mari kita lanjutkan cerita lalu yang usang dalam benak orang-orang yang mungkin sudah menikmati sebuah keceriaan, tapi bagiku ?
hmm..2 tahun sudah aku hidup bagai seorang gembel. hidup dari tumpangan bahkan juga dengan pemberian orang lain. rumah teman...tempat yang menyenangkan tetapi tidak begitu indah dirasa, bermacam perasaan bercampur aduk disaat merebahkan tubuh di pembaringan yang memang terasa empuk tetapi tidak nyaman di kepala. enam bulan terlewat kan, dengan menebalkan muka hidup disana. apa yang harus ku perbuat ... sementara aku harus disana. tapi apakah 6 bulan waktu yang sementara ? 6 bulan lah kantong ku selalu tipis..satu hari aku tak pernah memegang uang lebih dari empat ribu, jika orderan "pembuatan famplet atau logo" meningkat baru duit ku sedikit lebih. Kadang Nasi pun di kasih dan rokokpun minta...
aku ga tahan...! aku ga mau menjadi seorang benalu . berangkat !, pindah di sebuah warnet yang memang di kelola oleh teman ku. disana aku hidup sekaligus bekerja. berat..! mimikirkan kuliah dan melakukan pekerjaan yang rutin dari siang sampai pagi, 18 jam ... dan selalu berkutat disana. kuliah ? tak usah di tanyakan lagi.
waktu berlalu, warnet ... buyar ! kalah saing, kalah kecepatan access... aku harus angkat kaki dari sana, bagaimana pun juga. berjalan keliling sambil menyandang "eiger", carrier warisan yang sudah butut... melihat kos-kosan yang rasanya terjangkau dengan isi kantong... tapi ga satu pun yang sepadan. semuanya 2x lipat bahkan lebih dari yang ku kira. bingung...pada pelataran parkir yang kududuki aku mengadu dan sepertinya juga ikut berpikir... dimana dan dimana lagi aku bisa bertahan ? rumah teman ? tak akan lagi hidup dalam bercampur aduknya perasaan. Indekos ? tak sanggup. Kampus ? yah... kampus satu-satu nya tempat yang ideal. tapi di mana ? himpunan ? tak mungkin, workshop ? apalagi..rame ! studio ? yap... ini dia tempat yang tepat. Di hari pertama mulai kutata lagi studio radio yang sudah berantakan karena kru lainnya mulai sibuk dengan perkuliahan. siaran dari siang seusai kuliah sampe pagi menjadi kan hari-hariku bagai orang gila. berbicara sendiri dan hanya berharap bisa "menikmati" semuanya. dan memang aku menikmati kehidupan dari kumpulan recehan. tak sempat ku berpikir bagaimana dengan penampilan apalagi memiliki seorang kekasih. benak ku cuma berisi "kuliah must go on". radio tak membuat ku menjadi lebih bahkan semakin tertidur dalam celoteh-celoteh sendirian demi menyenangkan sang pendengar.
September 2001, semoga lamaran kerjaanku di terima. alhamdulillah kesempatan itu di berikan padaku. UPPTI, sebuah lingkungan baru membuatku kaku harus berbuat apa. namun perlahan aku berangsur menjadi bagian dari tubuh nya. 95,7 Mhz TEUBFM izinkan aku meninggalkan mu sejenak demi sebuah langkah ke depan. izinkan aku mencari sesuap nasi dari keringatku sendiri yang tanpa mengumpulkan recehan atau kiriman makanan dari orang yang mendengar mu.
Aku menangis ! minggu pagi melihat peralatan siaran hilang !!!. sepanjang hidup... pertama kali sumpah serapah ku keluar. oh TEUBFM, dalam pelukan mu aku tidur berselimutkan dingin, bersama kau aku nikmati Mc Donald untuk pertama kalinya, kau kenalkan tombol keyboard komputer dan hp kepadaku. namun sekarang kau pergi bersama nasib malang mu. terisak aku melihat semuanya porak poranda disaat belum lama aku pindah dari sana.
Suatu saat nanti aku akan membuat mu lebih baik dari apa yang kurasakan... itu janjiku ! semoga allah membalas apa yang mereka lakukan padamu.
Sekarang... aku masih menggembel di gedung yang sedikit lebih baik, di ruangan yang lebih tertata, di kamar yang milik bersama. sasetiap menyapu muka dengan air wudhu dan menundukkan kepala di lantai persujudan aku merasakan sedikit rasa nyaman dan saat menyuap nasi dengan 5 jari kanan baru ku merasakan kelezatan.
terima kasih buat teman ku. terima kasih buat ruang kecilku TEUBFM yang dirimu sekarang entah dimana. aku merindukan mu ...
No comments:
Post a Comment