tak perlu lelah mengais-ngais praduga tantang rahasia hati. kaca penghalang tak sabar ruang tak tahan ayu. waktu membentang lintas rindu datang sesayat sembilu membiru. aku yakin, gambar yang dilukis bersama tinta nestapa menggigil dikutuk mata gagak tengah malam. tak ada suara menyapa kabar yang dilayarkan angin pada sepuluh daun tua di halaman.
teater langit mempertotonkan bulan dan mendung bercengkrama, pinang yang terbelah menjadi simalakama. di altar cakrawala bersuguhkan jingga merona dalam gelas-gelas para penggoda mengaduk hujan memutar angin bertekuk lutut.
jalani saja ! bisik bibirmu seulas lega berselai rasa cokelat yang kita bagi dua.
No comments:
Post a Comment