8/31/2003

apa yang mengganjal dalam kepalaku semakin berat saja, hitam seperti awan malam yangmenjubahi bulan dan semuanya menjadi kelam. Aku terhujam barisan kata beribu bermakna, tertuju jelas pada lingkaran sukmaku. eh... aku ini terlalu bodoh untuk memperkosa kata didepan sejuta mata. karena begitu banyak yang masih tersisa. Aku telah menyadur cerita pada halaman pertama tahun ini, merekatkan keyakinan bahwa aku akan membuatnya terkapar ! ya...disana aku berkoar, berusung lapar ... namun aku yakin tak kan pudar

8/29/2003

selamat pagi buat hari yang tak pernah lelah. sederetan cerita mari kita tuang dalam lembaran demi lembaran yang sudah disiapkan. senja itu isi kepala ku tumpahkan diatas meja 45x45 cm,aku ingin isi kepalaku sedikit kosong ... itu saja !
tunggu...tunggu dan tunggu ! heh jawaban yang semestinya tak pernah kutunggu, masih patutkah kuacungkan sebuah harapan ? dimana terlalu susah untuk diminta sebuah perhatian ? aku tak mau pantatku jamuran untuk menanti "jalannya" roda yang sudah siap untuk keberangkatan.

8/20/2003

hei...! seharian yang berlalu barusan saja,dan semuanya telah terbungkus dalam kertas kado. bukan hanya senyum ceria dan tawa bahagia tetapi juga dering telpon yang menunggu perubahan hari sambil berucap berat karena kupaksa kau terjaga ! beberapa jam tanpa suara atau rindu panggilan, 2 bungkus batagor menemani obrolan hangat di samping meja seirama dengan arah tubuhmu yang ikutan beralih posisi menyampingiku.

Sekian waktu aku mengumpulkan sajak-sajak yang bergejolak dalam benakku yang terus saja tumpah bersama ketikan yang tertuang dilayar putih itu. tinta-tinta yang teratur membuat sajak itu bisa kau baca dan entah jam berapa untuk pertama kalinya.
putaran roda yang bergulir begitu saja membuat gemetar lutut-lutut kita karena angin malam menampar seluruh tubuh yang walopun sudah terbalut jaket tebal. namun masih menusuk tiap senti ukuran tulang kita dan menggigilpun menjadi sebuah irama yang kompak. dua piring nasi yang separohnya kau tuangkan untukku bahkan lebih ... hehe cara yang unik membuatku agar tak tampak kurus, tak ada paksaan bahkan malah canda yang ikut tertelan bersama 2 gelas es teh dan lalapan. kita hilang diantara keramaian dan kitapun tak mau kalah menghilangkan keramaian itu dengan obrolan yang tak pernah berhenti.
di dekat pintu yang sedikit bau,obrolan yang terlantar kita lanjutkan sebentar ... aku balik...dan daagghh. semoga besok masih ada ... dan saat ini mungkin kau sedang membaca :

21 jumadiit tsani / 20 Agustus 2003

Pagi …
hari lahirmu dikabarkan embun, angin menggugurkan dedaun, disaat azan subuh kian mengalun
Siang …
selalu ada pucuk dikirim sinar mentari, menandai sejuta harapan untukmu, jangan biarkan derasnya huruf-huruf sedih, berbaris ,melaju,menusuk ke jam hatimu
yakinkan kenangan akan menjadi pupuk memekarkan kuncup bunga, semerbak menumbuhkan jiwa
Malam …
katakan pada setiap waktu, dalam genggaman detik, menit demi menit bahwasanya dzat maha segala maha ada selalu menjaga, bersama berjuta untaian do’a terbungkus sajadah
Untuk hari-hari yang selalu berganti…
biarkan segalanya menyelinap diam-diam, dipahami tanpa kata-kata, sebuah keberadaan realita rasa, semoga tetap ada untuk selamanya.

SELAMAT ULANG TAHUN

hilangnya satu tahun usia
bertambahnya satu tahun umur
semoga menelurkan makna yang tak sia-sia

8/14/2003

kemana saja ? kok gak pernah nongol di udara lagi ? kapan siaran ... kita pada nungguin lho...
berjubel pesan singkat itu muncul dalam layar kaca 4x2 cm, aku ingin bicara balik tapi ... maklumlah sampai detik ini aku belum gajian. hari ini masih separo bulan kerja dan masih banyak yang bertumpukan di depan sana untuk aku selesaikan. Sebentar lagi kudu bayar kuliah, so mana yang mesti kudahulukan ? menghibur atau bekerja ?
tak perlu kutulis jawaban atau malah kubantu untuk menjawab, ada kalanya aku ingin bersamamu tapi ada kalanya juga aku harus perhatikan diriku sendiri

maaf jika aku saat ini tak lagi menjadi teman sepimu dalam gelap malam yang engkau tak mampu untuk lelapkan mata

8/13/2003

huahahaha ! blar ! ketawa ku lepas ... padahal belum mandi sama sekali, 570xxx yang kutekan dari pelataran rektorat membuatku semakin bersemangat aja utk menghadapi hari ini. 10.30 siang masih pantaskah utk sebuah kata "pagi" ? atau malah terlalu cepat untuk bangkit dari pembaringan setelah sekian lama otot-ototku kaku dari sore sampai dini hari.
satu ketawa ku lepas dan memang tak berniat ku tahan, entah mungkin sudah berapa bulan terakhir aku tak bisa selepas itu. plong banget rasanya dan gak tau semuanya menjadi serba haha hihi. ops tapi yang itu belom sempat aku posin, ya besok lah gimana mo sekarang udah tutup pos yang didepan sana.
*555# - pulsa anda saat ini Rp 473 berlaku sampe tgl 17 masa tenggang 23 sept ... hehe masih mending dibandingkan kamu yang tinggal 200 an n masa tenggang sampe tgl 20.
rasanya pengen banget hidup gratisan, sms gratis, telpon gratis, makan gratis, tidur gratis, jalan2 gratis ... pokoknya gratis deh bahkan spp pun pengen gratis tadinya ... cuman dah keduluan tutup, siyal dah !
hari ini masih kayak kemarenkah kita bakal sibuk sampe pagi lagi ? ah jangan deh ... katanya ada makan gratis (nah lho bener kan aku bilang ada gratisan lagi) ada yang pada ulang taun... hoho, pengen kayak aku juga ?

8/12/2003

rumah itu kembali kita pugar, yah sudah sekian lama terpaksa kita tinggalkan dan kondisinya tidak beda jauh dengan kapal pecah. hidup baru akan kita mulai, 10 armada yang tersisa dengan kondisi tak semestinya kita harus jalan walaupun harus merangkak lagi... semoga ini bukan lagi impian

dimana berjuta kaki yang kita tanamkan dulu di taman orang-orang [ yang serakah ? ]

8/10/2003

Inikah sebuah pengakuan yang tersembunyi ? disaat aku tak mampu lagi untuk lari dari segalah resah. katakanlah, bahwa itu adalah bahasa isyarat yang tersirat dalam hatimu. sekian lama kunikmati wajah yang antara iya dan tidak. Kini ... aku takkan lagi bertanya pada malam yang sering menusukku di pelataran gelisah. Kubiarkan semuanya mengalir dan meresap dalam setiap tanah-tanah yang kita tanami dengan benih-benih geliat rasa dan asa.
Semasa silam sempat kularikan semua dalam emosi ! tapi ternyata baru saja ... aku tak bisa ! akar-akar itu terlalu dalam untuk kucabuti. Kita tau ini tidak romantis, karena dalam kamus yang terbungkus dalam ruang dada kita tak pernah ada dunia ini milik kita berdua.
Sore itu membuatku merasakan semua yang terpancar dari dalam wajah yang tersenyum renyah, indah... sungguh ... aku tak mengada-ada. aku jatuh lagi di tempat yang tak berbeda dan pada orang yang sama dan semakin dalam. Terima kasih untuk kedatangan, senyum dan ceriamu sore itu ... sungguh aku sangat merindukan saat-saat seperti itu.

tak usah lagi bertanya apa yang ada di hati, karena kita tak ingin rasa itu mati ... dalami,hayati dan nikmati
... semoga abadi