8/10/2003

Inikah sebuah pengakuan yang tersembunyi ? disaat aku tak mampu lagi untuk lari dari segalah resah. katakanlah, bahwa itu adalah bahasa isyarat yang tersirat dalam hatimu. sekian lama kunikmati wajah yang antara iya dan tidak. Kini ... aku takkan lagi bertanya pada malam yang sering menusukku di pelataran gelisah. Kubiarkan semuanya mengalir dan meresap dalam setiap tanah-tanah yang kita tanami dengan benih-benih geliat rasa dan asa.
Semasa silam sempat kularikan semua dalam emosi ! tapi ternyata baru saja ... aku tak bisa ! akar-akar itu terlalu dalam untuk kucabuti. Kita tau ini tidak romantis, karena dalam kamus yang terbungkus dalam ruang dada kita tak pernah ada dunia ini milik kita berdua.
Sore itu membuatku merasakan semua yang terpancar dari dalam wajah yang tersenyum renyah, indah... sungguh ... aku tak mengada-ada. aku jatuh lagi di tempat yang tak berbeda dan pada orang yang sama dan semakin dalam. Terima kasih untuk kedatangan, senyum dan ceriamu sore itu ... sungguh aku sangat merindukan saat-saat seperti itu.

tak usah lagi bertanya apa yang ada di hati, karena kita tak ingin rasa itu mati ... dalami,hayati dan nikmati
... semoga abadi

No comments: