berangkat dengan bermodalkan sedikit nekad, aku tetapkan hati untuk harus sampai di kampung menjumpai ayah dan ibu tercinta. terlintas dibenakku yang setahun sudah mengingat keadaan ayah yang tak kunjung sembuh total. Usai sesak nafas yang dideritanya, abangku berkata penyakit kecilnya dulu kembali lagi. stress ! yah.. depresi akibat terlalu memikirkan anak, keluarga, masyarakat, bahkan tanah ataupun juga kehilangan sebuah rutinitas karena harus pensiun berhubung usia nya menuntut untuk itu. Di perjalanan aku selalu dibayangi keadaan ayah saat ini. Masih terngiang suara abangku yang disebrang sana "cepatlah pulang, ayah semakin parah".
Lampung, tujuan perjalanan ku pertama sebelum melanjutkan ke Padang. Perjalanan terasa begitu panjang dan tak satupun yang bisa ku nikmati. Tapi aku harus menemani 3 orang adikku yang semuanya perempuan yang mana mereka juga rindu akan orang tuanya. Mendengar kabar mereka bakal berangkat ke lampung dahulu baru ke padang, aku pun berpindah haluan yang semestinya ke jakarta menemui abangku disana. aku tak ingin terjadi apa-apa dengan mereka di perjalanan nanti, mana semuanya perempuan hanya satu orang yang udah terbiasa bolak balik padang - malang. sedangkan yang dua nya buta sama sekali.
Alhamdulillah perjalan Malang - Lampung lancar dan tidak begitu banyak hambatan, kecuali aku sendiri tidak bisa tidur selain memikirkan bagaimana keadaan ayah begitu juga bangku yang ku duduki tidak memungkinkan untuk tidur dengan nyaman. bagian areal kutempati yang sebenarnya tempat para penumpang yang perokok jika mereka berkeinginan menikmati nikotin dari asap rokok di perjalanan. mau gimana lagi, aku harus berangkat dengan bis itu karena ketiganya disana.
"besok jam tiga kita berangkat" begitu kata salah seorang adikku sesampainya di Lampung. ah ... akan kah aku kembali ke jakarta terlebih dahulu ? menemui abangku yang dari kemaren menyuruhku agar kesana. 11 angka ku tekan dan terdengarlah suara lirihnya disana, kembali ke khawatiran ku memuncak "cepat pulang temui ayah, gak usah ke jakarta terlebih dahulu, abang pulang tgl 2". Ternyata berita tentang sakit ayah sudah sampai ke telinganya. yah.. aku harus berangkat besok walaupun duduk di bangku serap.
Pukul 15.00 WIB Gumarang Jaya kelas ekonomi perlahan melaju meninggalkan kota lampung. 1 hari 2 malam aku akan berada di bis ini dan begitu juga dengan adikku yang kayaknya mereka gak betah harus duduk bagai berdempetan. Apa boleh buat di jakarta pun tiket ke padang ludes sudah di gondong para pemudik.
Duduk tak lagi di beralaskan pantat melainkan pinggul... kasihan adikku yang tak bisa tidur bahkan tetesan air matanya pun mengalir. "sabar, sebentar lagi bakal nyampe kok" kataku menghibur, padahal aku sendiripun tak sabar ingin ketemu ayah dan ibu.
Minggu senja dan azan magribpun berkumandang, aku menginjakkan kaki di kota payakumbuh. Alhamdulillah ... dan akupun buka puasa di pasar yang memang menjual makanan untuk berbuka puasa. Hm... kota dimana aku besar tak jauh berbeda, masih seperti dulu. Rumah ? masih 10 kilo lagi yang mesti ku jalani sebelum ku bersimpuh dan memeluk tubuh ayah bunda tercinta.
No comments:
Post a Comment