8/30/2005

Kenapa kita harus takut ?

satu-satu daun berguguran, jatuh ke bumi dimakan usia, tak terdengar tangis tak terdengar tawa, redalah reda ... satu-satu tunas muda bersemi, mengisi hidup gantikan yang tua, tak terdengar tangis tak terdengar tawa redalah reda ...

Dulu, saya enjoy saja waktu mendengar lagu satu-satu bang Iwan ini. Tidak ada perasaan yang beda. Namun sejak satu persatu orang-orang yang ada disekitarku mulai bepergian dan digantikan oleh yang lain, barulah saya merasakan betapa lagu itu begitu menyayat.

waktu terus bergulir, semuanya mesti terjadi, daun-daun berguguran, tunas-tunas muda bersemi... satu-satu daun jatuh ke bumi, satu-satu tunas muda bersemi, tak guna tertawa
redalah reda ...


Bayangkan semua yang dibangun, membangun, bahkan terbangun dengan segala tawa kini semakin reda... dan reda. Satu persatu diantara kita melangkah dan tak satu arah. Kita terbang di ruang yang tak lagi sempit. Kawan, inilah ujung dari lorong panjang gelap yang kita telusuri itu. Sekarang saatnya kita berhamburan dan akan pergi entah kemana sesuai dengan hati nurani sendiri. Ada yang pergi dan ada yang ditinggal pergi.

waktu terus bergulir, kita kan pergi dan tinggal pergi, ke dalam tangis ke dalam tawa, tunas-tunas muda bersemi

Jangan katakan pedih walopun sebenarnya tak ada lagi rasa yang lebih pahit dari ini. Kaki ini lebih berhak melangkah daripada tertahan oleh kata-kata sedih. Walaupun raga jauh terpisah namun hati kita tetap bersama.

Di belakang kita ada kekuatan tak terbatas, Di depan ada kemungkinan tak berakhir Di sekeliling kita ada kesempatan tak terhitung. Kenapa kita harus takut untuk melangkah ?

8/26/2005

itulah adanya kebahagiaan

Pelayaran yang panjang ... gelombang demi gelombang silih berganti menghempaskan perahu. Kadang membuatnya oleng, berputar, bahkan pernah terbalik. Namun alhamdulillah, semuanya masih membuatku untuk terus mendayung... terus mendayung... walaupun tujuan itu masih jauh.

Aku sepenuhnya percaya bahwasanya : Mutiara tidak pernah ditemukan, jika tidak pernah mencoba menyelam kedasar samudera karena takut tidak bisa kembali. Namun ketakutan, letih dan lelah akan hilang setelah mutiara itu ada di depan mata. Dan pada akhirnya itulah adanya kebahagiaan.

Bagaimana dengan kamu sa ?

8/24/2005

terlalu beratkah ?

Astaghfirullah... malam ini saya lupa tilawah,kenapa lagi sih ini ? kok gampang banget ya lupanya. Saya sadar adalah bukan sesuatu yang mudah untuk membiasakan tilawah setelah sholat untuk menyicil 1 juz/hari. Banyak banget godaan yang harus di hadapi, bahkan urusan yang tetek bengek gak perlu juga kadang tanpa sengaja jadi faktor dominan kelupaan tilawah.

Sebenarnya kalo diitung-itung gak susah tilawah 1 juz/hari. 1 juz itu kalo pake pocket mushaf Al Qur'an + terjemahannya penerbit As Syamil itu cuma 10 lembar. Nah dibagi 5 aja, jadi setiap sehabis sholat fardu tilawah 2 lembar yang kira-kira dengan kecepatan sedang membutuhkan waktu 10 - 15 menitan. Jadi untuk setiap sholat 5 waktu sediakan waktu 10 - 20 menit extra.

Biasanya kalo sholat jamaah itu membutuhkan waktu 10 menit, nah paling tidak kita sediakan waktu 20-30 menit setiap sholatnya. Kalo di kalkulasikan semua sekitar 100-150 menit, 2 jam 30 menit. Itu estimasi waktu yang kita butuhkan untuk sholat + tilawah.

2 1/2 jam sehari + tahajud 1/2 jam berarti yang dibutuhkan 3 jam dari 24 jam yang kita butuhkan untuk kebutuhan dasar rohani. Terlalu berat kah ?

8/23/2005

sehelai daun

"Sehelai daunpun yang luruh ke bumi tak luput dari pengetahuaNYA betapa kebaikan-kebaikan kecil yang tengah kita rangkai tentu tak luput juga dari hitungannya"

sepakat ! tau gak aku menerima pesan itu lagi ceting sama Andi. Pas banget kami berdua lagi kangen-kangenan. Aku kasih tau pesan itu sama dia, dan kamu tau dia bilang apa ?

"Wuih, subhanallah keren !"

Sorry ya aku gak bisa cepet-cepet bales, soalnya kasian juga sama Andi. Ngenet disana mahal banget, masa 1 jam nya 5000 repes ! So agak telatan dikit gak papa kan ?

8/22/2005

keep fight !

Dan hari itu pun semakin dekat... semakin dekat ! Dan waktu itu pun semakin merambat... semakin merambat ! Yang sebentar lagi insya Allah semua itu akan datang, namun kita semestinya bukan begini. Kita harus lebih menata hati, karena hari itu hari yang suci. Jangan kita kotori... jangan kita kotori dihadapan sang Illahi Robbi.

Apa kata hati ini ? dan itulah yang selalu aku simpan. Kadang penuh sudah, namun aku tak mau tumpahkan kehadapanmu. Biar aku tuangkan kebelakang punggungku. Karena aku tak mau membuat Allahu robbi cemburu. Aku ingin melihat kamu tersenyum tapi bukan dengan kata-kata indah. Aku ingin melihatmu tertawa, tetapi bukan dengan lisan canda. Aku ingin melihatmu menangis, tetapi bukan dengan melihat apa yang aku derita.

Aku ingin melihatmu tersenyum disaat aku berpeluh darah, berkeringat air mata dalam membela agama Allah. Aku ingin melihatmu tertawa renyah disaat aku berdiri tegak didalam barisan mujahid mengibarkan bendera dan panji-panji Islam. Aku ingin melihatmu menangis disaat aku lupa untuk berjuang sehingga bersenang-senang diwaktu luang.

dan aku butuh kata "keep fight !" mu selalu.