Kenapa kau ukir namaku di ufuk jingga ? hingga angin selalu kabarkan rindu itu padaku. kau selipkan dalam bayang kerudungmu bahwa aku bagai matahari yang setia pada pagi, kita telah rangkai bukan hanya tiga kata, tapi lebih dari berjuta makna.
Ini rindu yang kau untai dalam degap jantung kananku sambil menyeret langkah dengan kesabaran seekor kura-kura, sehelai demi sehelai kau pungut untukku lembaran harapan yang pernah terbuang bahkan dianggap telah usai. Aku tak akan mengubah warna senja yang akan menjelma, karena disana bahagiamu bahagiaku berada ... selamanya