Kian menggelegar rintih itu begitu menyayat
jiwa-jiwa yang melayang disekitarnya.
Bukan dari malam yang telah beranjak jauh,
tapi dari pagi yang semestinya saat aku seharusnya bersimpuh.
Dengan tubuh yang tak sempurna,
menyisakan raung tangis yang sumbang.
Resah yang mengambang dalam dada,
berbingkai noda bergelayut pada dahan jiwa.
Aku mencari dan terus mencari
diantara hujan yang diciptakan dari airmata.
Kubangan-kubangan mempertontonkan
bahwa aku adalah manusia yang penuh dosa !
dimana ... dimana ... dan dimana !
angin yang berdesir
serupa pedang menampar wajahku hingga terpental...
terjungkal...
terjejal ...
dimana ... sajadah tempatku semestinya terjatuh ?
1/21/2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment