Aku ngantuk ! yah ... aku cuma ingin tidur... tapi ?,
dan aku tak ingin tidur ku diganggu karena sewaktu bangun nantinya
aku harus mengganggu pikiranku sendiri untuk berfikir dimana aku akan tidur pada saat 15 jam kedepan.
Aku ngantuk ! yah ... aku cuma ingin istirahat ... tapi ?,
dan aku cuma butuh beberapa jam agar kepalaku ringan hingga pada saat terbangun nanti
kepalaku mempunyai ruang yang cukup untuk menerima "pusing" yang pasti datang
Aku ngantuk ! yah ... aku cuma ingin sebentar saja menutup mata
agar mataku sedikit jernih melihat hal yang pahit pada saat membuka mata melihat dunia.
Aku ngantuk ! selamat malam dunia ... biarkan aku sejenak terlelap karena besok aku kembali bersamamu
dan yang pasti jauh dari sebuah kepastian !
5/31/2003
5/30/2003
5/26/2003
Kembali kulumat cerita usang mu itu ...
bukan kah sudah kukatakan padamu ? untuk apa semua ini, jikalau satu saat nanti kau tak bisa hadir. pelupuk-pelupuk mata yang menunggu memutih isyaratkan lelah diwajah-wajah susah. Mungkin kau tak peduli ... tapi aku ?
Mengerti tau tidak bukan satu alasan dimana setiap saat jalan itu ditapaki perlahan ... kau tau ? semua itu bisa terjadi dan kita tak bisa pungkiri. sudahlah... dunia ini memang berbeda, dan tidak diciptakan untuk makhluk yang sama.
secangkir kopi itu ku teguk, hangatkan malam ?
duduklah disamping perapian alam pikiranku dan mari kita bicarakan sesuatu yang baru, bukan masalah yang kemaren atau hal yang membuat kita ingat masa lalu. keluarkan semua lembaran barumu dan silahkan engkau tulis... apa saja, ya... apa saja...! dan aku kan berusaha untuk membantu temukan cara melakukannya. Mungkin ini untuk pertama kali kita lakukan, namun belum terlambat bukan ? katanya hidup itu masih panjang ... so kenapa kita berusaha menguak masa lalu, yang sebenarnya dia tak mampu berikan ap ayang kita mau .. iya tho ?!
kau tau ? aku kentut tujuh kali ... pertanda sehat atau memang perutku tak lagi mau kompromi dengan angin seperti itu. Dan semua pertanyaan itu terjawab disaat aku keluarkan semuanya di kamar ukuran 2x3 itu. baunya bikin aku sempoyongan ... nah itu dia !
bukan kah sudah kukatakan padamu ? untuk apa semua ini, jikalau satu saat nanti kau tak bisa hadir. pelupuk-pelupuk mata yang menunggu memutih isyaratkan lelah diwajah-wajah susah. Mungkin kau tak peduli ... tapi aku ?
Mengerti tau tidak bukan satu alasan dimana setiap saat jalan itu ditapaki perlahan ... kau tau ? semua itu bisa terjadi dan kita tak bisa pungkiri. sudahlah... dunia ini memang berbeda, dan tidak diciptakan untuk makhluk yang sama.
secangkir kopi itu ku teguk, hangatkan malam ?
duduklah disamping perapian alam pikiranku dan mari kita bicarakan sesuatu yang baru, bukan masalah yang kemaren atau hal yang membuat kita ingat masa lalu. keluarkan semua lembaran barumu dan silahkan engkau tulis... apa saja, ya... apa saja...! dan aku kan berusaha untuk membantu temukan cara melakukannya. Mungkin ini untuk pertama kali kita lakukan, namun belum terlambat bukan ? katanya hidup itu masih panjang ... so kenapa kita berusaha menguak masa lalu, yang sebenarnya dia tak mampu berikan ap ayang kita mau .. iya tho ?!
kau tau ? aku kentut tujuh kali ... pertanda sehat atau memang perutku tak lagi mau kompromi dengan angin seperti itu. Dan semua pertanyaan itu terjawab disaat aku keluarkan semuanya di kamar ukuran 2x3 itu. baunya bikin aku sempoyongan ... nah itu dia !
5/25/2003
laba-laba itu membikin jaring, perangkap dalam hatiku ? hati yang terbilah menjadi sembilan fase, namun badai itu terlewati juga ...
ya begitulah, kembali tanpa sadar semuanya terulang lagi dari balik jeruji yang sempat yang sudah kupatri. tapi kenapa kembali terjadi ? aku tak punya jalan begitu juga peredam, bahkan kali ini lebih kejam. Semua masih kusimpan dan akan ku buang ? masih enggan !
Pertanyaanku dari tiga kali berturut-turut sampai malam inipun belum terjawab sama sekali. aku hanya dikasih sebuah petunjuk dan entah sampai kapan aku berkutat dengan peta yang arahnya belum ditemukan. sepersekian derajat berputar namun dorongan berkilah lebih besar, akhirnya menggelegar. Api itu kuhidpkan sendiri dan satu persatu kubakar bersama naiknya mentari menjeang siang hari. di pelataran waktu yang berhitung sekian kali terhitung genap tiga kali dan takkan kubilang ganjil untuk bilangan itu. Meronta dibalik kaca hanya desah nafas yang tersisa, lainnya ? tertawa, berdansa dan bercanda.
lunglai sebagian terkulai dan hari ini pun tak sempat kumulai, biarkan saja atau terima apa adanya atau malah itu memang sudah karmanya ? lidah lidahku beku untu kmerujuk semua kejadian itu kembali di hadapanmu, mulutkupun terkunci untuk memohon sebuah kata maaf tetapi malah aku berdalih kenapa aku begini dan bagaimana caranya untuk mengatasi semuanya ? dan aku yakin itu hanya dalih dalih yang ku usung agar aku merasa tidak bersalah, kenapa aku begitu ?
tangis yang terbuat dari untaian semalam bahkan sedu sedan yang merasakan penyesalan itu kemana perginya ? aku heran ... apakah ini sebuah permainan atau memang jalan menuju ketentraman ?
ya begitulah, kembali tanpa sadar semuanya terulang lagi dari balik jeruji yang sempat yang sudah kupatri. tapi kenapa kembali terjadi ? aku tak punya jalan begitu juga peredam, bahkan kali ini lebih kejam. Semua masih kusimpan dan akan ku buang ? masih enggan !
Pertanyaanku dari tiga kali berturut-turut sampai malam inipun belum terjawab sama sekali. aku hanya dikasih sebuah petunjuk dan entah sampai kapan aku berkutat dengan peta yang arahnya belum ditemukan. sepersekian derajat berputar namun dorongan berkilah lebih besar, akhirnya menggelegar. Api itu kuhidpkan sendiri dan satu persatu kubakar bersama naiknya mentari menjeang siang hari. di pelataran waktu yang berhitung sekian kali terhitung genap tiga kali dan takkan kubilang ganjil untuk bilangan itu. Meronta dibalik kaca hanya desah nafas yang tersisa, lainnya ? tertawa, berdansa dan bercanda.
lunglai sebagian terkulai dan hari ini pun tak sempat kumulai, biarkan saja atau terima apa adanya atau malah itu memang sudah karmanya ? lidah lidahku beku untu kmerujuk semua kejadian itu kembali di hadapanmu, mulutkupun terkunci untuk memohon sebuah kata maaf tetapi malah aku berdalih kenapa aku begini dan bagaimana caranya untuk mengatasi semuanya ? dan aku yakin itu hanya dalih dalih yang ku usung agar aku merasa tidak bersalah, kenapa aku begitu ?
tangis yang terbuat dari untaian semalam bahkan sedu sedan yang merasakan penyesalan itu kemana perginya ? aku heran ... apakah ini sebuah permainan atau memang jalan menuju ketentraman ?
5/22/2003
5/21/2003
1 TAHUN SUDAH ! 22 TAHUN BERLALU ! 6 TAHUN AKU MERINDU !
... sampai kini ?!
aku masih semayamkan semuanya,
aku masih pupuk tempat tumbuh nya,
aku masih bersihkan rumput pengganggu di tanah sekitarnya,
aku masih pangkas dedaunan dan ranting yang layu di batangnya,
aku masih siram setiap pagi dan petang tepat di pangkal pohonnya,
aku masih aku pagar rapat lingkar di sekitar merindukannya,
aku masih jaga agar tumbuh kuncupnya,
aku masih melihat perlahan mekar indahnya,
aku masih menghirup dari kejauhan wanginya,
aku masih berharap suatu saat nan di ijinkan untuk memetiknya,
untuk dua puluh dua yang ke dua puluh dua nya dirinya,
bahagia itu memang sepantasnya dia terima,
dan aku ...
masih berharap dia bahagia untuk selama nya,
duapuluh dua antar sekarang, aku dan dia.
hanya ada satu kata !
aku masih semayamkan semuanya,
aku masih pupuk tempat tumbuh nya,
aku masih bersihkan rumput pengganggu di tanah sekitarnya,
aku masih pangkas dedaunan dan ranting yang layu di batangnya,
aku masih siram setiap pagi dan petang tepat di pangkal pohonnya,
aku masih aku pagar rapat lingkar di sekitar merindukannya,
aku masih jaga agar tumbuh kuncupnya,
aku masih melihat perlahan mekar indahnya,
aku masih menghirup dari kejauhan wanginya,
aku masih berharap suatu saat nan di ijinkan untuk memetiknya,
untuk dua puluh dua yang ke dua puluh dua nya dirinya,
bahagia itu memang sepantasnya dia terima,
dan aku ...
masih berharap dia bahagia untuk selama nya,
duapuluh dua antar sekarang, aku dan dia.
hanya ada satu kata !
5/19/2003
pernah !
dan aku pun berlari ke dalam rimba yang tak tahu arah, disana meronta, disana menggema ... hei ! aku masih disini, bukan dalam alam yang berbeda dan bukan pula dalam hayalan. Bukankah cerita usang itu pernah terusung ? dan untuk apa lagi ? tidak cukupkah segenggam mesiu meledakkan dan membakar hati-hati yang teriris ?
duduklah di depan perapian itu, coba hangatkan suasana yang mulai membeku ini. teguk lah secangkir kopi hasil racikan tangan orang yang mencari sesuap makan.
mari kita seret alur jiwa ini dalam sebuah plot kejujuran, tengok lah malam itu tak pernah berbohong tentang apa saja. bisa kah rasakan ? goncangan semua kutuk do'a mu waktu itu ... luka yang tak kan pernah terungkap dengan kata-kata dan tidak menyisakan sepenggal tanda tanya. dan tiba saatnya dia mencoba untuk kembali ... ingin meraih ... melemparkan sumpahmu itu ... meratapi semua keangkuhan ... untuk kembali merengkuh semuanya, dan tanpa disadari ludahmu dulu kembali dia ajukan agar kau jilati lagi... dan kau pun ? merasa ingin untuk ...
inikah arti dari sebuah prinsip yang pernah kau banggakan ?
Aku sendiri pun sering menangis merasakan seandainya serapah itu meloncat dari mulutmu untukku. Segitu parahkah luka hati ? dan bukan untuk sekali... aku begitu mengerti ...sangat mengerti ... bahkan aku sendiri yang merasai saat semua itu terjadi
Kita mencoba membuat bola kejujuran dari pintalan benang, berputar menjadi semakin besar, terus menerus menjadi besar sampai akhirnya aku dan kau terkapar ... lelah ?
Perjalanan itu belum saatnya diselesaikan, tangkap setingkap mimpiku sebelum wudhu membasahi semua raga yang terlelap dalam rengkuhan malam.
sudah kudapatkan orang untuk mengerti rindu yang sederhana ini, dan jalan sunyi itu takkan kulalui ... karena kau bersamaku begitu juga aku
dan aku pun berlari ke dalam rimba yang tak tahu arah, disana meronta, disana menggema ... hei ! aku masih disini, bukan dalam alam yang berbeda dan bukan pula dalam hayalan. Bukankah cerita usang itu pernah terusung ? dan untuk apa lagi ? tidak cukupkah segenggam mesiu meledakkan dan membakar hati-hati yang teriris ?
duduklah di depan perapian itu, coba hangatkan suasana yang mulai membeku ini. teguk lah secangkir kopi hasil racikan tangan orang yang mencari sesuap makan.
mari kita seret alur jiwa ini dalam sebuah plot kejujuran, tengok lah malam itu tak pernah berbohong tentang apa saja. bisa kah rasakan ? goncangan semua kutuk do'a mu waktu itu ... luka yang tak kan pernah terungkap dengan kata-kata dan tidak menyisakan sepenggal tanda tanya. dan tiba saatnya dia mencoba untuk kembali ... ingin meraih ... melemparkan sumpahmu itu ... meratapi semua keangkuhan ... untuk kembali merengkuh semuanya, dan tanpa disadari ludahmu dulu kembali dia ajukan agar kau jilati lagi... dan kau pun ? merasa ingin untuk ...
inikah arti dari sebuah prinsip yang pernah kau banggakan ?
Aku sendiri pun sering menangis merasakan seandainya serapah itu meloncat dari mulutmu untukku. Segitu parahkah luka hati ? dan bukan untuk sekali... aku begitu mengerti ...sangat mengerti ... bahkan aku sendiri yang merasai saat semua itu terjadi
Kita mencoba membuat bola kejujuran dari pintalan benang, berputar menjadi semakin besar, terus menerus menjadi besar sampai akhirnya aku dan kau terkapar ... lelah ?
Perjalanan itu belum saatnya diselesaikan, tangkap setingkap mimpiku sebelum wudhu membasahi semua raga yang terlelap dalam rengkuhan malam.
sudah kudapatkan orang untuk mengerti rindu yang sederhana ini, dan jalan sunyi itu takkan kulalui ... karena kau bersamaku begitu juga aku
5/14/2003
Aku malu ! Malu sekali rasanya ... lupa mengucapkan selamat di ulang tahunmu ...bahkan sempat membantah, andai waktu itu kuputar kembali. Sekarang diseberang sana mungkin kau berucap lirih inikah kado ultahku ?
tanpa kesan, lantunan, bahkan hilang bersama hari yang tak berujung ... oh maafkan aku ... apakah masih layak disebut sebagai ummatmu ?
tanpa kesan, lantunan, bahkan hilang bersama hari yang tak berujung ... oh maafkan aku ... apakah masih layak disebut sebagai ummatmu ?
Muharram - Safar - Rabiul-awal - Rabiul-akhir - Jamadil-awal - Jamadil-akhir - Rajab - Sha'ban - Ramadhan - Syawal - Zulkaedah - Zulhijjah
Awal Muharram bermulanya Hijrah
Safar hindari amalan yang salah
Rabiul Awal Nabi diputerakan di tahun gajah
Isra' dan Mi'raj di bulan Rajab
Sha'ban tingkatkan amalan
Berpuasa di bulan Ramadhan
Berhari raya di bulan Syawal
Ibadah haji di bulan Zulhijjah
Juga menyambut Aidiladha
Awal Muharram bermulanya Hijrah
Safar hindari amalan yang salah
Rabiul Awal Nabi diputerakan di tahun gajah
Isra' dan Mi'raj di bulan Rajab
Sha'ban tingkatkan amalan
Berpuasa di bulan Ramadhan
Berhari raya di bulan Syawal
Ibadah haji di bulan Zulhijjah
Juga menyambut Aidiladha
5/12/2003
tunggu saja
Inikah akhirnya ? inikah buah dari semua yang ditanam selama ini ? goresan itu benar-benar kembali kau ukir dalam pelupuk hatinya, berdarah dan mengucur tepat membasahi kulit jantung .. perih ! tak cukup sekalikah untuk menusuk,menikam sebongkah rasa yang tak semestinya kau sakiti ?
aku bukan lagi tak habis pikir tapi memang tak mau mikir dengan segala alasan itu ... yang jelas tak bisa terima !
tertawalah selagi kau masih bisa, dan terbahaklah dengan segala pengakuan itu, dan mari kita lihat ... antara dia dan kamu, aku menjadi saksi ! siapa yang akan terkapar.
sumpah serapahku mungkin tak kau dengar ... hingga suatu saat kau akan rasakan hingar bingar ! karena karma itu benar ... tunggu saja
untuk orang yang menggores luka dalam darah saudaraku
aku bukan lagi tak habis pikir tapi memang tak mau mikir dengan segala alasan itu ... yang jelas tak bisa terima !
tertawalah selagi kau masih bisa, dan terbahaklah dengan segala pengakuan itu, dan mari kita lihat ... antara dia dan kamu, aku menjadi saksi ! siapa yang akan terkapar.
sumpah serapahku mungkin tak kau dengar ... hingga suatu saat kau akan rasakan hingar bingar ! karena karma itu benar ... tunggu saja
untuk orang yang menggores luka dalam darah saudaraku
5/10/2003
jejak-jejak yang riuh datang dari matamu membaca batu-batu dijalan sunyi kita mengukur sesuatu yang tersuruk di lantai sumur, mungkin tenggelam dalam lumpur. suatu ketika nanti bukan hanya separuh malamku serahkan padamu tapi sepenuhnya. benarkah kesenyapan itu akan datang ? lalu dimanakah kita jalankan roda yang baru saja berputar ?
5/09/2003
ku patahkan semua huruf yang kau eja didepan mata kepala. entahlah ! satu kata penutup yang terucap, sebentar lagi aku akan mendengar lumpur-lumpur berkecipak. Ah ... tak sanggup lagi membiar dan cegahpun menjadi gundah berulah ?! begitu sering mata dan telingaku menjadi saksi mati,
Benarkah semua itu datang dari kesenyapan yang tak kunjung usai ? lalu dimanakah cerita ceria gejolak gelora membara didada yang pernah singgah ? klise dan kamuflase !
tiktak waktu dan detak bandul jam selalu menjemput setiap putaran roda yang kau putar itu. Sekarang ? berceritalah di alam dongeng, membakar perapian ... bergemuruh ... gaduh ... dan tertawa terbahak-bahak. Dan lihat ! 2 bocah yang yang haus kasih sayangmu *terlelap-tersenyum-pulas-bermimpi* bahwa masa depan yang indah itu ada bersamamu ...
akh ! aku tak bisa bayangkan ... disaat mereka terbangun ... terisak ... meratap ... merintih ... bahkan menjerit betapa perihnya !
itukah yang kau rancang saat ini ?
tak semestinya aku berkata begini ...
Benarkah semua itu datang dari kesenyapan yang tak kunjung usai ? lalu dimanakah cerita ceria gejolak gelora membara didada yang pernah singgah ? klise dan kamuflase !
tiktak waktu dan detak bandul jam selalu menjemput setiap putaran roda yang kau putar itu. Sekarang ? berceritalah di alam dongeng, membakar perapian ... bergemuruh ... gaduh ... dan tertawa terbahak-bahak. Dan lihat ! 2 bocah yang yang haus kasih sayangmu *terlelap-tersenyum-pulas-bermimpi* bahwa masa depan yang indah itu ada bersamamu ...
akh ! aku tak bisa bayangkan ... disaat mereka terbangun ... terisak ... meratap ... merintih ... bahkan menjerit betapa perihnya !
itukah yang kau rancang saat ini ?
tak semestinya aku berkata begini ...
5/08/2003
bahagiamu bahagiaku
Kenapa kau ukir namaku di ufuk jingga ? hingga angin selalu kabarkan rindu itu padaku. kau selipkan dalam bayang kerudungmu bahwa aku bagai matahari yang setia pada pagi, kita telah rangkai bukan hanya tiga kata, tapi lebih dari berjuta makna.
Ini rindu yang kau untai dalam degap jantung kananku sambil menyeret langkah dengan kesabaran seekor kura-kura, sehelai demi sehelai kau pungut untukku lembaran harapan yang pernah terbuang bahkan dianggap telah usai. Aku tak akan mengubah warna senja yang akan menjelma, karena disana bahagiamu bahagiaku berada ... selamanya
Ini rindu yang kau untai dalam degap jantung kananku sambil menyeret langkah dengan kesabaran seekor kura-kura, sehelai demi sehelai kau pungut untukku lembaran harapan yang pernah terbuang bahkan dianggap telah usai. Aku tak akan mengubah warna senja yang akan menjelma, karena disana bahagiamu bahagiaku berada ... selamanya
5/05/2003
adalah kegelisahan yang menyelimuti disaat semalam tanpa bercinta denganMu, adalah kegundahan yang menyetubuhi disaat semalam tanpa menyebut namaMu, adalah kesuntukan yang menari disaat semalam tanpa mencium tersungkur dibawah kangkang langitMu ... maafkan aku telah berlalu dalam lelap
oh sungguh malam ini aku ingin memadu rindu denganMu, isyaratkan kata cinta yang menggundah didada dalam isak mendesak resah, mendekap dingin nyalakan bara dan disana menjelma bersenggama dengan doa-doa.
masih adakah ruang untukku bersemayam dalam sepertiga malamMu ? sementara begitu banyak yang berpeluh menghirup debu untuk sebuah kata ridho dariMU ... masih pantaskah aku menggapai sebuah kata kasih yang ada padaMu ? ungkapkan semua gundah, gelisah dan ingin kucurahkan semua akankah Kau dengar ? ... oh jawablah
oh sungguh malam ini aku ingin memadu rindu denganMu, isyaratkan kata cinta yang menggundah didada dalam isak mendesak resah, mendekap dingin nyalakan bara dan disana menjelma bersenggama dengan doa-doa.
masih adakah ruang untukku bersemayam dalam sepertiga malamMu ? sementara begitu banyak yang berpeluh menghirup debu untuk sebuah kata ridho dariMU ... masih pantaskah aku menggapai sebuah kata kasih yang ada padaMu ? ungkapkan semua gundah, gelisah dan ingin kucurahkan semua akankah Kau dengar ? ... oh jawablah
5/03/2003
Dibalik senja tanpa goresan debu kupu-kupu ungu hinggap di ranting-ranting,meresap mabuk dari tetesan madu bunga-bunga yang mekar, dari malam telah tercipta sebuah belaian. denting melodi dari jemarimu menjelma di depan taman bunga, tempatku membunuh rasa yang kusam masam. taman yang kau semayamkan kembang, seperti dirimu masih disana tentunya memberi wangi malam temaram,setia,semerbak kau lesatkan melewati angin yang menderu-deru,kabut yang raput,gelap yang pekat. mata batinku mampu menatapmu. seperti kutatap engkau pada malam-malam dimana rembulan bernyanyi.
aku masih berjalan di dataran menyibak kerikil yang bertebaran, senyummu yang tersimbah di siang yang gersang itu menghantarkan aku pada oase yang berada di ujung pelataran sudut meja itu. senja tak menggores luka yang memanjang, hei dimana kita ? kaki kaki kalajengkingku terasa berderak disaat melangkah.. terseok ? sejenak aku terdiam ... ternyata masih jauh.
5/02/2003
"hallo" diseberang sana bersuara
"hallo juga, gimana kamu punya kabar ?" aku sudah paham dengan suara yang tak begitu berat.
"tidak begitu baik" sebuah ungkapan yang biasa kudengar
"kapan dunia ini begitu indah dalam penglihatanmu ?" inikah hasil hidup bertahun-tahun di dunia yang penuh dilema ?
"entahlah ... mungkin seratus tahun lagi atau mungkin disaat aku menutup mata" hidungmu mampek sedikit kau hisap
"bolehlah, so ?" aku tak ingin berkata lebih jauh
"ah sudahlah ... aku pergi dulu,bye !" klik. tut...tut...tut...
hm...jelas langkahmu berat membawa sesosok tubuh yang terkadang angkuh, aku tau semua perbedaan itu tak muncul. berjalanlah dijalanmu, suatu saat kau butuh kembalilah kesini ... aku menunggu.
beralih..
"Aku diganggu !" pesan itu ...oh !
ya rabb apalagi yang membuatnya takut ? masih kurangkah gangguan semalam yang membuatnya tak bisa nyenyak ? aku bisa apa ? ya rabb aku serahkan semuanya padaMu, aku butuh pertolonganMu ...
"hallo juga, gimana kamu punya kabar ?" aku sudah paham dengan suara yang tak begitu berat.
"tidak begitu baik" sebuah ungkapan yang biasa kudengar
"kapan dunia ini begitu indah dalam penglihatanmu ?" inikah hasil hidup bertahun-tahun di dunia yang penuh dilema ?
"entahlah ... mungkin seratus tahun lagi atau mungkin disaat aku menutup mata" hidungmu mampek sedikit kau hisap
"bolehlah, so ?" aku tak ingin berkata lebih jauh
"ah sudahlah ... aku pergi dulu,bye !" klik. tut...tut...tut...
hm...jelas langkahmu berat membawa sesosok tubuh yang terkadang angkuh, aku tau semua perbedaan itu tak muncul. berjalanlah dijalanmu, suatu saat kau butuh kembalilah kesini ... aku menunggu.
beralih..
"Aku diganggu !" pesan itu ...oh !
ya rabb apalagi yang membuatnya takut ? masih kurangkah gangguan semalam yang membuatnya tak bisa nyenyak ? aku bisa apa ? ya rabb aku serahkan semuanya padaMu, aku butuh pertolonganMu ...
Subscribe to:
Posts (Atom)