuk semua yang keluar dari mulutmu, maaf aku tak membalas apa yang kau tulis kemaren karena semuanya sudah aku maafkan. tapi maaf dariku semalam itu aku terlanjur berdo'a ... maaf juga kalo seandainya yang kuminta itu terkabul. kita sama-sama manusia, kau bisa emosi ... begitu juga aku !

6/04/2003

ya.. ini dia hidupku satu setengah tahun yang lalu. masih jelas teringat disaat carrier eiger bergayut dipunggung berjalan berkilo-kilo hanya untuk mencari dimana aku akan tinggal untuk tidur sekejap mata duduk dipelataran parkir sambil menatap matahari condong kemana dan menghitung kotak-kotak ubin sambil mikir dimana aku tidur. dan sekarang semua itu terulang kembali... ha ha sudah biasa ! semua orang bakal bilang hidup itu kadang kala diatas dan kadang kala dibawah, bagai roda yang berputar yang entah sampai kapan naik karena belum sampai ketengah balik lagi kebawah... yah itulah hidup ! katanya sih begitu ... ?!
ok ... selamat deh buat mereka masih punya satu pegangan untuk bergelantungan, atau bagiku sendiri yang masih punya satu ruangan yang mungkin sudah lama sekali kutinggalkan dan sekarang mau ku rame kan lagi. aku tak berpikir lagi apakah kita masih bisa untuk bersama karena datu persatu sudah berusaha mencari jalan mereka masihng-masing. namun jangan ditanya tentang aku ... yang jelas aku disini mencari tongkat estafet hidup yang terjatuh atau malah memang dijatuhkan atau juga ikut berjatuhan, yang jelas itu sudah ada yang mengaturnya.
untuk mu yang menjadi tempat dimana aku tuangkan semuanya ... terima kasih, tidak ada orang yang bisa membuatku begitu lancar berceloteh buyarkan semua keluh kesah, gundah bahkan kau sempat bilang stress dan kau menjadi perdengar terbaikku saat itu. sungguh tak ada yang lebih yang kuharapkan selain kau dengarkan pada saat semuanya memang menjadi kenyataan ... aku pengangguran !
Tidak ada orang yang bisa membuatku menjadi iklash untuk melepas semua dikala aku menggebu untuk berontak bahwa itu semua tidak semestinya dan tidak masuk diakal.
.... ( maaf aku belum bisa lanjutkan karena aku ngantuk ! selamat malam ... mari kita tidur dan bermimpi yang indah, karena hidup terlalu pahit untuk dinikmati )

6/01/2003

Pernahkah kau berdiri mengangkang diatas puing yang dihancurkan oleh tangan-tangan serakah dibalik itu nadimu untuk tiga,dua,satu kali kedepan itu masih disangsikan untuk bisa berdenyut... dimana harapan itu bersisa ?
Pernahkah kau merasakan disaat pola sederhana kau coba goreskan lembaran hidup namun entah angin dari mana menerbangkannya dan jangkauanmupun tak sanggup menggapainya lagi... dimana peta hidup itu ? aku masih buta
Pernahkah kau membuat pondasi, batu pertama telah kau tancapkan kemudian batu kedua .. disaat kau meletakkan batu ketika ayunan martil sang punya tanah memporakporandakan itu semua... dimana rumah yang menjadi tempat tinggal ?
Pernahkah kau menganyam tali bersama beberapa orang dan kemudian sudah berbentuk jaring yang bisa kau jadikan untuk menangkap ikan, dan disaat kau dan temanmu menjadikan agar lebih besar lagi sebuah gunting memotong talimu satu persatu bahkan semuanya ! dan kau pun hanya bisa ... dimana penghidupan yang akan berada ditangan ?
Pernahkah kau menangis bersama melihat runtuhnya singgasana dari gubuk derita ... dimana saudaraku ? semoga masih bersama dan tak perlu lagi mencari arti kata keluarga atau malah menjual arti kata persahabatan

Kita tertunduk dibawah bendera yang tak mungkin lagi berkibar, kalah ? Kita terpaku dibawah atap yang terbakar, resah ? Kita tersedu diantara hati-hati yang terkapar, lelah ?

NB : untuk kau yang duduk entah di lantai yang keberapa ...
Aku punya satu do'a yang hingar !
Aku punya satu harapan yang bingar !
Aku punya satu kata yang menggelegar !
dan DIA punya karma yang menampar !
sayup-sayup denting gitar jam 2 pagi itu masih terdengar nyaring, namun nada-nada itu sudah menjadi sebuah penghayatan jerit tertahan. . Kau sering berkata bahwa kita harus mampu menjadi orang kaya saat kita tak memiliki satu apapun, dan kita harus mampu menjadi miskin saat kita dalam keadaan kaya. Namun kita tak pernah sadar betapa telah lelah membangun kerajaan puisi, sia-sia kah yang semua telah menjadi puing ?
Kepalaku adalah keranjang yang mencoba manampung setangguk air, tetapi bulan itu sudah penuh dan kembali menyusut ... menyabit menjadi musuh matahari di sebrang jalan. Ketika cermin itu berbalik dan cahayanya menusuk lobang yang pernah kita gali dan belum sempat kita tutupi, semuanya menuju kesana. Yah... mungkin akulah menjadi saksi pertama disaat bumi mulai bergoncang.
Aku sempat mencoba untuk tertidur dengan mimpi sekaligus mendengkur, tapi itu hanya sebuah klise ! berusaha menjadi pejuang namun inilah sang terbuang. Adil ? mungkin untuk para topeng yang telah luntur, tinggal debu yang tersisa di klilip mata
lalu pedas yang dirasakan itu kita ingkari sia-sia di mana genggaman tangan bersama yang sempat kita simpan.
Tapi sudahlah hari itu memang keranjang tak berjala, dan semua air biarkanlah mengalir mencari dimana tempat ternyaman. Karena kita seakan tercipta memang diam dan tak satupun yang berani untuk berontak ... dimana mulutmu yang sering kau asah itu ? atau lincah gerakan jarimu menari menekan tiap tombol bahkan tiga puluh dimensi pikiran yang sempat kau utarakan hanya sebuah teori belaka ?

5/31/2003

Aku ngantuk ! yah ... aku cuma ingin tidur... tapi ?,
dan aku tak ingin tidur ku diganggu karena sewaktu bangun nantinya
aku harus mengganggu pikiranku sendiri untuk berfikir dimana aku akan tidur pada saat 15 jam kedepan.
Aku ngantuk ! yah ... aku cuma ingin istirahat ... tapi ?,
dan aku cuma butuh beberapa jam agar kepalaku ringan hingga pada saat terbangun nanti
kepalaku mempunyai ruang yang cukup untuk menerima "pusing" yang pasti datang
Aku ngantuk ! yah ... aku cuma ingin sebentar saja menutup mata
agar mataku sedikit jernih melihat hal yang pahit pada saat membuka mata melihat dunia.
Aku ngantuk ! selamat malam dunia ... biarkan aku sejenak terlelap karena besok aku kembali bersamamu
dan yang pasti jauh dari sebuah kepastian !

5/30/2003

B L A N K ! ! !

5/26/2003

Kembali kulumat cerita usang mu itu ...
bukan kah sudah kukatakan padamu ? untuk apa semua ini, jikalau satu saat nanti kau tak bisa hadir. pelupuk-pelupuk mata yang menunggu memutih isyaratkan lelah diwajah-wajah susah. Mungkin kau tak peduli ... tapi aku ?
Mengerti tau tidak bukan satu alasan dimana setiap saat jalan itu ditapaki perlahan ... kau tau ? semua itu bisa terjadi dan kita tak bisa pungkiri. sudahlah... dunia ini memang berbeda, dan tidak diciptakan untuk makhluk yang sama.
secangkir kopi itu ku teguk, hangatkan malam ?
duduklah disamping perapian alam pikiranku dan mari kita bicarakan sesuatu yang baru, bukan masalah yang kemaren atau hal yang membuat kita ingat masa lalu. keluarkan semua lembaran barumu dan silahkan engkau tulis... apa saja, ya... apa saja...! dan aku kan berusaha untuk membantu temukan cara melakukannya. Mungkin ini untuk pertama kali kita lakukan, namun belum terlambat bukan ? katanya hidup itu masih panjang ... so kenapa kita berusaha menguak masa lalu, yang sebenarnya dia tak mampu berikan ap ayang kita mau .. iya tho ?!
kau tau ? aku kentut tujuh kali ... pertanda sehat atau memang perutku tak lagi mau kompromi dengan angin seperti itu. Dan semua pertanyaan itu terjawab disaat aku keluarkan semuanya di kamar ukuran 2x3 itu. baunya bikin aku sempoyongan ... nah itu dia !

5/25/2003

laba-laba itu membikin jaring, perangkap dalam hatiku ? hati yang terbilah menjadi sembilan fase, namun badai itu terlewati juga ...
ya begitulah, kembali tanpa sadar semuanya terulang lagi dari balik jeruji yang sempat yang sudah kupatri. tapi kenapa kembali terjadi ? aku tak punya jalan begitu juga peredam, bahkan kali ini lebih kejam. Semua masih kusimpan dan akan ku buang ? masih enggan !
Pertanyaanku dari tiga kali berturut-turut sampai malam inipun belum terjawab sama sekali. aku hanya dikasih sebuah petunjuk dan entah sampai kapan aku berkutat dengan peta yang arahnya belum ditemukan. sepersekian derajat berputar namun dorongan berkilah lebih besar, akhirnya menggelegar. Api itu kuhidpkan sendiri dan satu persatu kubakar bersama naiknya mentari menjeang siang hari. di pelataran waktu yang berhitung sekian kali terhitung genap tiga kali dan takkan kubilang ganjil untuk bilangan itu. Meronta dibalik kaca hanya desah nafas yang tersisa, lainnya ? tertawa, berdansa dan bercanda.
lunglai sebagian terkulai dan hari ini pun tak sempat kumulai, biarkan saja atau terima apa adanya atau malah itu memang sudah karmanya ? lidah lidahku beku untu kmerujuk semua kejadian itu kembali di hadapanmu, mulutkupun terkunci untuk memohon sebuah kata maaf tetapi malah aku berdalih kenapa aku begini dan bagaimana caranya untuk mengatasi semuanya ? dan aku yakin itu hanya dalih dalih yang ku usung agar aku merasa tidak bersalah, kenapa aku begitu ?
tangis yang terbuat dari untaian semalam bahkan sedu sedan yang merasakan penyesalan itu kemana perginya ? aku heran ... apakah ini sebuah permainan atau memang jalan menuju ketentraman ?

5/22/2003

what's wrong ?

5/21/2003

1 TAHUN SUDAH ! 22 TAHUN BERLALU ! 6 TAHUN AKU MERINDU !

... sampai kini ?!

aku masih semayamkan semuanya,
aku masih pupuk tempat tumbuh nya,
aku masih bersihkan rumput pengganggu di tanah sekitarnya,
aku masih pangkas dedaunan dan ranting yang layu di batangnya,
aku masih siram setiap pagi dan petang tepat di pangkal pohonnya,
aku masih aku pagar rapat lingkar di sekitar merindukannya,
aku masih jaga agar tumbuh kuncupnya,
aku masih melihat perlahan mekar indahnya,
aku masih menghirup dari kejauhan wanginya,
aku masih berharap suatu saat nan di ijinkan untuk memetiknya,

untuk dua puluh dua yang ke dua puluh dua nya dirinya,
bahagia itu memang sepantasnya dia terima,
dan aku ...
masih berharap dia bahagia untuk selama nya,

duapuluh dua antar sekarang, aku dan dia.
hanya ada satu kata !

5/19/2003

pernah !
dan aku pun berlari ke dalam rimba yang tak tahu arah, disana meronta, disana menggema ... hei ! aku masih disini, bukan dalam alam yang berbeda dan bukan pula dalam hayalan. Bukankah cerita usang itu pernah terusung ? dan untuk apa lagi ? tidak cukupkah segenggam mesiu meledakkan dan membakar hati-hati yang teriris ?
duduklah di depan perapian itu, coba hangatkan suasana yang mulai membeku ini. teguk lah secangkir kopi hasil racikan tangan orang yang mencari sesuap makan.
mari kita seret alur jiwa ini dalam sebuah plot kejujuran, tengok lah malam itu tak pernah berbohong tentang apa saja. bisa kah rasakan ? goncangan semua kutuk do'a mu waktu itu ... luka yang tak kan pernah terungkap dengan kata-kata dan tidak menyisakan sepenggal tanda tanya. dan tiba saatnya dia mencoba untuk kembali ... ingin meraih ... melemparkan sumpahmu itu ... meratapi semua keangkuhan ... untuk kembali merengkuh semuanya, dan tanpa disadari ludahmu dulu kembali dia ajukan agar kau jilati lagi... dan kau pun ? merasa ingin untuk ...
inikah arti dari sebuah prinsip yang pernah kau banggakan ?
Aku sendiri pun sering menangis merasakan seandainya serapah itu meloncat dari mulutmu untukku. Segitu parahkah luka hati ? dan bukan untuk sekali... aku begitu mengerti ...sangat mengerti ... bahkan aku sendiri yang merasai saat semua itu terjadi
Kita mencoba membuat bola kejujuran dari pintalan benang, berputar menjadi semakin besar, terus menerus menjadi besar sampai akhirnya aku dan kau terkapar ... lelah ?
Perjalanan itu belum saatnya diselesaikan, tangkap setingkap mimpiku sebelum wudhu membasahi semua raga yang terlelap dalam rengkuhan malam.

sudah kudapatkan orang untuk mengerti rindu yang sederhana ini, dan jalan sunyi itu takkan kulalui ... karena kau bersamaku begitu juga aku

5/14/2003

Aku malu ! Malu sekali rasanya ... lupa mengucapkan selamat di ulang tahunmu ...bahkan sempat membantah, andai waktu itu kuputar kembali. Sekarang diseberang sana mungkin kau berucap lirih inikah kado ultahku ?
tanpa kesan, lantunan, bahkan hilang bersama hari yang tak berujung ... oh maafkan aku ... apakah masih layak disebut sebagai ummatmu ?
Muharram - Safar - Rabiul-awal - Rabiul-akhir - Jamadil-awal - Jamadil-akhir - Rajab - Sha'ban - Ramadhan - Syawal - Zulkaedah - Zulhijjah

Awal Muharram bermulanya Hijrah
Safar hindari amalan yang salah
Rabiul Awal Nabi diputerakan di tahun gajah
Isra' dan Mi'raj di bulan Rajab
Sha'ban tingkatkan amalan
Berpuasa di bulan Ramadhan
Berhari raya di bulan Syawal
Ibadah haji di bulan Zulhijjah
Juga menyambut Aidiladha

5/12/2003

tunggu saja

Inikah akhirnya ? inikah buah dari semua yang ditanam selama ini ? goresan itu benar-benar kembali kau ukir dalam pelupuk hatinya, berdarah dan mengucur tepat membasahi kulit jantung .. perih ! tak cukup sekalikah untuk menusuk,menikam sebongkah rasa yang tak semestinya kau sakiti ?
aku bukan lagi tak habis pikir tapi memang tak mau mikir dengan segala alasan itu ... yang jelas tak bisa terima !
tertawalah selagi kau masih bisa, dan terbahaklah dengan segala pengakuan itu, dan mari kita lihat ... antara dia dan kamu, aku menjadi saksi ! siapa yang akan terkapar.
sumpah serapahku mungkin tak kau dengar ... hingga suatu saat kau akan rasakan hingar bingar ! karena karma itu benar ... tunggu saja

untuk orang yang menggores luka dalam darah saudaraku

5/10/2003

jejak-jejak yang riuh datang dari matamu membaca batu-batu dijalan sunyi kita mengukur sesuatu yang tersuruk di lantai sumur, mungkin tenggelam dalam lumpur. suatu ketika nanti bukan hanya separuh malamku serahkan padamu tapi sepenuhnya. benarkah kesenyapan itu akan datang ? lalu dimanakah kita jalankan roda yang baru saja berputar ?

5/09/2003

ku patahkan semua huruf yang kau eja didepan mata kepala. entahlah ! satu kata penutup yang terucap, sebentar lagi aku akan mendengar lumpur-lumpur berkecipak. Ah ... tak sanggup lagi membiar dan cegahpun menjadi gundah berulah ?! begitu sering mata dan telingaku menjadi saksi mati,
Benarkah semua itu datang dari kesenyapan yang tak kunjung usai ? lalu dimanakah cerita ceria gejolak gelora membara didada yang pernah singgah ? klise dan kamuflase !
tiktak waktu dan detak bandul jam selalu menjemput setiap putaran roda yang kau putar itu. Sekarang ? berceritalah di alam dongeng, membakar perapian ... bergemuruh ... gaduh ... dan tertawa terbahak-bahak. Dan lihat ! 2 bocah yang yang haus kasih sayangmu *terlelap-tersenyum-pulas-bermimpi* bahwa masa depan yang indah itu ada bersamamu ...
akh ! aku tak bisa bayangkan ... disaat mereka terbangun ... terisak ... meratap ... merintih ... bahkan menjerit betapa perihnya !
itukah yang kau rancang saat ini ?

tak semestinya aku berkata begini ...

5/08/2003

bahagiamu bahagiaku

Kenapa kau ukir namaku di ufuk jingga ? hingga angin selalu kabarkan rindu itu padaku. kau selipkan dalam bayang kerudungmu bahwa aku bagai matahari yang setia pada pagi, kita telah rangkai bukan hanya tiga kata, tapi lebih dari berjuta makna.

Ini rindu yang kau untai dalam degap jantung kananku sambil menyeret langkah dengan kesabaran seekor kura-kura, sehelai demi sehelai kau pungut untukku lembaran harapan yang pernah terbuang bahkan dianggap telah usai. Aku tak akan mengubah warna senja yang akan menjelma, karena disana bahagiamu bahagiaku berada ... selamanya

5/05/2003

adalah kegelisahan yang menyelimuti disaat semalam tanpa bercinta denganMu, adalah kegundahan yang menyetubuhi disaat semalam tanpa menyebut namaMu, adalah kesuntukan yang menari disaat semalam tanpa mencium tersungkur dibawah kangkang langitMu ... maafkan aku telah berlalu dalam lelap
oh sungguh malam ini aku ingin memadu rindu denganMu, isyaratkan kata cinta yang menggundah didada dalam isak mendesak resah, mendekap dingin nyalakan bara dan disana menjelma bersenggama dengan doa-doa.
masih adakah ruang untukku bersemayam dalam sepertiga malamMu ? sementara begitu banyak yang berpeluh menghirup debu untuk sebuah kata ridho dariMU ... masih pantaskah aku menggapai sebuah kata kasih yang ada padaMu ? ungkapkan semua gundah, gelisah dan ingin kucurahkan semua akankah Kau dengar ? ... oh jawablah

5/03/2003

Dibalik senja tanpa goresan debu kupu-kupu ungu hinggap di ranting-ranting,meresap mabuk dari tetesan madu bunga-bunga yang mekar, dari malam telah tercipta sebuah belaian. denting melodi dari jemarimu menjelma di depan taman bunga, tempatku membunuh rasa yang kusam masam. taman yang kau semayamkan kembang, seperti dirimu masih disana tentunya memberi wangi malam temaram,setia,semerbak kau lesatkan melewati angin yang menderu-deru,kabut yang raput,gelap yang pekat. mata batinku mampu menatapmu. seperti kutatap engkau pada malam-malam dimana rembulan bernyanyi.
aku masih berjalan di dataran menyibak kerikil yang bertebaran, senyummu yang tersimbah di siang yang gersang itu menghantarkan aku pada oase yang berada di ujung pelataran sudut meja itu. senja tak menggores luka yang memanjang, hei dimana kita ? kaki kaki kalajengkingku terasa berderak disaat melangkah.. terseok ? sejenak aku terdiam ... ternyata masih jauh.

5/02/2003

kita lagi duduk, kita yang lagi natap layar, kita barusan abis sarapan, kita abis jalan, kita yang lagi denger linkin park, kita lagi minum teh, kita lagi pake ijo kuning dan item, kita yang tadi sempat cerita tentang kejadian semalam, kita yang ... masih banyak lagi tentang kita
"hallo" diseberang sana bersuara
"hallo juga, gimana kamu punya kabar ?" aku sudah paham dengan suara yang tak begitu berat.
"tidak begitu baik" sebuah ungkapan yang biasa kudengar
"kapan dunia ini begitu indah dalam penglihatanmu ?" inikah hasil hidup bertahun-tahun di dunia yang penuh dilema ?
"entahlah ... mungkin seratus tahun lagi atau mungkin disaat aku menutup mata" hidungmu mampek sedikit kau hisap
"bolehlah, so ?" aku tak ingin berkata lebih jauh
"ah sudahlah ... aku pergi dulu,bye !" klik. tut...tut...tut...

hm...jelas langkahmu berat membawa sesosok tubuh yang terkadang angkuh, aku tau semua perbedaan itu tak muncul. berjalanlah dijalanmu, suatu saat kau butuh kembalilah kesini ... aku menunggu.
beralih..
"Aku diganggu !" pesan itu ...oh !
ya rabb apalagi yang membuatnya takut ? masih kurangkah gangguan semalam yang membuatnya tak bisa nyenyak ? aku bisa apa ? ya rabb aku serahkan semuanya padaMu, aku butuh pertolonganMu ...

4/29/2003

gerah ! ingin ku tantang gerimis .. yang datang padamu, luka kemaren baru saja menganga tak semestinya bersimbah tapi kenapa dia tetap saja berulah ? Ingin ku lafazkan kata-kata yang terkunci ini dan tumpahkan di wajahnya, agar gundah mu tak segalau nafsu matahari yang angkuh berdiri sendiri ! izinkan sebagian suntuk itu kepeluk. supaya kau tak lagi merikuk dalam ke "TIDAK" an mu.

untuk saudaraku yang tersakiti ...

4/25/2003

Apa yang kau pikirkan disaat aku menjadi seorang pecundang ? bukan ... bukan itu ! karena terlalu muluk, bukalah sebuah sudut pandang yang wajar yang terbebas dari ikatan yang dibuat-buat. hei ! kita ini petualang ... tau ?!

4/23/2003

piuh ! ini blogger napa sikh ? ga mo posting mulu ... awas klo gak mau lagi

... goresan usang 3 hari yang lalu dan hampir saja terbuang karena susah untuk dipajang

Sayang ... apakah nafasmu disana masih terus menghembuskan asmaNYA ? apakah kau selalu merindukan belaian kasihNYA ? hingga tanpa sadarpun kau meneteskan air mata ?
Sayang ... padaNYA kita titipkan sebuah rindu, karenaNYA kita simpan sebuah rasa, untukNYA kita ingin bersama.
Semoga DIA mendengar apa yang menjadi lantunan dalam telapak tangan yang tergadah bersama malam yang tak ingin kita lewati begitu saja.
Semoga DIA merestui apa yang kita pinta dalam ribuan berbait doa yang sama dan tak putus dalam satu masa.
Semoga DIA mempertemukan aku dan kamu ... dalam kita ... semoga.

4/20/2003

Ya Rabbul Izzati, sekian lama aku mengembara mencari cinta. Terperosok aku dalam kubangan rindu bersulam palsu. Pedih jiwaku, gersang ragaku. Tapi aku tak pernah berhenti memadu rindu, karena ku tahu cinta sejatimu adalah musim semi dalam jiwaku.
Allah, kuberharap pengembaraan cintaku membawaku pada sebuah taman. Menuju ke sana, kulalui dengan tertatih-tatih. Kadang terpikir olehku untuk menuntaskan jalan itu agar aku segera sampai. Tapi yang kutemui hanyalah taman yang gersang dan tandus di bawah panasnya terik matahari yang menyiksa jiwaku.
Rabbku, telah kupenuhi panggilan-Mu, membawa tubuh ringkih ini melewati jalan yang Kau kehendaki. Telah kucoba melepas segenap yang aku mampu untuk mengatasi beratnya medan yang menghalang. Telah coba kuatasi sedapatnya panasnya hari-hari kulewati.
Namun ampuni aku ya Rabbi. Betapa seringnya hamba tertegun ragu, untuk melanjutkan perjalanan yang panjang ini. Semuanya memang dikarenakan kelemahan hati ini yang masih saja berharap mencicipi kenikmatan duniawi.
Kinipun hati yang peragu ini masih diguncang gundah. Akankah Kau terima buah karya tangan lemah ini? Akankah Kau hargai, apabila saat ini hatiku masih juga mengharapkan wajah lain selain wajah-Mu. Jika masih juga kunanti senyum lain selain senyum-Mu. Juga masih kudambakan pujian selain dari pujian-Mu. Betapa semakin berat persangkaanku akan kesia-siaan amalanku, jika kuingat Engkau Maha Pencemburu!!!
Rabbi, bukan tak ingin aku istiqomah melewati hari-hari. Bukan tak hendak aku sabar menanti janji-Mu. Namun Rabbi, apakah salah jika aku menyandarkan diri pada dinding lain dalam sebuah bangunan Islam-Mu? Angkuhkah aku yang lemah ini Rabb? Salahkah aku yang dhoif ini Rabb?
Namun Rabb, lagi-lagi Kau didik aku dalam kealpaan mimpi semuku. Kau dekap aku dalam belaian tarbiyah yang telah banyak mengajarkan aku banyak hal. Tak sanggup kubendung air mata keharuan atas semua belaian ini. Karena aku tahu, tidak semua hamba-Mu Kau perlakukan sama seperti aku. Tersibak juga tirai kelam yang senantiasa menyeret langkahku menjauh dari-Mu, sungguh aku bersyukur atas semua ini. Aku sadar tidak sama pejuang dengan perintang, Kembali ku ingat sebait doa yang pernah kurenda, tentang sebuah janji yang telah kupatri, tentang azzam yang kutanam dan juga segala amanahku. Mengingatnya, semakin deras air mata ku mengalir, semakin kuat dan kokoh kakiku melangkah. Ternyata tanggung jawab itu besar berada di pundakku.
Rabbana, kekuatan apakah gerangan ini, yang mengantarkan kakiku ke dada pelangi. Jauh melesat meninggalkan bayang-bayang. Bergerak bagai awan putih merindukan terang. Kadang kala kabut pekat yang kutemui. Langkahkupun seolah terhenti. Namun aku tidak mau terjebak di dalamnya, sekuat tenaga kucoba berlari, tapi langkah kaki kecilku berpacu dengan nafsu yang menahan jiwaku. Aku bergumul seorang diri, mulutku berteriak, namun suaraku bersembunyi. Beruntung aku masih punya nafas, yang bisa kudendangkan tatkala hatiku sunyi. Dengan nafas itu aku berjalan di atas bumi. Menuntun hamba-hamba-Mu yang mendambakan cinta sejati.
Rabb, apakah ini jawaban setiap doa-doaku? Agar Engkau sertakan aku di dalam barisan para salafussholeh?. Apakah ini jawaban setiap rintihanku, agar Engkau jadikan setiap nikmat yang ada pada diriku sebagai mahar yang akan aku persembahkan pada-Mu?
Oh Rabbi, ampuni atas segala kelemahan imanku, bimbing aku melewati jalan orang-orang bernyali singa, namun aku cukup arif menyadari Rabb, siapalah aku ini, betapa diri ini tak layak disejajarkan dengan mereka. Siapalah aku ini dibandingkan mereka yang senantiasa bersimbah peluh dan debu untuk membuktikan kecintaanya kepada-Mu? Betapa lancangnya aku mengukur diri dengan mereka yang menghabiskan malam-malamnya dengan sujud tersungkur mengharapkan ampunan dan cinta-Mu.
Ya Rabbana, kesimpulan dari riak-riak hatiku ini, aku ingin sampaikan terima kasihku kepada-Mu. Walaupun syukur dan taubatku sering mungkir, namun lautan kasih sayang dan ampunan-Mu kuyakini tak pernah bertepi
Ya Muhaimin, untuk yang kesekian kalinya, kuucapkan terima kasih yang tak terhingga, atas segala cinta dan pelabuhan rindunya. Kau adalah musim semi dalam relung jiwaku. Dalam pangkuan-Mu, terhimpun seluruh kekuatanku, dengan kekuatan itu tanganku memainkan melodi, mulutku menyanyi lagu syurgawi. Izinkanlah ya Allah aku menjadi penyambung cahaya-Mu yang tiada pernah pudar.
Allah, Walaupun aku tak layak mensejajarkan diri, tapi aku ingin katakan, tarbiyah telah merubah diriku, melesat meninggalkan angan-angan hampa, bayang-bayang semu, serta dongeng yang tak memiliki cerita. Dalam dekapannya runtuh keangkuhanku, sirna kesombongnnku, lenyap sifat jahiliyahku. Yang ada saat ini bagaimana membentuk diri, seperti yang Engkau kehendaki ...
Rabbi, di dada-Mu kupasrahkan kehidupan, di sana kutemukan kedamaian yang abadi, sujudku tak akan pernah merenggang, jemariku kan terus kususun, bibirku akan terus bergetar, memohon agar senantiasa Kau beri aku kebahagiaan, karena memang hanya dari-Mulah sumber kebahagiaan.

4/17/2003

gemericik hatipun mulai berbisik ... oh inikah ? sepi yang mulai menggeliat atau sunyi yang hendak bernyanyi ? semoga jalan curam bulan pejam dada terajam penuh kerikil tajam tak lagi licin,dingin dan mencekam ... bebatuan ini kususun untuk setapak jalan kedepan.
tak usah cemas karena matahari takkan lagi kutikam, hati-hatilah ... untaian kata munajat sepertiga malam selalu kulantunkan, tersenyumlah ... karena sekeping hati selalu menanti, pergilah ... untuk satu kata ...dan kembalilah !
..."khusuk dalam hening selalu kurangkai bait-bait do'a semoga kau dapat secercah cahaya arungi hidup penuh warna dan makna, pegang teguh iman di hati jangan kau lepas kendali tuk raih kasih illahi dan jemput sejuta impian menanti ..."
april 17 03 - 23:49


... dan kembalilah !

3/30/2003

hehe aku jadi ketawa sendiri, melihat, mendengar bahkan menyaksikan sendiri. yah begitu lah, dikala sesuatu berubah bahkan seratus delapan puluh derajat bergeser dari kedudukan awal banyak sekali respon pro dan kontra. Bagiku tentukan arah bukan karena siapa tetapi untuk apa, mungkin kita sedikit berbeda pandangan. Silahkan melihatnya dari kacamata "karena siapa",dan memilih harga mati yang tak dapat ditawar lagi. Aku pun tak ingin ngotot menunjukkan bahwa ini "untuk apa".

3/28/2003

Mungkin aku seorang dari sekian banyak yang terkapar disaat menggugah resah. membeli menjadi saksi bahwasanya gundah itu merekah namun begitulah kenyataannya, aku kian memutar masa lalu dan meraciknya menjadi sayatan-sayatan kecil yang berujung tajam. seluruh cerita itu berakhir dengan tangis, karena tawa udah terurai dan terbuai dalam liukan badai yang mungkin sudah usai atau baru saja mulai.
Kulihat kesetiaan matahari pada pagi begitu juga kesetiaan embun pada fajar, mereka yang takkan pernah terpisah ... ah !
dua minggu yang lalu ...

Kita terperanjat dalam kondisi yang sudah terpikirkan sebelumnya. lihat dia angkat bicara dan intinya merasa ketidakpedulian. ah ... aku salah ! kenapa harus berucap seperti itu ?
cerita klasik kembali menjadi minuman hangat disaat kita menelan seteguk air pelepas puasa di ini hari. kecemburuan, kecemasan bahkan sampai ketidakpedulian menjadi satu dalam adonan pesan yang terpampang pada layar 4 x 2 cm. Kata demi kata membuatku kaget dan sadar bahwa telah terjadi sesuatu . Namun yang membuatku semakin bodoh untuk berpikir kenapa pada saat aku sudah tahu kok tidak segera mencari jalan keluar yang terbaik, tapi malah aku membiarkan itu datang begitu saja hingga seiris hati menjadi tersayat sembilu menjadi perih dan sangat sedih.
Rangkaian kata-kata yang teramat sulit kubantah, dan selalu berakhir seperti itu. Mata ku sontak melihat keatas dimana rintik-rintik mewakili apa yang dia rasa, yah .. aku salah ! dan aku sendiri pun tak paham kenapa aku dibilang bersikap "acuh" ? namun aku bisa sadar bahwasanya keacuhan itu tidak bisa kulihat dari kaca diriku sendiri tapi dari kacamata orang lain begitu juga dari kacamatanya ... aku tak tau harus berucap apa ... tapi aku punya satu kata yang tulus dari dalam hati berbalut janji antara aku,dia dan zat yang tak pernah tidur semoga tak terulang lagi ... MAAF, kata itu bukan pelepas beban kasihan tapi memang dari kesadaran akan benih kekhilafan. Aku berharap bukan sekedar diterima tetapi bisa menjadi pengobat luka yang bisa menghilangkan bekas dalam waktu yang tidak lama.

3/26/2003

Aku tak kuasa merangkainya dengan kata-kata atau pun dengan dua tiga bait puisi untuk mewakili apa yang kurasa saat ini ... BAHAGIA !

3/14/2003

"eh ... aku juga punya lho" tiba-tiba kau berkata begitu. "heh ?" aku bengong gak mengerti ucapanmu barusan."iya... ini lihat deh ... tuh kan gak jauh beda ama yang kamu liatin kemaren" kau mencoba meyakinkan aku."nah lho ... sama persis !" aku terperanjat.
"bagaimana menurutmu ?" kau mencoba mendorong kerongkonganku untuk mengeluarkan beberapa patah kata, tapi kata apalagi ? semuanya udah kupatahkan sendiri. menurutku ? pertanyaan konyol ! menurutku itu sudah beberapa saat yang lalu kau ketahui.
"tuh kan, malah bengong ditanyain" kau kembali mengusik lamunanku yang baru saja kubikin pondasinya, ah kali ini tak mungkin ku bangun lamunan itu ... biarlah ! "ok, menurutku itu baik buat kita" aku mulai menjajal alur pikiranku sendiri."itu doang ?" kau tak yakin dengan ucapanku.
"ya nggak lah ... banyak yang lain tapi baru itu yang bisa ku keluarkan saat ini" aku kepayahan memilih jalur mana yang mesti kuluncurkan padamu. "ok deh, aku ngerti. butuh waktu yang lama, tapi aku tak sabaran lagi" kembali aku terdesak dipojokkan oleh kata-katamu, tak sabar lagi ? sejak kapan muncul kata itu di benakmu ? "udah deh, jalani saja" aku kehabisan untuk kali ini. "ya gak bisa dong, masak alami gitu" kau tak puas melihat raut wajahku. pondasi yang runtuh tadi kususun lagi ... melamun. dan kau ? sibuk dengan mecari jalan dimana celah penasaran itu berujung.
aku di intip .. disaat telanjang membuka ruang hati tanpa sehelai benang menutupi. tatapan mata liar jiwamu menggerayangi, lidah-lidah menjilat menari-nari menggeliat setiap pori-pori .kembang kempis nafasku tertahan dalam gulungan, mendesak, menekan setiap gumpalan ...dan ... pecah ! berderai membuncah ... kau ? muntah kabur kabur tunggang langgang karena tak tahan mencium bau amis itu.

3/12/2003

PAGI DIATAS SEBUAH POT BUNGA

satu persatu aku gunting bagian yang kering agar mekarnya kembali terlihat indah, walau tinggal sedikit tapi mengakar kuat..menjalar jauh ke ruang sendi-sendi jiwa yang belum pernah terjamah. disanalah sari-sari itu bersemayam, tumbuhlah, mekarlah ...

3/11/2003

begitulah... sedikit banyak aku bisa tau dari sorotan matamu bahwa rasa "itu" sejak dulu memang kau punya, sstt ... tau perlu kau ucapkan karena aku sudah begitu paham. memang butuh ungkapan tapi bukan harus secara lisan kan ?, karena yang kita punya dalam sangat dalam dan sulit bagi orang lain untuk menyelam. Sewaktu berputar sudah, dan kita tak lagi resah karena gundah itu telah menjelma indah.
Ingat hari yang bakal kita lewati akan sangat panjang, jalan kita lalui akan semakin menerang, semoga terwujud apa yang sudah mulai kita rancang.

3/08/2003

Haru ... saat pertama mendengar berita itu, aku juga tak tau harus berucap apa. namun bertumpuk kebahagian sedang menyelubungi rongga hati. betapa tidak,
orang yang selama ini menjabat abang bagiku sudah melewati satu masa sulit bahkan sangat sulit dalam anggapanku. berperang melawan deadline waktu, sekali maju harus menang kalau tidak, kubur dalam-dalam semuanya apa yang sudah dibangun 7 tahun itu.
Aku tak ikut dalam perayaan kemenangan itu, tapi apalah artinya perayaan itu jika dibandingkan apa yang kurasakan sekarang ... lebih bahkan beratus kali lebih dari suka cita pesta, gembira ria, perayaan kemenangan di arena tadi siang.
"Bang, hanya untaian sepucuk do'a yang tak berkesudahan yang bisa kulantunkan tadi malam untuk menemani akhir perjuanganmu ! raih kemenangan ... harapanku pada tetesan yang mengalir dari pelupuk mata disaat sujud dihadapan sang Maha dari segala maha" cuma itu bang, ya cuma itu... karena aku tak mampu lebih dari itu.
Kata "selamat" pun tak cukup mewakili kebahagiaanku sekarang, walopun aku yakin kau tak sempat menginjakkan mata dilembaran ini dan tak akan mungkin singgah dipelataran catatan ini, namun tulisan ini bukan untuk siapa-siapa ... untukmu, untukku, untuk waktu yang telah dilewatkan dalam kenangan kebahagian ...

3/07/2003

Sungguh malam tadi sampai saat ini aku tak bisa pungkiri bahwa didalam hati tergores dalam dan bukan lagi sekelumit lekuk wajah rindu. aku tak tau ... kenapa ini mesti terjadi. Aku mencoba untuk bertahan diam dalam posisi bungkam, namun jiwaku mendidih, menggelegak bahkan meludak-ledak ! butuh ucapan walau hanya sepatah dua pesan. Aku ingin berteriak agar suaraku dapat kau dengar, aku ingin berlari menuju tempat dimana kau berada saat ini. Gundahku ini sebenarnya tak ingin kau ketahui tapi naluriku tak bisa diajak diam ... sudahlah, memang sudah saatnya harus ku ucapkan 3 kata itu "aku rindu kamu" dan maaf jika aku mengganggu tidurmu.

3/06/2003

"Duduklah di samping ku" kursi berbusa coklat menyisakan sedikit ruang dipantatku.
"Kenapa aku yang kau pilih ?" 2 bola matamu menembus bayang-bayang dihatiku. "Entahlah, aku belum bisa menjawab, aku belum bisa lukiskan apa yang berkecamuk didalam" seuntaian kalimat menjulur sebuah penolakan untuk penuturan. "Oh...?!" dia melongo sambil melayangkan pandangan pada anggrek yang satu persatu bunga mekarnya ditetesi air bekas hujan siang ini. Kedua kaki kutopangkan keatas busa coklat yang entah sudah berapa manusia mendudukinya.
Tiba-tiba kurindu dentingan gitar, jauh ... dan aku ingin menggesek senar-senar itu dengan kuku-kuku yang tak pernah kupanjangkan memang. Aku menatapmu pelan dan aku tak kuasa menolak bahwa aku memang suka, entah datang dari mana. "Aku sedang memahami konsep perasaan ini" tiba-tiba aku memcah kesunyian. "Hanya itu ?" kamu mencoba meyakinkan diri. "tidak" secepat kilat pikiranku menginstruksikan itu, "lantas ?" kau memburu satu titik yang ingin diraih. "begitu banyak yang belum ku mengerti kenapa, dan aku berkeinginan ini bukan angan belaka".
Angan ? apakah duduk merenung memilah-milah setiap inci diwaktu malam sebuah angan belaka ? "Aku yakin kamu hanya punya sesaat dan sehabis itu hilang" kau menimpali mencoba menvonis kata-kata ku barusan."Tak bisa dipaksakan memang, tapi waktu akan menunjukkan apa yang sebenarnya" kemudian kita terdiam bersama alunan gerimis senja yang sebentar lagi akan usai dan berganti malam.
maaf jika hari ini aku tak sempat layangkan rindu padamu, sepatah kata atau hanya goresan tinta pena menuai di bawah terik matahari. dua pucuk bilah mutiara disaat membaca surat dari jauh kemudian diikat pada tugu beton penopang waktu yang memendam waktu masa lalu.anyaman dinding bambu selipkan bisik bibirmu, hei ! aku ini telanjang meronta,gentayangan merengek meminta suasana. angin beku pecah sudah, luluh berdesir menebar debu.

3/04/2003

Dari tadi aku mencari karet pengikat rambut, urgh ! tak satupun yang singgah di mataku saat meyapu tiap sudut diruangan ini. hei dimana kau ? sudah terlalu bersihkah dengan karet-karet bertebaran di ruangan ini ? atau malah di bawa kabur oleh 3 ekor tikus musuh bebuyutan ku yang selalu mengintip dan menguntit kelengahanku. hmm tapi karet itu buat apa untuk 3 ekor tikus ? apa mereka bakal main bidik-bidikan ? mungkin saja ... mana tau kekanak-kanakan mereka lagi muncul saat ini.
tadi siang bela-belain menahan panas naik angkot kekota untuk sekedar mencari karet rambut, tetapi sesampainya disana eh malah dibilang pakai saja karet rambutku ... yaelahhh ... but no problemo, sedikit waktu lagi rambutku bakal terikat dengan karet yang kamu janjikan. walopun kenyataan nya sekarang masih belum karena saat berangkat kesini aku lupa menagih, soalnya hujan tak mau menunda menyapu tanah yang kuinjak.alhasil sampai saat inipun rambutku masih tak tersimpul. ah disudut dapur itu mungkin aku bisa temukan karet, kotor ? mungkin ... karena udah masuk ke tong sampah hari ini yang belum sempat dibuang. tak apalah masih bisa ku bersihkan ... yang penting hari ini aku tak mau rambut ini tergerai menusuk-nusuk pangkal leher ... kenapa ? geli men !
teduhnya matahari bukan lagi penusuk bumi. rintik berjatuhan mewakili tangis cahaya pagi, bersemi ? bukan, karena sebentar lagi senja menebar tirai kegelapan mungkin. bila dikatakan itulah hakikatnya. berteduh pada perempatan dihangatkan penggorengan cerita :
punguk meratapi bulan
karena bulan tertutup awan.
awan kenapa menjadi hitam ?
karena hitam isyaratkan kelam.
buat apa ?
mungkin, menutupi silauan yang bersemayam didalam

beringsut ke sebelah kanan mengintip tiga baris kata yang kau baca, resah ?

3/03/2003

TAK TERLUPA

para penanam pagar di balik jeruji dan dari celah-celah lobang kawat keterkekangan menjerit lepaskan serdadu kata-kata dengan gerakan terpaksa. kunci-kunci berserakan menuai lembayung mematok enam penjuru mata,berbeloklah kemudian putus ! angkat merah ulekan pada secabik lalapan, mengunyah sari-sari kehidupan. piring-piring berdentang tiga kali, air-air mengalir merambah kerongkongan, gigi-gigi berserakan dalam renyah menikmat bersama. 9 kepala terasa lega dari geliat semasa pudarkan warna jelaga berulam duka. tak ada lagi kata tersisa mengucur pada gelas-gelas makna, bukankah awan yang tak bertuan melukis sejumlah deretan nama. Alamat-amat yang kita jadikan muara kerinduan pada sayat - sayat membelah lelah.
SELAMAT TAHUN BARU 1424 HIJRYAH

Siang ini tak lagi berucap malam tenggelam dekapan erat para pelelap. potret tua mentari menari dalam mimpi biarkan menjadi masa lalu abadi.pagi terpotong separoh sehingga terlambat menghadap kiblat . deretan dering menggumpal menjadi satu namun itulah untaian penjaga tak mampu gelitiki sisa kepenatan hari.
duaratus tigapuluh menit dari kerangka waktu terbias melibas aktifitas liburan dibalik lingkupan awan menebar setiap inchi sudut langit. tenggelam sebelum hujan kesekian hampiri temaran bunga-bunga yang perlahan hilang kelam. Rautkan rindu berucap pada sapu yang dioles pada serpih-serpih kilasan berdebu.selayang ku eja lagi huruf-huruf penyuci yang disinggahi asap hitam menggumpal keangkuhan hati. seratus luka tersibak pada setiap kibasan seratus delapan puluh derajat timbangan penuh cumbu rayu dan penipu ! tidak lagi akan laku dan untuk seluruh waktu insya allah.
tiada lagi bernacam kata terucap untuk sebuah masa yang gelap,pergi dan hilanglah bersama desau angin malam gantikan pagi.
sepisau sepi hening bening membagi waktu menekuk rukuk memeluk sujud, menumpah airmata dibawah rahmat segala MAHA ...selamat tahun baru 1424 Hijriah

3/02/2003

tak perlu lelah mengais-ngais praduga tantang rahasia hati. kaca penghalang tak sabar ruang tak tahan ayu. waktu membentang lintas rindu datang sesayat sembilu membiru. aku yakin, gambar yang dilukis bersama tinta nestapa menggigil dikutuk mata gagak tengah malam. tak ada suara menyapa kabar yang dilayarkan angin pada sepuluh daun tua di halaman.
teater langit mempertotonkan bulan dan mendung bercengkrama, pinang yang terbelah menjadi simalakama. di altar cakrawala bersuguhkan jingga merona dalam gelas-gelas para penggoda mengaduk hujan memutar angin bertekuk lutut.
jalani saja ! bisik bibirmu seulas lega berselai rasa cokelat yang kita bagi dua.
bagian hari ini :
- bangun kenapa tidur tak bermimpi ? bunga masih belum mekar
- bersih-bersih buat apa ? terlalu lama berkecimpung dalam lumpur
- nimati sebatang rokok kenapa mesti asap ? itulah yang belum terjawab
- tekan 6 nomor apa kata hari ini ? membeli, jalan, keringetan,kecapekan sebentar lagi
- kurang lebih 5 km apa aja ? senyum, cerita, tawa, itu yang dia punya. capek ? jelas
- karpet merah telat 1 hari tapi ternyata baru selesai ... lumayan juga
- hujan tolong berhenti sebentar saja sesaat melangkah kesana, kalo udah silahkan sirami lagi
- pulang aku bawakan, mari kita ngobrol sambil santapan dan sempat juga membeli jajan
- senyuman really ... i happy look ur smile, so don't think about the past ok ... jalani saja
- lega ... hasil renungan yang sebenarnya belum terselesaikan tapi kita bisa punya satu keputusan
- malam berucap salam siap-siap keperaduan ... tapi mungkin masih bertahan ... selamat malam
KEMAREN LUSA

2 bab kita urai di hari ini, sejak pagi menjelma jam 8.30 tanpa tersentuh air dan masih berbalut keringat tidur itu kita langsung saja berdiri melemparkan pandangan di utara gedung itu dan memulai pembahasannya.
sebaris demi sebaris kata-kata mulai kita rangkai menjadi kalimat penyambut pagi yang mungkin akan indah walaupun matahari tak mampu lagi menerobos lingkupan awan untuk terangi bumi. setengah jam berlalu dengan topik seseorang yang menjadi peyebab hingga kita merelakan kaki ini terus tegak dan menikmati titik-titik gerimis tak berirama kadang hilang kadang ramai menyirami bongkahan permukaan tanah.
Satu persatu bahkan sekelompok manusia melihat kita aneh, dan memang terasa aneh dengan kondisi seperti itu namun kita masih teruskan menggali pendahuluan. Tak perlu lagi kita bahas kenapa aku tak seperti mereka yang perhatikan kita karena aku masih menganggap "percuma" setor wajah ke gedung dibalik bagunan di depan kita pada minggu-minggu awal ini.
Kita tak sempat menikmati dentuman speaker dalam ruang itu ataupun semilir angin dibawah lambaian daun pohon palem yang kita intip dibalik jendela, atau sekedar menikmati kuning dan merah yang separoh terlihat layu. ah ... tak apalah dimanapun kita, akan tetap mengukir pendahuluan hari ini.
air dengan gayung mengguyur tubuh ku yang lengket sedangkan kamu terguyur gerimis sambil membeli 2 bungkus pengisi kampung tengah untuk pagi hari ini. sejenak kurapikan pembungkus tubuh yang melilit dari mata kaki sampai ke batas leher, seketika nada itu isyaratkan pesan kuterima. bergegas aku turun dan layangkan pandang dimana kamu berada.
nah ... kembali atap kecil itu menutupi teduhi dari rintik. kali ini aku pulang pagi hari karena siang nanti mungkin aku tak bisa langkahkan kaki.
di sebuah pojok asri kita berhadapan dan melahap sarapan, kita olah lagi data-data sebelumnya menjadi pemahaman sedikit mendalam. satu setengah jam ... lumayan juga, senandung panggilan itu pun melantun syahdu. aku berangkat dan akan pulang setelah siang digeser oleh senja.

2/27/2003

hey ! ini baru 2 ... lembaran hitam yang terjalin sendiri satu persatu hingga hampir menutup semua permukaan hati yang terkekang dalam arti sebuah kebebasan karena "kau !" akan ku urai kembali dan kulemparkan kewajah mu !.
05.40 PM ...bang ! booom ! aku menang ! 2 - 0 jangan lari "kau !" perperangan kita masih panjang. 2 kali dari perputaran 7 hari bergulir akanku bikin perhitungan untukmu dan aku akan menang. ya ... ingat dengan baik waktu itu, "kau !" bersiap-siaplah dengan segala senjata begitu juga berjuta tipu daya.mari kita buktikan siapa yang menjadi zat sejati di depan mata NYA.
Untuk sang al-shabahah * al-jamal * al-halawah terima kasih telah kamu ingatkan kembali dimana tempat senjata dan mesiu yang terpendam jauh di dasar jurang kelam itu . Ini kuhadiahkan untuk NYA terimalah sujud ku ini semoga ENGKAU meridhoi,dan kini ? "kau !" tunggu saat pembalasan ku selanjutnya karena kita tak akan selesai selagi jantungku masih berdetak dan selagi darahku masih mengalir... ingat itu !

2/24/2003

lihat... hari ini tak lagi kaku seperti yang disangka, semakin banyak bumbu manis ditaburkan dalam tiap detik pergeseran waktu. Aku semakin menyadari 24 jam itu tak cukup bagi kita untuk menuangkan isi kepala dalam obrolan singkat apalagi isi hati dalam perhatian yang hangat. Disadari ataupun tidak kita telah berusaha menjalin sebuah rasa yang sampai saat ini aku sendiri belum berani mengatakan kata apa yang patut untuk mewakili semua itu. Kejujuran sikap yang lugas dan apa adanya itu selalu menjadi basis dari semua ungkapan-ungkapan itu. Aku juga heran kenapa keterusterangan menjadi fasih di lidah ku jika berhadapan denganmu yang mana terkadang aku sering untuk menutup semuanya jika ada yang berkeinginan mengetahuinya... untuk apa ? keterusterangan itu hanya untuk orang yang berhak menerima nya sesuai dengan porsi mereka masing-masing. dan kamu ? aku berikan porsi terbesar. kok bisa ? aku tak mau menjawab disini, dan lagipula kamu pasti tau kenapa tanpa kuberitahukan secara lisan atau tulisan.
Lumayan indah hari ini kujalani walaupun baru bergeser 5 jam sejak mataku terjaga dari pembaringan. capek ? sedikit, tapi tak akan terasa jika aku mengingat kita di kemaren hari. Bukan kah itu sebuah anugerah ? indah dan kembali jalani jalur-jalur yang kita yakini benar ... jadi tidak ada sebuah alasan pun yang menjadikan kita berhenti begitu saja. Memang kita punya hasrat, tetapi kita dikarunia qalbu untuk mengendalikannya. so, mari kita selaraskan 2 hal itu ... setuju ?

Diantara Kursi Penjerit, Pikiran yang Pelit dan Pintu Penjepit

Sebuah goresan di atas kertas tak bertuan dan menancapkan kisah singkat sang pejalan dan masih belum berujung

KURSI PENJERIT

17 Desember 2002
Sebenarnya banyak yang mesti kutulis di buku ini. Tapi kadang aku terbawa arus malas yang setiap saat teruus menghantui. aku bingung, 6 bulan bukanlah waktu yang singkat untuk dilewati namun begitulah kenyataannya. Tak banyak memberi perubahan dalam hari yang berarti kata para filsafat diseberang sana.

Kebimbangan sering kuusung sehingga memaksa dan terbujuk dengan keterlenaan bertubi yang semestinya harus dibunuh. Entahlah... apakah imbas dari kebosanan atau memang dalam pencarian ketetapan hati tapi yang jelas bukanlah pengaruh orang yang merasuk dari kiri dan kananku.

Aku coba berkaca, wajah yang terpampang disana bukanlah lekuk-lekuk yang kukenal 3 tahun yang lalu. Ingin kugores kaca itu, tapi untuk apa ? takkan merubah apa yang menjadi tuan di dalamnya. Sedikit demi sedikit aku sering merasakan, dibagian paling dalam kurasakan kelunturan dan mulai pudar. Kadang panggilan yang dikumandangkan 5 kali sehari itu tak seberapa yang bisa kupenuhi, bahkan telinga ini seakan tuli dengan irama padang pasir itu. Aku sadar lebih banyak menerima panggilan yang membuatku sekejap menajadi panas dari apa yang kulihat dengan kedua mata pemberian ini.

Jika kita beranjak membicarakan apa yang kulakukan dalam ruangan yang tersusun atas 40 buah bangku dan papan tulis serta peralatan lainnya. Aku terkadang muak ! berada disana. Rutinitas yang menoton tanpa adanya sedikit pergeseran walaupun cuma sekedar kejutan-kejutan kecil. Aku bagai melihat text booker yang pongah berdiri didepan sana. Berbicara bagai suara pembacaan teks undang-undang dasar 45. Raut wajah yang selama sat setengah jam tak pernah bergeser dari rasa tawar, hambar begitu juga dengan tekanan yang datar tanpa ada sedikit rileks kurasakan.

Sabar ? beribu sudah meluncur polos dari bibirku dan malaspun menjadi sebuah pelampiasan. Karena aku bukan sang jenius yang mampu menyerap semua dengan melihat si text book itu berdendang. Jika di ibaratkan sebuah grafik tegangan ataupun arus yang mana di layar monitor keadaannya konstan dan dipaksa untuk memperhatikan selama satu setengah jam apakah bukan hal yang sangat membosankan dan memuakkan.

Kuperhatikan wajah-wajah dalam ruangan ini satu persatu. Kenapa bisa begitu serius untuk mencerna ? apakah sebuah polos kebohongan atau memang mereka para pemikir yang mampu berbuat dengan kondisi seperti itu ? atau kah aku yang sudah buntu melihat hal yang sama selama 3 ssemester berjalan ?
bukan dari siapa yang memberikan tetapi ibaratka sebuah pintu yang enggan untuk dimasuki karena terlalu diam. Tapi kenapa dengan hanya duduk di depan layar monitor 14 inch semuanya bagai kehilangan waktu yang begitu cepat ? padahal tak mampu bicara ataupun tertawa.

Sedikit aku bergeser melirik benda yang kududuki sekarang. Aku tak tau entah berapa lama aku menarok pantat disana yang semakin panas dan bagai duduk diatas bara api. Keras memang bahkan terkesan seadanya saja. trus apa yang berkelebat buas dalam benak ku ? apakah ini kursi yang dibelikan dengan uang 1/2 juta yang kubayarkan setiap semester ?

Gedung ini lumayan gagah berdiri, tapi didalam nya ? aku tak bisa nyaman untuk sebuah kata duduk. Andai kulihat apa yang terjadi pada bagian pantatku ini mungkin sudah menggores merah bekas pinggiran papan-papan selebar 5 cm.
Ah ! sekarang jam berapa ? berapa lama lagi ? kok lama banget ? bosan ! muak ! 3 kali sudah rentetan pertanyaan itu menyelinap manis dalam hatiku dan aku belum sempat menemukan jawaban yang tepat.

Aku lihat satu persatu wajah-wajah tadi mulai layu dan sedikit kelelahan ... mungkin kah mereka merasakan kursi penjerit ? seperti yang kurasakan tadi ...

PIKIRAN YANG PELIT ?

20 Feb 03
Untuk ke 3 kalinya aku seduh kopi dengan air panas ke dalam cangkir "equal" sejak kedatanganku di kota rimba ini. Tidak seperti biasanya aku suka akan bubuk hitam ini. padahal aku lebih suka untuk meneguk segelas air putih.
Sementara kotak kecil itu menampilkan 02.06 AM, hari jum'at sudah. satu hari sudah terlepas dari masalah keseharian tentang Internet, komp, pengelolaan yang tak sedikit memakan waktu dan tenaga.

Free day ! yeah i'm free now !

lama memang kutunggu saat seperti ini, saat dimana liburan untuk beberapa hari, lepaskan kerinduan bersama orang yang sedarah dan sepecucuran atap dulu, bebaskan pikiran dari pekerjaan dan jalani hari tanpa beban. Tape, Budi, dan adek maaf kiranya jika tiba-tiba aku ingin menikmati secuil liburan pendek ini.

Kangenku bukanlah segalanya tapi pelepasan lah yang menjelma. Karena kepalaku semakin berat untuk menampung semua yang kita rencanakan dan apa yang terbesit di pikiran ku sendiri. izinkan kiranya untuk 3 hari ini menikmati kehidupan yang lain dari keseharian kita. lagi pula project berikut masih menunggu untuk dijamah kembali , semoga disana tidak terjadi masalah yang berarti. dan aku yakin semuanya bisa teratasi.

Cerita demi cerita bahkan kisah sekeping hidup dalam alur pengisian hari-hari yang memang susah dihitung dan tertuang dalam obrolan hangat. Ditemani dengan sebungkus isapan dan secangkir bubuk hitam sesaat setelah melakukan rutinitas yang sempat diukir pada hari ini. Semoga bukan hanya rutinitas belaka yang pelepas hutang tetapi memang penunjuk jalan, lentera penerang disaat kelam.

Iringan suara pita coklat yang tergulung dalam kotak berlabelkan TANAMA RECORD itu mengalun perlahan demi perlahan menusuk seisi telinga. Menyusup serta memejamah apa saja yang menggumpal disana, begitu juga dengan diriku sendiri. Mencoba menelusuri apa yang terjadi pada diriku saat ini. Bersama alunan itu pikiranku bersatu erat menjalin sebuah rabaan tentang isi hati.

Ku ajak alur pikiranku menyibak masa bulan terakhir. Susah memang kutemukan saat seperti ini. Saat dimana aku sendiri dan menjajal satu persatu helai masa lalu. Aku yang berjalan sendiri menentukan arah dari sekelumit masa hidup di dunia ini. Dengan memasang platform "tidak peduli" dengan celoteh kanan kiri tentang siapa, apa dan bagaimana aku.

Hidupku adalah apa yang kukerjakan .. dan keakuanku ? egoiskah ? mungkin... acuh ? bisa jadi ... cuek ? memang... keras kepala ? tidak salah ... dingin ? hal yang tak tersangsikan lagi.Kerangka yang ku bikin mungkin saja selalu terlepas dari campur tangan orang lain yang sering kali memiliki standar kebenaran dari pola sendiri. terkesan semau gue dan "Don't care about they say !"

PINTU PENJEPIT

22 Feb 03
01.05 menit bergeser sudah dan haripun berganti... kebiasaan itu pun tak terhapusi begitu saja. nikmati ! yah jalani segalanya menjelang jelmaan pagi.
Akhir jumatan disambut tetes air yang turun dari langit, lapar terasa ... sepiring nasi pun terasa mengganjal perut ... ah nikmatnya , syukurlah aku masih dikasih kesempatan untuk menikmati masakan khas itu. Sesaat kemudian rencana ke G pun bergulir dan misi itupun dijalankan...
Bis Patas pun melaju pelan karena macet pun tak bisa ditahan, inikah fenomena setiap hari para dialami oleh para penjaja hidup di kota yang serba semuanya.

Ditengah kemacetan yang teramat sangat aku layangkan sebuah lamunan. Andaikan... ya andaikan saat ini kamu ada diantara kami berdua saat ini tentunya perjalanan 2 jam ini tak terasa bosan dan melelahkan. Apa yang kulamunkan sejenak barusan itu menjadi gundah di kepala yang berbalutkan rambut belum menyentuh pundak.

Aku perhatikan kotak kecil yang aku genggam dengan lima jari ini. Ah... seandainya kamu juga punya benda ini, tentunya aku sudah sibuk dengan memainkan jempol merangkai huruf menjadi kata-kata berkarakter 160 buah. Tentunya aku berharap-harap cemas kalau-kalau pesan itu tak sampai atau kamu rada telat membalas karena kesibukan, atau mungkin tidak dibalas sama sekali karena kehabisan pulsa seperti halnya aku kemaren. Kutimang terus kutimang sambil menebak, sedang apa ya kamu sekarang disana ? Oh seandainya aku di izinkan untuk membelikan kotak kecil ini untukmu. Ya, kalopun aku bisa tapi blom tentu kamu mau menerima. duh ! susahnya kalo punya rasa gini.

Dalam lamunan bis tiba-tiba berhenti dan kita semua diminta untuk pinda ke bis yang telah ditentukan, kemudian aku sedikit berlari mengejarnya. Didepan pintu naik itu aku tertegun, terdiam lama karena berusah menjari jawaban yang pudar ... tiba-tiba ... "AKKHHH !!" terasa sekali tangan kiriku terjepit dan jari tengah kaki kiriku tertekan keras sekali oleh pintu hidrolik automatik bis yang barusan kunaiki. Kucoba mendorong melawan arah tekanannya yang sekan mau menelan separoh bagian tubuhku namun sia-sia karena melebih kekuatan yang di anugerahkan padaku.

Aku pun berteriak sekencangnya namun terasa tertahan oleh semakin kerasnya mendesak setiap geliat tubuhku. Pertarungan hidup dan mati ! yah ... hidup dan mati yang sangat singkat. Sangat fatal bila kubiarkan melumat persendianku karena akan berujung maut ! Untunglah salah seorang penumpang disisiku menyambung lidahku yang kelu memberitahukan kondisiku pada semua kepala yang berada disana... "woi .. ada yang terjepit !".

Kakakku yang terlebih dahulu berada didepan mengetahui kondisiku langsung naik pitam, dan melabrak sang kondektur sambil meneriakinya. Alhamdulillah aku terlepas dari jeratan fatal itu. namun ngilu di kakiku dan perih di lengan kiriku begitu terasa. remukah jariku ? aku raba ... syukurlah tidak apa-apa cuma ngilu menusuk tajam tapi tidak begitu berakibat parah.

Keinginan meminta pertanggung jawaban sopir dan kondektur atas kejadian ini dengan sebuah gamparan pun aku urungkan, begitu juga dengan kakakku yang sudah mulai berusaha aku tahan dengan sekuat tenaga. Aku juga ingin menggampar tapi bukan saat s

2/17/2003

feb 13 ... is FLOWER DAY !
Kuning dan merah, krisan pun menghiasi sudut tempat para penikmati hari duduk menghabiskan semasa isapan rokok atau sewaktu surupan kopi.

2/14/2003

Biarkan semuanya habis ditelan para pemangsa dan tak satupun yang bersisa, jangan hentikan karena itu bukan apa-apa. kita cuma serombongan kuli jalanan yang hidup dikangkang kaki sang penjaga cakrawala. untuk menghirup udara pun semakin susah apalagi menampung setetes air yang bersisa dari helaian daun disapu gerimis ataupun embun.
Untuk apa semuanya kita jadikan sebab memalingkan muka ? andai kita tahu bahwa bukan itulah segalanya dan andai kita tahu bahwa dunia ini sebenarnya ada dalam genggaman kita. so untuk apalagi berada dibawah kangkangnya, karena suatu waktu bahkan terus-terusan kita akan merasa dikencingi ataupun di kentuti... apakah memang seperti itu yang kita inginkan ?
hidup memang sekali tapi bukan tak berarti. Untuk sahabatku ... mereka bukan siapa-siapa tapi kitalah yang tentukan siapa yang bermakna ... kita atau mereka

2/13/2003

Beruntung atau merugi berada disini duduk melahap sebagian besar tulisan dan membawa ke dalam cerita alam ku ... aku tak tau, yang jelas sebagian dari rahasia hidup orang yang tak pernah dikenal atau kenal sekalipun tapi tak pernah tergerak bibir nya untuk membicarakan semuanya, dan memang separoh dari lidah ku berpindah ke 10 jari yang saat ini menulis.
mari kita menelusuri sebuah kisah entah unik atau bodoh belakanagan hari ini ...

No Problemo

hari itu kamis 6 februari 03, dan disebuah siang yang entah di lingkupi matahari atau tidak karena aku tak sempat perhatikan lagi cahayanya namun sekedar menerangi ruang udara yang kuhirup cukuplah...
2 buah kepala berkunjung ke tempat duduk dimana aku menghabiskan sebagian besar hari-hari bercengkrama dalam layar kaca. "kita ngumpul bareng !" ok lah, paling gak sekedar unjuk wajah dan menyerap panasnya mentari dari relung relung cahayanya. Ada 8 orang yang saling berucap salam dan termasuk aku sendiri yang sedari tadi tak paham apakah salam itu sebuah basa basi atau memang sudah semestinya. dari 8 orang yang duduk melingkar membicarakan kelanjutan dari sedikitnya yang datang, aku merasa ada sesuatu yang berbeda diantara mereka, sesuatu yang membuatku betah untuk duduk bermenit-menit bahkan berjam-jam. Semoga ini bukan awal dari sialnya hari ini. Dan ternyata bukan, kenapa ?
Aku pun berusaha mendekati apa yang membuatku tertarik, dan memang sebuah kesengajaan aku mengantarnya pulang. karena aku ingin, so salahkah ?
di trotoar samping gedung para birokrat kampus menduduki kursinya 4 pasang mata meneriaki dari jauh *ops... !* ini dia... siap - siap untuk membuka kata jawaban dari brondongan peluru pertanyaan ataupun vonis yang mematikan !
perjalanan singkat menuju kos-kosan yang lumayan asri itu membuat aku lupa bahwa hari ini sungguh panas. udara disekitarku menjadi sedikit nyaman dibandingkan aku harus jalan sendirian. Apa yang kulihat darinya ? entahlah ... aku juga harus berpikir keras ! yang jelas apa yang ada dalam kardus yang bersampul "type wanita ku tahap 1" sebagian besar dia miliki. hm... singkat terasa obrolan panjang yang kita bikin di sela-sela liukan daun pepohonan yang melambai isyaratkan aku untuk kembali, karena duduk di kursi pagi itu kembali menjadi jatahku dan kosa kata dadakan pun tak mampu membuat aku harus berlama-lama padahal ingin sekali, emangnya ga dikasih kesempatan tuh dia buat beresin wajahnya sehabis berlama-lama kena debu *kebiasaan cewek... huh* atau selonjor di tempat tidur sambil mengingat kok bisa ketemu ama orang yang tak pernah terlintas dalam benaknya.
sepuluh jari ku merogoh saku dan melangkah kembali di jalan yang jarang kulewati. melihat batu-batu yang berserakan kian kemari bagai alur pikiran ku yang juga tak bisa dikumpulkan menjadi satu, tapi satu buah batu besar itu menghadang pada arah pandangku, semakin kuperhatikan tapi tak membuatku bisa mengambil keputusan apakan semakin jelas atau semakin kabur ... mungkin harus dijalani saja.
Untuk kesekian kalinya lapar kembali merasuk dalam lambung ku, padahal 2 bongkah roti sudah mengumpal disana. Kafet kembali kukunjungi tempat para pecandu angin malam selayaknya diriku.
"Ada yang baru jadiaannn !!". hmmm.. mampus lah diriku ! tak berselang setengah jam tracking dan kaos oblong pun menyatu bersama air got. yah ! 6 pasang tangan mengekang semua gerak ku, andaipun melawan bakal ditambah 4 pasang bahkan 10 pun sekalian. dan akupun terpaksa jalan mengikuti kemana tuntunan arah langkah para eksekutor penceburan.
Sial ? bukan sebuah kesialan lagi tapi sebuah drama korban pemitnahan sukses besar ! entah dari mana kesimpulan "jadian" itu menjadi momok pembicaraan beberapa saat. Apakah ini hasil dari kesendirian yang dijalani sekian lama atau hanya sebuah momen yang dijadikan karena gatal sudah lama tidak mengeksekusi.
No Problemo ... masih ada saat nya untuk menjadi seorang eksekutor ... ha ha ha !!!

2/03/2003

ini dia seorang anak manusia lagi hidup di dunianya, berputar dari siang menuju malam dan malam menuju siang tetapi kebanyakan malam menuju siang. berhadapan dengan semua fenomena semu diantara berjuta aktifitas yang semestinya diperbuat diwaktu matahari menjaga bumi.separoh bagian dari isi kepala tak lagi dipadati oleh hal-hal yang berbau sekolah ! bagaikan mengingat kata-kata *jorok* jika aku mulai berusaha membicarakan ataupun sekedar mengingat sebuah rumus yang yang kuperdapat dari bangku kuliah. apalagi jika kita membicarakan kata cinta ... ha ha ha ! sebuah ungkapan yang tabu ku dengar setelah 5 bulan ini. sendiri itu bagai terbang tanpa sayap dan berlari tanpa kaki ataupun bernapas tanpa paru-paru. tapi bebas berbuat,menggeliat diantara gerombolan cacing-cacing yang memenuhi ruang gerak para pemusnah. sadar ataupun tidak yang jelas sedikit sekali reflek yang bisa kugerakkan untuk membahas hal yang satu itu. andaipun ada yang berharap mungkin aku yang tidak. dan entah sampai kapan aku mempertahankan kondisi seperti ini.
*jual mahal !* biar jelek,miskin asal sombong, nah itulah mungkin terkesan...tapi mungkinkah diantara mereka akan tau bahwa dibalik semua itu ada batu sandungan yang semestinya diungkit dan dikeluarkan sampai semua aliran yang melanda tak lagi tersendat. tapi siapa yag mampu ? haha ... mungkin hanya ada satu jawaban, tunggu saja.
melihat mereka yang sebagian besar telah membangun rumah sendiri dibalik layar kaca ini, berbagai macam yang kutemui dan satu persatupun kadang pernah kualami sendiri. walaupun akan ku berikan sebuah komentar tapi pada saat itu komentar dari siapa dan buat siapa juga bukan menjadi prioritas utama untuk pertimbangan. daripada dianggap angin lalu yang menyelinap masuk dibalik pemikiran dan kemudian berangkat tanpa meninggalkan jejak lebih baik tidak usah berkomentar.
beberapa hari yang lalu aku ditinggalkan dengan sebuah ketidak pedulian, dan mungkin inilah saatnya aku merasakan dimana aku merasa tidak dipedulikan lagi. tapi tak mungkin akan kubalaskan dengan hal yang sama cuma aku akan berjaga-jaga jika hal yang mereka tidak inginkan supaya tidak terjadi. memang ada sebuah kejengkelan menggumpal di sisi hati yang paling bawah cuma mungkin bukanlah jalan terbaik bagi ku untuk melakukan hal yang tidak berbeda dengan mereka. dan bagaiaman aku menghapus kejengkelan itu hingga tak lagi berbekas bahkan merenovasi menjadi sebuah keindahan yang sedikit menghiasi ruang hati. semoga saja bukan hanya sebuah teori belaka !

1/24/2003

laper + ngantuk + ada kerjaan ...
Rabu 22 ... 07.00 pagi
Kebodohan terbesar kembali berulang ! ya ... kemaren berusaha memanfaatkan 2 jam tersisa sebelum jam 7 pagi untuk melelapkan mata dan setelah itu berusaha juga untuk sedikit di guyur air pagi,bersihkan wajah dengan niatan hanya untuk mengisi absen ! syah ... pasang tracking + baju kemeja pake kerah ( biyar gak diusir - gitu kata peraturannya *shit !* ) + tas orange + sepatu miliknya plak yang dipinjamin tape trus aku pinjam juga + 3 batang mild yang satu batangnya nyelip di bibir + pewangi yang selalu menjadi senjata utama untuk pergi kemana-mana begitu juga dengan tape yang selalu semprotkan jika akan berangkat malam mingguan.
langkahkan kaki telusuri koridor RKB, wajah segar dan anggun + body bahenol yang tonjolkan lekuk sana sini lenggok kanan kiri yang seirama melintas dipandangan mata namun aku gak respek sama sekali karena sensor mataku tak lagi bekerja sama dengan alur pikiran yang hanya butuh satu kata "tidur !".
liat papan jadwal ujian * 7.30 - medan 2 - RpL - Matek II - ... lah VLSI nya mana ? hm... sekarang hari apa sih ? hm ... ada kholis "lis, sekarang hari apa ?", kholis rada bingung juga ngejawabnya "ga tau, rebu apa kamis ya ?" nah lho... ini mah ga jauh beda ama gua. lirik kanan ada ibnu... yah ini pasti bakal inget ama hari dan tgl kapanpun ditanyain. "ibn, sekarang hari apa ?" lantangpun dia menjawab "rabu". hiayaahh ! berarti isi absen nya besok !!! sial ...
belum habis kebengonganku menghitung hari, dan mungkin karena itu juga aku gak pernah suka mendengar lagu yang dinyanyikan krisdayanti dan anang orang yang paling beruntung di dunia. selagi mereka masih langgeng berarti gua ga perlu khawatir buat punya cewek cakep... ha ha ha ! andaipun aku disuruh menghitung hari, mengingat tanggal dan apalah tetek bengek tentang itu semua mungkin sebuah prestasi yang sangat langka yang kukerjakan.
sarapan berdua bareng erwin sedikit hilangkan rasa kesal yang entah siapa sebenarnya yang harus bertanggung jawab dengan semua ini.

Kamis 23 ...
Gara-gara kemaren aku harus kembali pagi lagi ... dan ... *teladd !!*, muka sedikit lukiskan senyum mesem "permisi pak", dan pojok kanan jadi sasaran buat nempelin pantat sambil nungguin absen bergilir lewat. Dengerin cerita yang ga tau ujung pangkalnya karena satu katapun ga terdengar, ah bodo amat. Andaikan ada polling "bagaimana sistem ujian yang baik menurut anda ?" pasti bakal gua isi "ngisi absen doang". gak ribet mikirin jawaban yang kudu 1 halaman setengah pernomer. apalagi banting otak buat belajar sebelumnya. Dari 9 mata kuliah yang total nya 24 SKS semester ini ternyata 4 mata kuliah "tidak ada ujian cuma ngisi absen". 2 mata kuliah terpaksa dengan rela menerima nilai K, "maap pak saya gak bisa ngikutin kuliah bapak, dari pada isinya tidur mending dengan suka rela bapak memberi saya K. coba bapak bayangin dari jam 7 sampe jam 11 duduk terus di dalam kelas abis itu langsung disambung ama kuliah bapak yang saya sendiri gak dikasih waktu istirahat buat ngerokok atau apalah apalagi nantinya saya bakal terima semua perkataan bapak yang sebagian besar bakal untuk saya, daripada saya bikin dosa bapak begitu juga dosa karena saya jadi dongkol sama bapak bagus nya saya gak ngikutin kuliah bapak". dan untuk bapak yang satu lagi "maap juga pak saya gak bisa bangun pagi apalagi hari senin, jadi silahkan saja bapak coret nama saya di absen itu karena ketahuan nitip absen ama teman saya dan gak usah bapak marah sama teman saya karena saya yang nyuruh dia, bapak kasih K juga ya monggo".

Jum'at 24 ...
tidur terpanjang yang aku alami di bulan ini...separoh hari gelap semua, sampe-sampe pesan singkat atopun miscall tanda tak mampu yang masuk gak ngefek di telinga apalagi azan jum'at yang berkumandang jauh sekitaran 300 an meter. Jam 1 baru bisa bangkit dari tempat tidur yang tak pernah bersh dari debu. sejenak aku dah dikamar mandi... ada 2 pilihan yang selalu membuatku bimbang... mandi atau nggak ? byurrrrrr !!! deras air mengucur dari kepala ke ujung kaki. seger ? gak juga ... dingin malah. jalani hari-hari seperti biasa namun sekarang bukan ngutak ngatik apa tapi jalan dalam kampus sendiri, scan semua komp yang terkoneksi berharap ada yang share lagu dan mungkin aku belum punya ... o..ow ada file AvsQ01.dat hahaha ! ini dia ... kok berani beraninya bukain jalan buat orang lain ngintip film gituan. ambil...
capek juga jalan-jalan sekarang waktunya ngurusin nih ruangan. gua sendiri kok jadi bingung, itu CPU kok malah ditarok ditengah ? "biar gampang diambil" lha diambilnya kapan gua gak tau, sampe jam 7 malem juga gak berpindah. gak ngerasa apa ini ruangan dah kayak gudang. angkat-angkat lageeee !!! 13 PC + monitor ...

1/21/2003

akhirnya CD RW + 40 gigs ... idaman dari dulu. keseringan dl bikin space bersisa 56,5 MB yang cuma bisa buat narok recycled doang yang terkadang gak jarang full. dan sekarang ? masih bersisa 30 an gigs. tinggal bakar dan space bakal kembali...
hari ini adalah hari dl besar-besar, apapun artisnya terkenal apa gak yang penting "click !" simpen. hmm semuanya dah kembali berjalan normal, satu persatu dah ngurusin tugasnya masing-masing yang 3 bulan kudu aku handle sendiri dibantu ama satu personil doang ga lebih. semoga ini sebuah awal yang indah untuk merancang masa depan. bertumpuk rencana dah mulai menjajal sebagian besar isi kepala, mulai dari taman sampe nambah kompi. jalan setapak dan langkah yang terseok dulu udah mulai kembali lebar dan merangkak.
he he dah lama gak ikutan pasang hearphone, mata tertuju di monitor cepet-cepetan ketik B 1 3, B 4 3, B 6, B 7, B 8 4, B 8 2, W A D bergantian lari sekuat-kuanya, ada musuh *bang ! bang ! bang !* mampus ...cari yang laen, pasang bom dan duarrr ! * terrorist win * tereak sekenceng2nya biar bisa bantu yang laen buat menangin partai satu itu. kali ini statistik yang jauh beda ama dulu cuma bisa bunuh 28 dan mati 20 kali. apa gak respek lagi dengan tombol space ato gerak kiri kanan ato emang gara-gara kurang latihan. Enjoy.. ya itu dia yang ku dapat. sekitar 300 an meter suara tereak pasti kedengeran jika udah maen CS. dan jangan harap telpon masuk bakal diangkat atopun sms/miscall bakal dibales saat itu juga. sepersekian detik menentukan posisi dan posisi menentukan prestasi.
jauh di barat pulo jawa sana sang abang lagi gelisah gara-gara masalah "mancari induak bareh". keras kepala diadu ama keras kepala ya jelas lah gak ada yang bakal mengalah. dan akhirnya jadi gitu, so sekarang moga aja pada mikir.
bentar lagi aku mo kesana tapi selembar kertas ke kampung sana belom terkirim,jgn kan dikirim ditulispun belum...hm kenapa ? entah lah.aku sendiri bingung ngejawabnya kenapa. andaikan aku bikin alasannya kenapapun bisa tapi bukan itu sebenarnya alasan yang membuatku jadi telat mulu.
besok jam 1/2 8 terakhir ke kampus dalam bulan ini, cuma buat ngisi absen doang. mbok yo jelas gak ada ujian kenapa kudu ngisi absen. tau ah ... sekali-kali ikutin peraturan pake baju berkerah,celana rapi, pake sepatu, ga boleh pake jaket , tepat waktu dan yang jelas jangan sampe ada peraturan wajib mandi ! apalagi rambut pendek apa mo digebukin satu kampung tuh yang bikin peraturan.
4 lagu lama merasuk kedalam kupingku dan membuat mataku menjadi sayup sayup ingin tertidur. so ?

1/20/2003

ha ha ha ! dah mulai gondrong lagi, peduli amat ... yang jelas ga ada yang bakal rewel nyuruh gua potong disini. gua pengen nyampe punggung kayak yang dulu,mo dibilang gendoruwo yo monggo ...bodo amat. rambut-rambut gua sendiri kok.
hari ini sukses bikin tuh anak penasaran, padahal gua mah gak niatan mo bikin dia penasaran cuma gua pengen ngelakuin apa yang pernah dilakukannya ama temen-temen yang udah kena berapa tuh..ga ke itung dah.mulai dari simbar, wakaka, ama kelir."ketemu dan tau tampangnya kayak gimana" nah itu dia, ee gak disangka-sangka emang beneran dah kesini tuh anak. bener juga yang di bilang ama wisnu, "tuh anak tanpa lo sadari bakal tau lo yang mana". untung sejak dibilangin gitu mulai jaga-jaga. dan akhirnya ... ha ha ha ! dan dia nya ? tebak aja ndiri ... ngantuk nih.. cawz !

1/18/2003

ikhlas itu mahal !

1/15/2003

40 potong pakaian ku titipkan disana, dengan harapan bisa bersih dan aku gak lagi ngurusin masalah cuci mencuci. klo di itung-itung ampe siap pake mah murah juga. cuma awal permasalahannya, aku nitipin hari jum'at dan bisa diambil hari senin. ya aku sih terima aja asal selesai. trus hari senin pun datang, jam 1/2 5 aku siap2 bawa carrier segede bagong buat ngambil tuh cucian, dah nyampe disana dikasih 2 kresek. masukin carrier... angkut. hehe kayak org mo naik aja padahal isinya cucian. pas dah nyampe di kamar kan diliat tuh, tapi kok malah yang aku titipin dulu beda ama yang kuterima sekarang. syet dah ! ternyata ketuker sebagian. nah lho .. kok bisa coba. aku nitipin 40 sekarang malah jadi 22. tanpa babibu lagi kembali ke tempat laundry. disana nungguin nya lama nya setengah mampus, bayangin aku tuh dateng jam 7 baru dapet kepastian pakaianku yang mana jam 1/2 9.bete gak tuh,mana disana bengong doang nungguin staffnya yang nyuciin kemaren. ditunggu lama gitu eh ternyata sebagian pakaian aku tuh belom dicuci sama sekali. ya apa mo dikata terpaksa ngambilnya besok.
waktu lg bt2 nya nunggu kepikiran juga sih ga bakalan nyuci disana lagi, tapi aku sih kasian jg soalnya segitu banyak yang dicuci ya mestilah mereka jadi rada bingung ngurusinnya. makanya kalo nyuci jangan nunggu pakaian yg bersih abis semua... haha !

1/14/2003

tewur ! gua dah nyangka bakal gini. ngabisin sekian waktu begitu juga biaya dan keputusan akhirnya "Dank maaf banget ya,kayaknya aku gak jadi deh. ga papa kan, makasih banget udah ngusahain buat aku".coba waktu gua yang tersita gara-gara itu dijadiin buat ngerjain apa kek, atau biayanya di beliin rokok ama kopi. awalnya sih dah keliatan bakal gak jadi. sebenernya sih niat cuma ya mikirnya panjang banget muter-muter lagi. duit segitu mah ya gua pikir wajar sih dapetnya juga kayak gitu, nah ini lain duit segitu malah minta spesifikasi yg macem-macem...ya gua sih sadar klo pembeli itu raja,but liat-liat dong mana bbm mo naik dan dolar juga gak turun2. apa mau dikasih barang bekas ? gua sih ok aja. tapi mbok ya dipikir tho... gua itu lho ga ngambil untung sepeser pun. niat gua udah klop untuk membantu. karena sodara gua bilang duitnya cuma segitu tolong diusahain dapet yang itu, kasian tuh anaknya. pake please juga tuh. . ah udahlah kayak gini terus bakal tewur beneran dah gua.
besok ada ujian yang kuliah nya cuma gua absen 3 kali, selebihnya bolos ! bukannya males cuma gua ga kepikiran aja jadwalnya mepet gitu. abis 3 jam pelajaran trus nyambung ama kuliah tsb ga ada waktu istirahat sama sekali. ya dari pada gua jadi ngorok di dalam kelas .... ketahuan trus di sindir-sindir abis itu yang dibahas bukannya pelajaran tapi malah gua, ya walopun ga terus-terusan cuma nyindir nya itu lho bikin gua sumpek aja dengerinnya. mending gua bolos aja daripada gua jadi muka tembok. yang jadi pikiran gua sekarang ikut ga ya gua ujiannya besok. jam 7 lho, sekarang dah jam 3 pagi. ah gini aja kalo gua bangun, gua ikut ... kalo ternyata gua ga bangun jam 7 berarti lewat dah. kalo diitung itung sih nilainya yang diperoleh pertama dulu udah aman dari ketidaklulusan hehehe... lah aman paling minim dong. nah kemaren tuh kenapa kok diambil lagi, ya itung-itung nambahin sks. masa di ijinin 24 gua cuma ngambil 18 ato 20 rugi dong ! nah gak mikir jauh akhirnya gua ambil yang tiu buat nambahin... eee ternyata mah kalo ngulang itu, apalagi mata kuliah yang satu itu masalahnya banyak banget. bukan dari dosennya tapi dari guanya.
ah liat nanti jam 7 aja.. so sekarang ? op bentar, adek tadi nangis pas gua telp tadi. gua pikir ada apa... walah ternyata ga bisa belajar gara-gara mbak-mbak kost nya pada rame nonton tipi. duh kasian banget tuh, padahal dia kan ga bisa bljr kalo lagi rame. jgn kan rame bunyi-bunyian aja kedenger dikit aja tuh konsen nya dah ilang juga. untung juga sih gua dapet ide.. kenapa ga barengan ama adek yang diatas aja belajar nya... kan sendirian tuh di kamarnya. sip ! kayak nya dah klir deh, ya moga aja ujiannya lancar. sukses yak !
nah gua sendiri ? tewur dah tewur ! egp ... tidurrrr !

1/13/2003

begitulah akhirnya, seperti biasa enam jam sebelum dikumpulin aku ngotot ngerjain ampe selesai. 200 page udah ku ubek nyari referensi dan bukan sebagai ide awal untuk bikin yang baru melainkan justru nyari contekan ! dan waktu yang kuhabiskan udah 12 setengah jam buat ngumpulin referensi doang. Untung sebuah sumber data dah aku backup duluan dan prospek juga buat pembaceman, modifikasi sana sini, cuma dibagian sensor utama ama objek yang berbeda pada sensor.
permasalahan berawal pas mo ngumpulin,ternyata yang diminta rangkain lengkap sedangkan aku bikinnya perblok.mo diedit waktu ga nutut dan pasrah sudah yang jelas aku dah bikin, mo diterima apa gak terserah yang ngasih tugas.
BT corner keliatannya dah seger abis dibersihin,hmm ... bakal jadi tempat pavo bagiku abis ini nih, masih tinggal dikit lagi.bangku-bangku bambu ama kembang. wek kembang ? ini masalah besar, ada yang mo bantuin ga neh? /me dikit blind ama yang namanya bunga-bungaan. dah setaun rencana bt corner tertunda, dan sekarang mulai dari tahap awal lagi,sumpek aja ngeliat puntung rokok + botol + bungkusan snack pada numpuk disana. debu berhamburan ga karu-karuan bikin mata sepet aja ngeliatnya.
beralih ke bagian tengah,kayaknya itu bagian masih perlu sentuhan dikit nih, tapi juga butuh elusan dana yang luamayan juga sih. karpet + meja ama accecories trus juga akuarium yang dari dulu pengen ditarok disana ga jadi-jadi juga.
3 bulan gitu kayaknya ide gua yang dulu itu mandek beneran, gak terwujud sama sekali. yang salah siapa ? yang jelas pertama sekali ya aku dong. yang memenej disini siapa coba. kalo aku mikir ke dalam sih banyak banget yang kurang, so ? benahin lagi giehhh ! selagi di refresh orang-orangnya, ya selagi pada semangat semua... dan aku ? kudu semangat 45 +1 ato +2 juga boleh.

1/11/2003

hari ini aku sudah meneteskan beberapa kenangan, entah itu kenangan indah ataupun buruk di lembaran kisah hidup ini. apakah nanti terlupakan atau akan teringat selalu bukan jadi soal. yang jelas saat ini aku dah bisa memberi sedikit warna di hari-hari yang nyatanya tidak selalu membosankan. walopun sedikit memejamkan mata bahkan cuma 4 jam. selebihnya asyik bercengkrama bersama waktu yang tidak mau untuk berhenti.
satu tulisan aku baca membuat aku jadi berpikir jauh "don't wait but do it now". 6 kata tapi sungguh dalam maknanya, jangan tunggu tapi lakukan sekarang. sekilas sih emang ga seberapa beda tapi kalo dipahami lebih lanjut mah bedanya jauh. ya moga aja aku bisa lakukan itu, "jangan tunggu" ama "lakukan sekarang". disatu sisi kita sih memang gak mau menunggu sehingga berpikir apa yang bisa aku lakukan. nah kalo "lakukan sekarang" kayaknya mau gak mau kudu ngerjain apa yang bisa dikerjain. susah kan maknanya... so kalo pada bingung mikir nya mending jangan dipikir ... lakukan aja ! gak susah kan ?
pernah ngebayangin ga kalo suatu saat kita berbuat baik malah ditanggapin lain ama yang nerima , malah dianggap ada apa-apanya. kadang gua sendiri bingung kenapa kok bisa pikiran seperti itu muncul gitu.padahal gua cuma pengen bantu, ya itung-itung ngurangin beban atau bisa jadi amal (cie numpuk amal ampe langit kali ye ! ).tapi beneran dah gua ga abis pikir ama hal yang satu ini. padahal yang gua lakuin itu blom tentu kadar kebaikannya menuhin standar.
nah itu dia tuh yang gua rasain sekarang. berhari-hari gua mikir sampe ngabisin rokok berapa biji tuh. eh apa hubungannya rokok ama mikir ya... ya anggap aja ada hubungannya deh. dijelasin juga bakal ga abis 2 hari waktu. ah udahlah mungkin kembali ke niat awal,kalo niatnya pengen macem-macem mah tentunya akhirnya bakal jadi macem-macem. gua cuma bisa serahin ama yang diatas.
kalo diitung-itung gua nerima kebaikan orang mah jauh banget apa yang bisa gua beri ama orang lain. so gua sampe sekarang blom sanggup lunasin hutang kebaikan orang lain thdp gua. siapa sih yang ga pengen dibilang baik, cuma apa tujuannya hanya ucapan dari mulut orang lain aja sehingga itu yang menjadi dasar berbuat kebaikan. gak kan ? trus kalo di itung-itung keburukan yang gua bikin mah ga jauh beda ama kebaikan yang gua kerjain, nah kalo gua bikin buruk kapan gua bisa nyeimbanginnya kalo kebaikan gak gua bikin juga. hehe lucu emang kalo udah bicara soal kebaikan dan keburukan. sampe sekarang kesimpulan gua mah satu aja "bodo amat yang penting gua berusaha memberi bukan hanya menerima doang !"

1/06/2003

ada seorang anak cowok tunggal yang di tinggal mati nyokapnya pas ngelahirin dia. Sejak itu bokapnya jadi amat sangat workaholic sekali dan nggak married-married lagi. Ini anak tapi baek hati dan lemah lembut walaupun cuma bareng pengasuh aja. Pas TK, sementara anak-anak laen udah punya sepeda dia masih jalan kaki. Pengasuhnya ngadu ke bokapnya, "Tuan, nggak kasian sama Den Bagus? Masa sepeda nggak punya... apa tuan juga nggak malu?" Iya nih..., bokapnya tuh tajir banget deh. Punya sekian perusahaan. Maka dipanggillah si anak, ditawarin mau sepeda yang kayak gimana merek apa...? Dan si anak cuma bilang, "Nggak usah repot-repot Pi, aku dibeliin bola item bola putih aja..." "Lho kok gitu? Bingung dong bokapnya. "Kenapa bola item dan bola putih?" "Nggak usah diterangin deh Pi. Kalo Papi punya uang yaa..., beliin itu aja." Yah, mengingat mereka nggak pernah ngobrol, jadi Papinya nerima-nerima aja. Nggak berminat lanjutin, maka dibeliinlah tu anak sepeda generasi terbaru saat itu, yang paling canggih, plus bola item dan bola putih. T''rus ni anak masuk SD-lah. Pas itu musim sepatu roda. Sekian lama pengasuh pratiin, ni anak nggak minta-minta dibeliin sepatu roda sama Papinya. Sore-sore cuma duduk aja. Sepedanya juga di taruh di gudang. Lagi nggak musim. Pengasuhnya laporan pandangan mata dong ke tuannya hingga si anak di panggil lagi. "Nak, kamu mau dibeliin sepatu roda kayak temen-temen kamu? Kok nggak bilang2 Papi. Nggak masalah cuma beli sepatu roda aja..." Si anak bilang, "Nggak Pi, bola item dan bola putih saya udah rusak... dibeliin lagi aja..., nggak usah beli sepatu roda. Lagian lebih murah bola kan Pi?" Yee... si Papi geram dong. Ni anak ngeremehin Papinya sendiri, atau sok merendah? So, tetep si Papi beliin sepatu roda, plus bola item dan bola putih. Selang beberapa tahun, ni anak masuk SMP. Cerita sama terulang. Sekarang temen-temennya musim rollerblade. Tren baru. Sementara sore hari, dia masih setia sama sepatu rodanya. Pas bokapnya pulang dari luar negri dan ngeliat anaknya doang yang pake sepatu roda, si Papi malu banget. Gila, rumah gedung, perusahaan banyak, keluar negri t''rus... eeh anaknya ketinggalan jaman. Besoknya, di kamar anaknya udah ada sepasang roller blade baru dengan note: "Biar kamu nggak malu." Malemnya di ruang kerja papinya ada note balesan: "Pi, kok nggak beliin bola item dan bola putih? Aku lebih suka itu." Weleh, si Papi pas liat note itu dongkol tambah bingung. Apaan sih istimewanya bola item dan bola putih? Emang bisa bikin dia beken atau nge-tren? Besoknya dan besoknya lagi si Papi berkali-kali nemuin note itu... hingga dia nggak tahan dan membelikan anaknya bola item dan bola putih untuk kesekian kalinya. Bener, setelah dapet tu bola, si anak nggak ngerongrong bokapnya lagi. Pas SMA, yang jaraknya rada jauh, si anak masih ber-bis ria, temen-temennya udah ada yang bawa motor en mobil ke sekolahan. Suatu hari, tumben Papinya di rumah, si anak pulang dianterin temennya yang mau ditebengin. Papi malu banget. Masa cuma untuk anak satu nggak bisa beliin mobil? Maka ditawarin anaknya. Si anak nolak dengan alasan mobil kurang praktis, lagian pengen bola item bola putih aja. Si bapak nggak terima penolakan. Karna anaknya udah gede, bisa berunding. Hingga tercetus keputusan si anak dibeliin motor plus bola item dan bola putih tentunya. Dan si bapak kesel juga donk. Udah berapa tahun dia beberapa kali beliin dua macem bola itu tanpa tau kenapa. Tapi si anak nggak ada keinginan dan kemauan ngasih tau sih. Hingga tibalah masa kuliah. Karna seneng dan bangga masuk PTN si anak dikadoin mobil. Sampe beberapa bulan si anak masih naek motooor aja. Pacarnya juga binggung, kan dia punya mobil? Di tanya sama pacarnya, di jawab, abis Papi nggak beliin bola item bola putih. Nggak ngerti anak sendiri sih! So, pas makan malem bersama, si pacar bilang sama Papi, "Kenapa sih Oom nggak beliin bola item bola putih?" Si Papi sebenarnya sensitif sama para bola itu... "Huh..., sampe pacar anak gue... di tanya donk kenapa?" Si pacar bilang kalo mobilnya nggak akan di pake selama nggak di kasih bola itu. Papi binggung donk? "Di kamar anaknya udah segitu banyak bola item bola putih, buat apa sih?", pikir Papi. Tapi demi gengsi, anak orang lho yang nanya, maka besoknya udah ada bola item bola putih buat anaknya. Suatu hari anaknya gaul ke puncak bawa mobil, sama pacarnya. Yah, namanya anak muda, pas lagi di jalan, si pacar nyium dia en dia jadi grogi dan kecelakaan!!! Segera di bawa ke Rumah Sakit. Si Papi juga di telpon sama Rumah Sakitnya. Tabrakannya parah. Mereka berdua nggak ada yang pake seatbelt, yang cewek mati seketika dan ni cowok udah sekarat. Si Papi dateng ke Rumah Sakit... "Gimana Dok anak saya?" Dokter (dengan tampang empati penuh dukacita) "Maaf Pak, kami tidak dapat berbuat banyak..., sepertinya memang sudah waktunya... Sebaiknya Bapak memanfaatkan waktu terakhir..." Perlahan si Bapak masuk, nyamperin anaknya. "Pi, maafin saya... nggak hati-hati bawa mobilnya..." si anak juga nangis karna pacarnya nggak tertolong. Si Papi nenangin dia... Akrablah dua manusia itu beberapa saat. Hingga si Papi beranggapan ini saat terakhir. Dia inget penasaran dia tentang kenapa si anak selama ini selalu minta bola item bola putih. "Nak, maafin Papi selama ini yang selalu sibuk..., kamu jadi kesepian... Maafin Papi, Nak. Enggak sempat jadi orang tua yang baik." Anaknya jawab, "Nggak apa-apa Pi, saya ngerti kok... cuma sempet kesel kalo Papi punya uang lebih malah beliin yang macem-macem..., saya cuma minta beliin bola item bola putih aja kan?" Si Papi rasa timing-nya tepat nih, "KENAPA SIH KAMU SELALU MINTA BOLA ITEM BOLA PUTIH..., ADA APA DENGAN BOLA-BOLA ITU?" (Pembaca juga penasaran ya...?!) Si anak dengan terpatah-patah dan susah banget, abis udah sekarat dan masanya udah hampir sampe... "Sebab Pi... saya..." HEP! Kepalanya rebah dan nafasnya ilang. Si anak udah meninggal sebelum kasih tau Papinya.