Pernahkah kau berdiri mengangkang diatas puing yang dihancurkan oleh tangan-tangan serakah dibalik itu nadimu untuk tiga,dua,satu kali kedepan itu masih disangsikan untuk bisa berdenyut... dimana harapan itu bersisa ?
Pernahkah kau merasakan disaat pola sederhana kau coba goreskan lembaran hidup namun entah angin dari mana menerbangkannya dan jangkauanmupun tak sanggup menggapainya lagi... dimana peta hidup itu ? aku masih buta
Pernahkah kau membuat pondasi, batu pertama telah kau tancapkan kemudian batu kedua .. disaat kau meletakkan batu ketika ayunan martil sang punya tanah memporakporandakan itu semua... dimana rumah yang menjadi tempat tinggal ?
Pernahkah kau menganyam tali bersama beberapa orang dan kemudian sudah berbentuk jaring yang bisa kau jadikan untuk menangkap ikan, dan disaat kau dan temanmu menjadikan agar lebih besar lagi sebuah gunting memotong talimu satu persatu bahkan semuanya ! dan kau pun hanya bisa ... dimana penghidupan yang akan berada ditangan ?
Pernahkah kau menangis bersama melihat runtuhnya singgasana dari gubuk derita ... dimana saudaraku ? semoga masih bersama dan tak perlu lagi mencari arti kata keluarga atau malah menjual arti kata persahabatan
Kita tertunduk dibawah bendera yang tak mungkin lagi berkibar, kalah ? Kita terpaku dibawah atap yang terbakar, resah ? Kita tersedu diantara hati-hati yang terkapar, lelah ?
NB : untuk kau yang duduk entah di lantai yang keberapa ...
Aku punya satu do'a yang hingar !
Aku punya satu harapan yang bingar !
Aku punya satu kata yang menggelegar !
dan DIA punya karma yang menampar !
No comments:
Post a Comment