9/10/2005

Sebuah Persembahan ...

Setiap huruf dalam buku ini aku persembahkan untuk :

Ayah Bunda ...
yang berjuang dengan darah, nanah dan air mata, mengasuh dengan segala suka cita derita, sengsara, bahkan duka lara tak pernah berasa sampai aku mengecap dewasa

Ayah Bunda ...
yang tak pernah mengucap letih walaupun melangkah tertatih-tatih dan tak jarang merasakan perih sampai aku jadi sedikit terlatih

Ayah Bunda ...
yang menjalani hidup dibawah terik garang mempersiapkan hari-hari yang panjang
demi melihat semata wayang bisa mengecap sedikit rasa senang

Ayah Bunda ...
yang tak pernah berharap tanda jasa, yang mengalirkan kasih, sayang dan cinta seperti layaknya udara, yang hanya berharap untaian do'a dan setetes senyum bahagia ...

Ayah Bunda ...
Hanya tulisan dari tinta satu samudera yang mampu bercerita tentang kasih... yang Ayah Bunda beri, tentang sayang... yang Ayah Bunda tuang, tentang cinta ... yang Ayah Bunda punya.

Ayah Bunda ...
Terimalah karya ananda dengan seiring berjuta untaian do’a untukmu berdua.


Karya ini juga aku persembahkan untuk :

Saudaraku ummat Nabi Muhammad SAW (muslim) di seluruh jagad raya, saudara se perjuangan, saudara yang istiqomah memperjuangkan dan menegakkan kebenaran di jalan-Nya, karena kalianlah bumi ini masih memancarkan cahaya. Semoga aku tergabung dalam barisan kalian. Teriring do’a dariku :

Ya Allah,
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui
bahwa hati-hati ini telah berkumpul,
untuk mencurahkan cinta hanya kepada-Mu,
bertemu untuk taat kepada-Mu,
bersatu dalam rangka menyeru dijalan-Mu,
dan berjanji setia untuk membela syari’at-Mu,
maka kuatkanlah ikatan pertaliannya,

Ya Allah,
Abadikanlah kasih sayang-nya,
Tunjukkanlah jalannya
Dan penuhilah dengan cahaya-Mu
yang tidak pernah redup,
Lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman
dan keindahan tawakkal kepada-Mu,
Hidupkanlah dengan ma’rifat-Mu,
Dan matikanlah dalam keadaan syahid di jalan-Mu.

Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong, amin !

Dan semoga shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Muhammad SAW, kepada keluarganya, dan kepada semua sahabatnya.


Untuk belahan jiwaku yang masih menjadi rahasia Illahi :

Mutiara tidak pernah ditemukan jika tidak pernah mencoba menyelam kedasar samudera karena takut atau tidak bisa kembali. Letih, lelah dan derita akan hilang setelah mutiara dan kemenangan ada di depan mata. Dan diakhir itulah adanya kebahagiaan.

Sehelai daunpun yang luruh ke bumi tak luput dari pengetahuan-Nya. Betapa kebaikan-kebaikan kecil yang tengah dirangkai tentu tak luput jua dari hitungan-Nya.

Dibelakang ada kekuatan tak terbatas, Didepan ada kemungkinan tak berakhir, Disekeliling ada kesempatan tak terhitung.

Namun yang pasti Merpati tak pernah ingkar janji

No comments: