ku patahkan semua huruf yang kau eja didepan mata kepala. entahlah ! satu kata penutup yang terucap, sebentar lagi aku akan mendengar lumpur-lumpur berkecipak. Ah ... tak sanggup lagi membiar dan cegahpun menjadi gundah berulah ?! begitu sering mata dan telingaku menjadi saksi mati,
Benarkah semua itu datang dari kesenyapan yang tak kunjung usai ? lalu dimanakah cerita ceria gejolak gelora membara didada yang pernah singgah ? klise dan kamuflase !
tiktak waktu dan detak bandul jam selalu menjemput setiap putaran roda yang kau putar itu. Sekarang ? berceritalah di alam dongeng, membakar perapian ... bergemuruh ... gaduh ... dan tertawa terbahak-bahak. Dan lihat ! 2 bocah yang yang haus kasih sayangmu *terlelap-tersenyum-pulas-bermimpi* bahwa masa depan yang indah itu ada bersamamu ...
akh ! aku tak bisa bayangkan ... disaat mereka terbangun ... terisak ... meratap ... merintih ... bahkan menjerit betapa perihnya !
itukah yang kau rancang saat ini ?
tak semestinya aku berkata begini ...
No comments:
Post a Comment