Dada saya kembang kempis. Jantung saya degap degup. Nadi saya pun cenat cenut. Sungguh, inilah saat dimana saya menelusuri detik demi detik, menit demi menit, jam... hari demi hari untuk sebuah kata "kepastian". Waktu terasa begitu lama bergulir. Tadi siang saya tidur melepas lelah, baru tersadar pas asar dan kesadaran saya pun bilang ini baru hari selasa.
Bukan hari rabu, kamis, jum'at ataupun sabtu yang saya tunggu. Tapi hal yang menentukan langkah saya kedepan. Kabar dan ujian yang membuat saya semakin gugup. Kadang saya melihat apa yang ada di depan mata dan di dalam kepala rasa belum cukup untuk menghadapi itu semua. Terus terang saja saya belum mengerti !
Banyak orang disekeliling saya berkata "udah tenang saja ... gampang kok". Iya, rasanya memang gampang kalau berada di posisi teman-teman. Tapi coba sekarang berada di posisi seperti saya ? Untuk menghadapi satu masalah besar mungkin saya bisa tenang, bahkan bisa jadi saya lebih tenang. Namun ini masalah bukan satu tapi punya rentetan yang panjang. Jika salah satu di awal tidak kelar, maka akan berimbas pada yang berikutnya. Dan rambatan itu akan besar dampaknya, yang jelas akan mengacaukan haluan yang sebelumnya di patri.
Yap, betul. Saya hanya bisa berencana dan berusaha. Dan saya pun tak punya tempat untuk meminta pertolongan selain kepada Allah Azza Wa Jalla. Itulah satu-satunya kekuatan yang saya punya, tak ada lagi. Apapun yang terjadi saya serahkan sepenuhnya kepada Allahu Robbi Izzati. Dan saya yakin DIA lebih tau dari saya apa yang terbaik buat saya.
Bagi pembaca, saya memohon do'anya agar apa yang saya usahakan sekarang ... apa yang rencanakan saat ini mendapat ridho dari Allah SWT, diberi kelancaran dan kemudahan, amin !
9/06/2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment