3/09/2005

Menunggu Sebungkus Nasi

Sebenarnya jam segini bukan jadwal makanku biasanya. Tapi berhubung tadi ada yang pengen keluar, aku langsung inget kalo sekarang tuh kamis dini hari. So sekalian aja aku titip sebungkus nasi ato apa aja yang bisa dijadikan buat sahur. Sambil nunggu aku menikmati Himura Kenshin episode 7-8-9, wuih banyak ya ? ya iya lah wong cuma 1 episode 20 menitan.

Capek nih mata ngikutin gambar bergerak, aku putuskan untuk menyendiri. Seperti biasanyalah. Sekitar 1/2 atau 1 jam yang aku butuhkan untuk berkhalwat. Tapi kok yang keluar tadi gak nongol-nongol juga ya ? Entah memang bawaan mau makan, kok tiba-tiba perutku terasa laper banget. Padahal sebelumnya aku idup di jam segini sih biasa aja tanpa nasi. Cukup secangkir teh saja, sampai subuh tahan sudah.

Tapi kali ini memang lain. Perut mulai kerasa kriyuk-kriyuk. Cacing-cacing kayaknya lagi bertepuk-tepuk. Foto kopian disebelah yang lagi lembur, udah nutup pintunya dari luar, alias pulang. Tapi kok temenku dari tadi belum juga membuka pintu ruang ini ya ?

ya... sahur lewat sudah tanpa makan apa-apa dan kayaknya niatku untuk puasa sunah pupus sudah. Kemudian tiba-tiba "krieeekkkk ..." terdengar suara pintu berderit. Aku langsung terlonjak harap sambil melihat jam dinding, akh masih jam 4 kurang dikit. Pas banget menjelang subuh. Aku sedikit berlari keluar.

"Nasinya ?" aku bertanya sambil bawa piring.
"Nasi ? nasi apaan ? bukannya kamu nitip kopi ? nih !" dia dengan santainya menarok diatas meja kopi sachetan.
"Haaaahhh... Ya Alloohhhh !" aku ternganga ... sambil melihat tampang acuhnya. Kemudian kayak gak ada apa-apa dia jalan menuju komputernya. Aku masih terbengong lama ... kemudian terdengar sayup-sayup suara azan dikumandangkan.

"Yaaaah ... ?!?"
Terdengar pelan, seirama dengan lemasnya tubuhku menatap piring kosong.

No comments: