5/19/2003

pernah !
dan aku pun berlari ke dalam rimba yang tak tahu arah, disana meronta, disana menggema ... hei ! aku masih disini, bukan dalam alam yang berbeda dan bukan pula dalam hayalan. Bukankah cerita usang itu pernah terusung ? dan untuk apa lagi ? tidak cukupkah segenggam mesiu meledakkan dan membakar hati-hati yang teriris ?
duduklah di depan perapian itu, coba hangatkan suasana yang mulai membeku ini. teguk lah secangkir kopi hasil racikan tangan orang yang mencari sesuap makan.
mari kita seret alur jiwa ini dalam sebuah plot kejujuran, tengok lah malam itu tak pernah berbohong tentang apa saja. bisa kah rasakan ? goncangan semua kutuk do'a mu waktu itu ... luka yang tak kan pernah terungkap dengan kata-kata dan tidak menyisakan sepenggal tanda tanya. dan tiba saatnya dia mencoba untuk kembali ... ingin meraih ... melemparkan sumpahmu itu ... meratapi semua keangkuhan ... untuk kembali merengkuh semuanya, dan tanpa disadari ludahmu dulu kembali dia ajukan agar kau jilati lagi... dan kau pun ? merasa ingin untuk ...
inikah arti dari sebuah prinsip yang pernah kau banggakan ?
Aku sendiri pun sering menangis merasakan seandainya serapah itu meloncat dari mulutmu untukku. Segitu parahkah luka hati ? dan bukan untuk sekali... aku begitu mengerti ...sangat mengerti ... bahkan aku sendiri yang merasai saat semua itu terjadi
Kita mencoba membuat bola kejujuran dari pintalan benang, berputar menjadi semakin besar, terus menerus menjadi besar sampai akhirnya aku dan kau terkapar ... lelah ?
Perjalanan itu belum saatnya diselesaikan, tangkap setingkap mimpiku sebelum wudhu membasahi semua raga yang terlelap dalam rengkuhan malam.

sudah kudapatkan orang untuk mengerti rindu yang sederhana ini, dan jalan sunyi itu takkan kulalui ... karena kau bersamaku begitu juga aku

No comments: