5/31/2004
cowok tuh brengsek !
"cowok tuh brengsek !" datar, melesat pelan tapi tajam. Begitulah kata-kata yang kudengar beberapa saat yang lalu, hehe... aku cuma tertawa kecil. namun aku gak pengen berkomentar apa memang cowok tuh brengsek, percuma ... ntar aku jadi banyak omong malah jadi banyak salahnya. Mending pikirin aja sendiri. Mau brengsek atau mau baek pun itu kan terserah pada individu masing-masing, ops mulai dah. Stop !
Hello, hei aku disini tau ! aku masih belom sempat kemana-mana. Pantat ini masih terlalu berat untuk beranjak, ya walopun beratnya dan besarnya cuma gak seberapa. Tapi ada sesuatu yang membuatnya menjadi lengket banget ama kursi yang satu ini. Siapa sih yang gak pengen kesana kemari, kesitu kesini, begitu begini ? tapi bagaimana mungkin ?!
Kalo diingat-ingat bulan juni ini melengkapi 4 tahun sudah aku jadi gelandangan kampus, 4 tahun ?! kok betah ya ...
cowok tuh brengsek ...! yang aku dapat masih katanya, bukan dari semua orang. yah ! saat ini anggapan itu masih berputar di kaum minoritas. Gak tau besok, lusa atau kapan, mungkin saja semua orang akan bilang hal yang sama ? atau malah sebaliknya, atau malah bisa jadi mereka bilang "cewek tuh brengsek !"
5/27/2004
Isi Tas ?
Gak tau nih, lagi iseng aja nge list isi tas waktu balik barusan, ternyata banyak juga dampe berat gitu bawaannya. Rencananya sih mo di posting di bulletin board nya FS tapi males, ngapain juga ... mo pamer ? hehehe ... maap deh ! posting di disini kan gak ada yang tau.
1. Alqur'an
2. buku agenda kerja
3. buku dasar Unix dan Linux
4. Map putih yang judulnya "seminar & talk show, masa depan IT Indonesia apa dan bagaimana, isinya :
+ copian beberapa presentasi makalah pembicara
+ Majalah Info Linux Edisi Februari 2004
+ Majalah PC media Edisi Januari 2004
+ Buku Allied Telesyn Product Catalogue Issue 1 - 2004
+ Brosur Allied Telesyn
5. buku putunjuk praktikum dasar komputer dan pemrograman ( nah ini sapa lagi yang nitip ? ryan ya ! hayo ngaku :P pantesan berat bawaannya )
6. CD RW
7. beberapa lembar print-an pengenalan jaringan lan
8. lembaran coretan berisikan system gateway & router
9. lembaran log harian
10. 4 stiker PKS berbagai macam mode dan ukuran
11. setumpuk kartu nama caleg PKS dari Malang
12. 1 lembar brosur PKS
13. tiket NPM padang - jakarta ( 9 Februari 2004 )
14. tiket Kereta Api Matarmaja Jakarta - Malang ( 11 Februari 2004 )
15. Sobekan kertas harga ( gak tau ini baderol harga apaan yang jelas tulisannya Rp 800 KPRI )
16. uang receh ratusan total nya 2000 repes
17. Kartu tanda masuk kendaraan bermotor kampus UB ( ini punya siapa ? 19 Feb 2004 )
18. sisir rambut
19. alat cukur
20. Botol air minum Cleo warna orange ukuran menengah yang isinya dah hampir habis
21. Bulpen 1 biji
22. Ikat rambut 2 biji ( ternyata ikat rambut semasa gondrong dulu masih ada )
ternyata banyak juga ...
Gak tau nih, lagi iseng aja nge list isi tas waktu balik barusan, ternyata banyak juga dampe berat gitu bawaannya. Rencananya sih mo di posting di bulletin board nya FS tapi males, ngapain juga ... mo pamer ? hehehe ... maap deh ! posting di disini kan gak ada yang tau.
1. Alqur'an
2. buku agenda kerja
3. buku dasar Unix dan Linux
4. Map putih yang judulnya "seminar & talk show, masa depan IT Indonesia apa dan bagaimana, isinya :
+ copian beberapa presentasi makalah pembicara
+ Majalah Info Linux Edisi Februari 2004
+ Majalah PC media Edisi Januari 2004
+ Buku Allied Telesyn Product Catalogue Issue 1 - 2004
+ Brosur Allied Telesyn
5. buku putunjuk praktikum dasar komputer dan pemrograman ( nah ini sapa lagi yang nitip ? ryan ya ! hayo ngaku :P pantesan berat bawaannya )
6. CD RW
7. beberapa lembar print-an pengenalan jaringan lan
8. lembaran coretan berisikan system gateway & router
9. lembaran log harian
10. 4 stiker PKS berbagai macam mode dan ukuran
11. setumpuk kartu nama caleg PKS dari Malang
12. 1 lembar brosur PKS
13. tiket NPM padang - jakarta ( 9 Februari 2004 )
14. tiket Kereta Api Matarmaja Jakarta - Malang ( 11 Februari 2004 )
15. Sobekan kertas harga ( gak tau ini baderol harga apaan yang jelas tulisannya Rp 800 KPRI )
16. uang receh ratusan total nya 2000 repes
17. Kartu tanda masuk kendaraan bermotor kampus UB ( ini punya siapa ? 19 Feb 2004 )
18. sisir rambut
19. alat cukur
20. Botol air minum Cleo warna orange ukuran menengah yang isinya dah hampir habis
21. Bulpen 1 biji
22. Ikat rambut 2 biji ( ternyata ikat rambut semasa gondrong dulu masih ada )
ternyata banyak juga ...
5/26/2004
Cinta ?
dari kombinasi goresan miliknya leila@uol.com.br dan Yesi Elsandra, special untuk yang saling mencintai karena-Nya ...
Cinta ? menurut Islam adalah sesuatu yang agung. Ia (cinta) adalah hak prerogatif Allah. Maka, cinta adalah di atas kuasa manusia (fauqa mustatha' al-Insaan). Cinta yang tulus, biasanya datang tanpa diundang. Dan hanya Allah jua yang mampu menghapus dan membaliknya menjadi rasa yang lain. Al-Qur'an dan hadis menunjukkan kebenaran ungkapan ini, dan bahkan orang yang mati karena tak kuasa memanggul beban cinta, termasuk orang-orang yang mati syahid. Al-Qur'an melukiskan dengan begitu impressif bagaimana cinta Zulaikha kepada Yusuf 'Alaihis Salam. Qad syagafaha hubba, kata al-Qur'an. Imam al-Alusy menafsirkan dalam -Ruh al-Ma'any- syagaf sebagai rasa cinta yang menghunjam ke dalam lubuk hati, sehingga sulit terhapuskan.
Sampai di sini sebenarnya tidak ada masalah, no problem. Orang bebas untuk mencintai siapa saja. Asalkan yang besemayam di hatinya adalah cinta suci, jujur yang merupakan anugerah Allah, ia tidak terkena tuntutan hukum apa-apa. Masalah baru muncul manakala rasa cinta ini berpindah dari dunia rasa ke dunia nyata, berpindah dari alam idiil ke alam riil. Dan oleh karena batas antara cinta dan nafsu teramat tipis, seringkali dalam praktik, sulit membedakan apakah yang sedang kita ekspresikan; kita nyatakan adalah cinta atau nafsu.
Maka, di kitab Asrar al-Balaghah diurutkan peringkat cinta sebagai berikut: Sebenarnya, tahap-tahapan cinta banyak sekali. Antara lain; hawa (nafsu). Lalu al-Alaqah: perasaan cinta yang sudah menetap di dalam hati. Kemudian al-Kalaf: perasaan cinta yang amat dahsyat. Selanjutnya al-Isyqu: sebutan untuk perasaan cinta yang melebihi takaran semestinya. As-sya'af, terbakarnya hati dibarengi perasaan nikmat di dalamnya. Lalu as-Syaghaf: perasaan cinta yang meluap-meluap. Kemudian, al-Jawa: perasaan nafsu yang mendalam. Lalu al-Taimu: perasaan cinta yang sampai memperbudak seseorang. Al-tiblu: perasaan cinta yang sampai meracuni orang. Al-Tadalluh: hilangnya akal karena cinta. Dan terakhir, al-Huyyum: tekanan nafsu cinta yang amat kuat, sampai membunuh orang (yang bercinta itu).
Sebagai kelanjutannya, seringkali anak-anak muda menjadikan cinta sebagai landasan pengabsahannya untuk naksir teman wanitanya, mengadakan pendekatan, berpacaran, ngobrol, pergi bareng, dan bahkan berindehoi. Yang memprihatinkan, tidak sedikit orang tua yang cuek bebek dengan kenyataan ini. Inilah yang dilansir oleh Sayyid Sabiq dalam Fiqh as- Sunnah: Lambat laun, banyak orang mengentengkan persoalan ini. Sehingga mereka memperbolehkan puterinya, keluarganya untuk berbaur dengan tunangannya dan berduaan tanpa pengawasan, dan bebas keluyuran ke mana saja tanpa arahan. ini menyebabkan perempuan kehilangan kemuliaan, rusak akhlaknya, dan hancur kehormatannya ! Kritik pedas Sayyid Sabiq ini ditujukan kepada mereka yang sudah sampai pada taraf tunangan (khitbah).
Bagaimana dengan mereka yang hanya pacaran? Namun bukan berarti Islam tutup pintu (sadd al-bab), dalam arti laki-laki ditutup aksesnya sama sekali untuk berhubungan dengan perempuan yang belum dinikahinya. Islam tidak menghendaki tindakan ekstrem dalam bentuk apa pun. Maka dalam bukunya, Al-Hijab, Abul A'la al-Maududi mengambil jalan tengah dalam penjelasannya soal sistem sosial dalam Islam. Beliau menengahi dua aliran besar sistem sosial Barat dan Timur. Barat diwakili oleh struktur budaya yang liberal.
Karena tuntutan alami laki-laki dan perempuan diciptakan untuk saling tertarik dan menyatu, orang bebas untuk berhubungan dalam bentuk apa pun, bahkan kumpul kebo sekalipun. Timur diwakili oleh budaya para rahib, biksu, yang memandang hubungan seksual sebagai sesuatu yang menjijikkan dan kotor. Sehingga mereka menjauhi perempuan, sejauh-jauhnya. Islam memandang bahwa hubungan laki-laki perempuan adalah insting alami manusia yang wajar dan normal. Tapi, Islam tidak lantas mengumbar kebebasan dalam hubungan itu, ia membuat aturan- aturan.
Cinta ? Sebuah kata singkat yang memiliki makna luas. Walaupun belum teridentifikasi secara pasti, namun eksistensi cinta diakui oleh semua orang. Al-Ghazali mengatakan cinta itu ibarat sebatang kayu yang baik. Akarnya tetap di bumi, cabangya di langit dan buahnya lahir batin, lidah dan anggota-anggota badan. Ditujukan oleh pengaruh-pengaruh yang muncul dari cinta itu dalam hati dan anggota badan, seperti ditujukkanya asap dalam api dan ditunjukkanya buah dan pohon.
Cinta sejati hanyalah pada Rabbul Izzati. Cinta yang takkan bertempuk sebelah tangan. Namun Allah tidak egois mendominasi cinta hamba-Nya. Dia berikan kita cinta kepada anak, istri, suami, orang tua, kaum muslimin. Tapi cinta itu tentu porsinya tidak melebihi cinta kita pada Allah, karena Allah mengatakan, “Katakanlah! ‘Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, kaum keluargamu, harta-benda yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatiri akan merugi dan rumah tangga yang kamu senangi (manakala itu semua) lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya dan berjiha di jalan-Nya, maka tunggulah keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.”
Prestasi kepahlawanan para pejuang tidak terlepas dari pengaruh cintanya seorang pemuda kepada pemudi. Umar bin Abdul Aziz berhasil memenangkan pertarungan cinta sucinya kepada Allah dari pada cinta tidak bertuannya kepada seorang gadis. Tidak ada yang salah pada cinta. Berusahalah menempatkannya pada tempat, waktu dan sisi yang tepat.
Ya Allah, jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu, agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta, jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu
Ya Allah, jika aku jatuh hati, izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu, agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.
Ya Rabbana, jika aku jatuh hati, jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu.
Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu, rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu.
Ya Allah, jika aku rindu, jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu.
Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu, janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirmu.
Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu, jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu.
Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu, jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu.
Ya Allah Engaku mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu, telah berjumpa pada taat pada-Mu, telah bersatu dalam dakwah pada-MU, telah berpadu dalam membela syariat-Mu. Kokohkanlah ya Allah ikatannya. Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar. Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.
sekian lama aku menutup mata, telinga, mulut, bahkan hati untuk siapa saja yang menawarkan lima huruf itu. dan pada saat ... "Aku ragu ada dan tiadaku namun ‘cinta’ mengatakan bahwa aku ada ( - bait puisi M. Iqbal - )" ... apakah aku akan melakukan hal yang sama jika lima huruf itu ditawarkan dan dititipkan oleh-Nya menelusup dalam kalbu dan datangnya bukan secara tiba-tiba ? dan jaminan bahwasanya tidak akan pernah ada yang bisa mengalahkan cinta-Nya ? hanya kepada Allah SWT - lah aku memberikan jawaban
... dan azan subuh pun berkumandang membelah singgasana angkasa raya ...
dari kombinasi goresan miliknya leila@uol.com.br dan Yesi Elsandra, special untuk yang saling mencintai karena-Nya ...
Cinta ? menurut Islam adalah sesuatu yang agung. Ia (cinta) adalah hak prerogatif Allah. Maka, cinta adalah di atas kuasa manusia (fauqa mustatha' al-Insaan). Cinta yang tulus, biasanya datang tanpa diundang. Dan hanya Allah jua yang mampu menghapus dan membaliknya menjadi rasa yang lain. Al-Qur'an dan hadis menunjukkan kebenaran ungkapan ini, dan bahkan orang yang mati karena tak kuasa memanggul beban cinta, termasuk orang-orang yang mati syahid. Al-Qur'an melukiskan dengan begitu impressif bagaimana cinta Zulaikha kepada Yusuf 'Alaihis Salam. Qad syagafaha hubba, kata al-Qur'an. Imam al-Alusy menafsirkan dalam -Ruh al-Ma'any- syagaf sebagai rasa cinta yang menghunjam ke dalam lubuk hati, sehingga sulit terhapuskan.
Sampai di sini sebenarnya tidak ada masalah, no problem. Orang bebas untuk mencintai siapa saja. Asalkan yang besemayam di hatinya adalah cinta suci, jujur yang merupakan anugerah Allah, ia tidak terkena tuntutan hukum apa-apa. Masalah baru muncul manakala rasa cinta ini berpindah dari dunia rasa ke dunia nyata, berpindah dari alam idiil ke alam riil. Dan oleh karena batas antara cinta dan nafsu teramat tipis, seringkali dalam praktik, sulit membedakan apakah yang sedang kita ekspresikan; kita nyatakan adalah cinta atau nafsu.
Maka, di kitab Asrar al-Balaghah diurutkan peringkat cinta sebagai berikut: Sebenarnya, tahap-tahapan cinta banyak sekali. Antara lain; hawa (nafsu). Lalu al-Alaqah: perasaan cinta yang sudah menetap di dalam hati. Kemudian al-Kalaf: perasaan cinta yang amat dahsyat. Selanjutnya al-Isyqu: sebutan untuk perasaan cinta yang melebihi takaran semestinya. As-sya'af, terbakarnya hati dibarengi perasaan nikmat di dalamnya. Lalu as-Syaghaf: perasaan cinta yang meluap-meluap. Kemudian, al-Jawa: perasaan nafsu yang mendalam. Lalu al-Taimu: perasaan cinta yang sampai memperbudak seseorang. Al-tiblu: perasaan cinta yang sampai meracuni orang. Al-Tadalluh: hilangnya akal karena cinta. Dan terakhir, al-Huyyum: tekanan nafsu cinta yang amat kuat, sampai membunuh orang (yang bercinta itu).
Sebagai kelanjutannya, seringkali anak-anak muda menjadikan cinta sebagai landasan pengabsahannya untuk naksir teman wanitanya, mengadakan pendekatan, berpacaran, ngobrol, pergi bareng, dan bahkan berindehoi. Yang memprihatinkan, tidak sedikit orang tua yang cuek bebek dengan kenyataan ini. Inilah yang dilansir oleh Sayyid Sabiq dalam Fiqh as- Sunnah: Lambat laun, banyak orang mengentengkan persoalan ini. Sehingga mereka memperbolehkan puterinya, keluarganya untuk berbaur dengan tunangannya dan berduaan tanpa pengawasan, dan bebas keluyuran ke mana saja tanpa arahan. ini menyebabkan perempuan kehilangan kemuliaan, rusak akhlaknya, dan hancur kehormatannya ! Kritik pedas Sayyid Sabiq ini ditujukan kepada mereka yang sudah sampai pada taraf tunangan (khitbah).
Bagaimana dengan mereka yang hanya pacaran? Namun bukan berarti Islam tutup pintu (sadd al-bab), dalam arti laki-laki ditutup aksesnya sama sekali untuk berhubungan dengan perempuan yang belum dinikahinya. Islam tidak menghendaki tindakan ekstrem dalam bentuk apa pun. Maka dalam bukunya, Al-Hijab, Abul A'la al-Maududi mengambil jalan tengah dalam penjelasannya soal sistem sosial dalam Islam. Beliau menengahi dua aliran besar sistem sosial Barat dan Timur. Barat diwakili oleh struktur budaya yang liberal.
Karena tuntutan alami laki-laki dan perempuan diciptakan untuk saling tertarik dan menyatu, orang bebas untuk berhubungan dalam bentuk apa pun, bahkan kumpul kebo sekalipun. Timur diwakili oleh budaya para rahib, biksu, yang memandang hubungan seksual sebagai sesuatu yang menjijikkan dan kotor. Sehingga mereka menjauhi perempuan, sejauh-jauhnya. Islam memandang bahwa hubungan laki-laki perempuan adalah insting alami manusia yang wajar dan normal. Tapi, Islam tidak lantas mengumbar kebebasan dalam hubungan itu, ia membuat aturan- aturan.
Cinta ? Sebuah kata singkat yang memiliki makna luas. Walaupun belum teridentifikasi secara pasti, namun eksistensi cinta diakui oleh semua orang. Al-Ghazali mengatakan cinta itu ibarat sebatang kayu yang baik. Akarnya tetap di bumi, cabangya di langit dan buahnya lahir batin, lidah dan anggota-anggota badan. Ditujukan oleh pengaruh-pengaruh yang muncul dari cinta itu dalam hati dan anggota badan, seperti ditujukkanya asap dalam api dan ditunjukkanya buah dan pohon.
Cinta sejati hanyalah pada Rabbul Izzati. Cinta yang takkan bertempuk sebelah tangan. Namun Allah tidak egois mendominasi cinta hamba-Nya. Dia berikan kita cinta kepada anak, istri, suami, orang tua, kaum muslimin. Tapi cinta itu tentu porsinya tidak melebihi cinta kita pada Allah, karena Allah mengatakan, “Katakanlah! ‘Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, kaum keluargamu, harta-benda yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatiri akan merugi dan rumah tangga yang kamu senangi (manakala itu semua) lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya dan berjiha di jalan-Nya, maka tunggulah keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.”
Prestasi kepahlawanan para pejuang tidak terlepas dari pengaruh cintanya seorang pemuda kepada pemudi. Umar bin Abdul Aziz berhasil memenangkan pertarungan cinta sucinya kepada Allah dari pada cinta tidak bertuannya kepada seorang gadis. Tidak ada yang salah pada cinta. Berusahalah menempatkannya pada tempat, waktu dan sisi yang tepat.
Ya Allah, jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu, agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta, jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu
Ya Allah, jika aku jatuh hati, izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu, agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.
Ya Rabbana, jika aku jatuh hati, jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu.
Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu, rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu.
Ya Allah, jika aku rindu, jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu.
Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu, janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirmu.
Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu, jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu.
Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu, jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu.
Ya Allah Engaku mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu, telah berjumpa pada taat pada-Mu, telah bersatu dalam dakwah pada-MU, telah berpadu dalam membela syariat-Mu. Kokohkanlah ya Allah ikatannya. Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar. Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.
sekian lama aku menutup mata, telinga, mulut, bahkan hati untuk siapa saja yang menawarkan lima huruf itu. dan pada saat ... "Aku ragu ada dan tiadaku namun ‘cinta’ mengatakan bahwa aku ada ( - bait puisi M. Iqbal - )" ... apakah aku akan melakukan hal yang sama jika lima huruf itu ditawarkan dan dititipkan oleh-Nya menelusup dalam kalbu dan datangnya bukan secara tiba-tiba ? dan jaminan bahwasanya tidak akan pernah ada yang bisa mengalahkan cinta-Nya ? hanya kepada Allah SWT - lah aku memberikan jawaban
... dan azan subuh pun berkumandang membelah singgasana angkasa raya ...
dan gelandangan pun memakai dasi
Dasi ? adalah barang yang sangat super langka bagi dia. Jangankan memakai, melihat nya pun dari balik kaca televisi atau dari orang-orang yang berada di atas mobil sedan, dan sesekali orang-orang yang berjalan dengan begitu gagahnya menenteng tas yang isinya mungkin saja handuk kecil, pakaian dalam, ato mungkin saja laptop dan berkas file yang akan dipresentasikan nanti disaat seminar.
Sejujurnya, selain langka baginya barang itu juga kurang dia minati. entah kenapa, sampai kemaren itu dia tidak punya niat sama sekali akan memakai barang tersebut mungkin untuk esok hari, lusa atau di masa akan datang. Namun sapa nyana, besok ... dia harus memakai dasi ! ya... sekali lagi dia harus pakai de-a-es-i ! dasi !
hal yang tak pernah ada dalam bayangan bahkan hal yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Tapi kenapa harus memakai dasi ? apakah suatu hal yang wajib untuk momen itu ?
Dia tak habis pikir, sambil menekukkan lutut di atas kursi itu melayangkan pandangannya ke atas pucuk pohon flamboyan.
" Dasi ? haruskah ? sebegitu pentingkah ? bukankah yang dibutuhkan hanya suara dan sedikit penampilan rapi ? itu saja kan ?" satu daun flamboyan gugur melayang pelan menyentuh tanah rerumputan.
" Punya ? untuk apa memiliki barang yang tak aku minati ? untuk apa memiliki barang yang belum ada kesempatan aku memakainya ?" sekilas dia melihat bayangannya di kaca jendela.
"ah, bukan seperti ini wajah yang pantas untuk si pemakai dasi. Ini wajah gelandangan ... gelandangan kampus ... hehehe !" dia tertawa sendiri, entah itu tertawa penghibur saja atau memang sebuah kelucuan yang mungkin saja terjadi.
Malam sampai pagi itu dia habiskan dengan mata yang selalu terbuka.
" kok gak tidur ?" sederet tulisan dengan font arial warna hitam terpampang dalam kotak dibalik layar 17 inchi di depan matanya.
" mm... nanti ada acara jam 8" sekilas matanya menuju pojok kanan bawah layar monitor itu... 06.40 AM
Pagi itu berlalu dengan cepat, dia harus mandi ... setelah itu pakaian yang sudah lusuh yang sering dia banggakan itu kembali di setrika rapi. Serapi apapun warnanya tetap saja pudar. Celana pemberian temannya pun tak ketinggalan disentuh logam panas bersuhu 65 derajat celcius.
Dia berusaha untuk memakai baju dan celana se rapi mungkin, rapi yang ada di kepalanya hanya masukkan baju kedalam celana pakai sabuk, kancing lengan di pasang ... sudah itu saja. ya tentunya di tambah cukur kumis dan sisir rambut. "hm, alhamdulillah...tanpa dasi pun Allah menjadikan aku seorang yang begitu sempurna" dia bergumam di depan cermin yang menunjukkan wajahnya boleh dibilang biasa saja, tak ada yang istimewa.
Sepatu ? hal yang dia lupakan untuk memikirkannya kemaren, karena dasi menyedot begitu banyak perhatiannya. sepatu hitam kulit, sekian semester dia hanya punya satu sepatu yang dibelinya disaat masih semester awal. namun keberadaan sepatu itu entah dimana, lagipula bukan sepatu kulit hitam. Jadi ? matanya menelusuri, menyapu semua ruangan ... dan ternyata tidak sia-sia. Untuk keberapa kalinya kondisi seperti itu kembali terulang, entah itu kuliah, menghadap dosen. Kembali lagi tanpa diundang pun sepatu itu hadir, dan dia yakin sekali bahwa dia tidak tau itu miliknya siapa.
Lengkap sudah, langkah kaki tetap tak berubah ... pakai dasi atau tidak, pakaian rapi atau hanya memakai kaos oblong plus sarung tetap saja.
Sesampainya di gedung itu ... "mas, kok gak pake dasi ?" belum sempat dia menjawab pertanyaan tersebut... "pake ini mas, ntar lagi acara mo dimulai, gut lak ya !".
Dia melongo sambil bergumam "ha ? gak salah nih aku pake dasi ... ". Dan gelandangan kampus itu pun minta tolong untuk dipakai kan dasi tersebut karena dia tak tau sama sekali bagaimana memasang dasi yang baik dan benar.
Sampai cerita ini dia tulis pun masih belum percaya saat itu dia memakai dasi dan berbicara di depan orang banyak dalam gedung megah itu.
Dasi ? adalah barang yang sangat super langka bagi dia. Jangankan memakai, melihat nya pun dari balik kaca televisi atau dari orang-orang yang berada di atas mobil sedan, dan sesekali orang-orang yang berjalan dengan begitu gagahnya menenteng tas yang isinya mungkin saja handuk kecil, pakaian dalam, ato mungkin saja laptop dan berkas file yang akan dipresentasikan nanti disaat seminar.
Sejujurnya, selain langka baginya barang itu juga kurang dia minati. entah kenapa, sampai kemaren itu dia tidak punya niat sama sekali akan memakai barang tersebut mungkin untuk esok hari, lusa atau di masa akan datang. Namun sapa nyana, besok ... dia harus memakai dasi ! ya... sekali lagi dia harus pakai de-a-es-i ! dasi !
hal yang tak pernah ada dalam bayangan bahkan hal yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Tapi kenapa harus memakai dasi ? apakah suatu hal yang wajib untuk momen itu ?
Dia tak habis pikir, sambil menekukkan lutut di atas kursi itu melayangkan pandangannya ke atas pucuk pohon flamboyan.
" Dasi ? haruskah ? sebegitu pentingkah ? bukankah yang dibutuhkan hanya suara dan sedikit penampilan rapi ? itu saja kan ?" satu daun flamboyan gugur melayang pelan menyentuh tanah rerumputan.
" Punya ? untuk apa memiliki barang yang tak aku minati ? untuk apa memiliki barang yang belum ada kesempatan aku memakainya ?" sekilas dia melihat bayangannya di kaca jendela.
"ah, bukan seperti ini wajah yang pantas untuk si pemakai dasi. Ini wajah gelandangan ... gelandangan kampus ... hehehe !" dia tertawa sendiri, entah itu tertawa penghibur saja atau memang sebuah kelucuan yang mungkin saja terjadi.
Malam sampai pagi itu dia habiskan dengan mata yang selalu terbuka.
" kok gak tidur ?" sederet tulisan dengan font arial warna hitam terpampang dalam kotak dibalik layar 17 inchi di depan matanya.
" mm... nanti ada acara jam 8" sekilas matanya menuju pojok kanan bawah layar monitor itu... 06.40 AM
Pagi itu berlalu dengan cepat, dia harus mandi ... setelah itu pakaian yang sudah lusuh yang sering dia banggakan itu kembali di setrika rapi. Serapi apapun warnanya tetap saja pudar. Celana pemberian temannya pun tak ketinggalan disentuh logam panas bersuhu 65 derajat celcius.
Dia berusaha untuk memakai baju dan celana se rapi mungkin, rapi yang ada di kepalanya hanya masukkan baju kedalam celana pakai sabuk, kancing lengan di pasang ... sudah itu saja. ya tentunya di tambah cukur kumis dan sisir rambut. "hm, alhamdulillah...tanpa dasi pun Allah menjadikan aku seorang yang begitu sempurna" dia bergumam di depan cermin yang menunjukkan wajahnya boleh dibilang biasa saja, tak ada yang istimewa.
Sepatu ? hal yang dia lupakan untuk memikirkannya kemaren, karena dasi menyedot begitu banyak perhatiannya. sepatu hitam kulit, sekian semester dia hanya punya satu sepatu yang dibelinya disaat masih semester awal. namun keberadaan sepatu itu entah dimana, lagipula bukan sepatu kulit hitam. Jadi ? matanya menelusuri, menyapu semua ruangan ... dan ternyata tidak sia-sia. Untuk keberapa kalinya kondisi seperti itu kembali terulang, entah itu kuliah, menghadap dosen. Kembali lagi tanpa diundang pun sepatu itu hadir, dan dia yakin sekali bahwa dia tidak tau itu miliknya siapa.
Lengkap sudah, langkah kaki tetap tak berubah ... pakai dasi atau tidak, pakaian rapi atau hanya memakai kaos oblong plus sarung tetap saja.
Sesampainya di gedung itu ... "mas, kok gak pake dasi ?" belum sempat dia menjawab pertanyaan tersebut... "pake ini mas, ntar lagi acara mo dimulai, gut lak ya !".
Dia melongo sambil bergumam "ha ? gak salah nih aku pake dasi ... ". Dan gelandangan kampus itu pun minta tolong untuk dipakai kan dasi tersebut karena dia tak tau sama sekali bagaimana memasang dasi yang baik dan benar.
Sampai cerita ini dia tulis pun masih belum percaya saat itu dia memakai dasi dan berbicara di depan orang banyak dalam gedung megah itu.
5/22/2004
saat dimana ...
Ya, mungkin saja saat ini adalah jelmaan kelelawar-kelelawar bertubuh manusia, malam menjadi siang dan siang menjadi malam. Gelandangan kampus yang hidup dengan tidur tak beraturan diatas tikar bergelimpangan. Kadang mesjid pun bukan hanya tempat menerima pengajian tapi adalah penginapan. Itulah, namun aku yakin suatu saat nanti semuanya berubah. Dan harus berubah !
Saat dimana ketika miscall menjadi pengobat rindu disela-sela kesibukan kerja. Saat dimana menjelang magrib kotak kecil buatan tahun antah barantah itu menjerit menandakan di ruang kecil dibawah atap sana terbalut sebuah kecemasan kenapa belum juga melihat wajah penat ku ?
Saat dimana pulang ke rumah sangat sederhana sekali adalah sebuah impian berbuah kenyataan disambut senyum renyah dan sedikit pijatan sebagai pengobat capek, ya butuhnya hanya sedikit saja... karena disaat itu satu sentuhan tangan wanita tercinta lebih dari istirahat sehari semalam.
Saat dimana sang pangeran kecil kedodoran memakai baju, sarung dan peciku, putri imut yang jilbabnya minggir sana sini saling berebutan berpacu berlari kecil memanggil abi...pulang ... abii... pulang ! kemudian memeluk erat mencium pipi kanan kiri dan bergelantungan di jari sambil berebut lagi membawakan tas.
Saat dimana secangkir air putih, mungkin kadang-kadang teh pahit atau kalo di awal gajian ada tambahan gula yang bukan hanya secangkir pelega haus tapi adalah kesejukan yang diracik sendiri oleh wanita teman hidup setia.
Saat dimana air wudhu, baju putih lusuh namun bersih karena sudah keseringan dicuci di jemur dipanas matahari yang tanpa kenal lelah dilakukan semua oleh sang wanita tercinta. Saat dimana aku berada di depan melantunkan lafash Allahu Akbar sampai Salam, di ikuti oleh sang pangeran kecil dan putri imut yang walopun mereka masih belum mengerti betul apa yang mereka lafash kan, dan tentunya wanita kekasihku juga ikut bersama.
Saat dimana sang pangeran kecil menjalankan syarat, jika salah membaca 3 huruf alqur'an jaminannya memijat abi 5 menit. Dan putri imut pun gak mau kalah dengan kakaknya karena sambil memijat akan mendengarkan kisah kepahlawanan rasulullah beserta sahabat-sahabatnya.
Saat dimana setelah senja menjelma menjadi malam aku dan pangeran kecil berjalan menuju masjid disamping rumah, sedangkan putri imut digendong oleh wanitaku. raut wajah keinginan untuk ikut terpampang jelas, "dede sama umi ya, fatimah kalau malam hari sholatnya di rumah. dede katanya kan mau jadi fatimah azzahra kan ?". Pintu rumah tertutup diselingi ketawa renyah si putri imut.
Saat dimana ikan asin, sambal lado, sayur bayam adalah menu yang mengalahkan semua menu yang terpampang saat perjalanan pulang, makan lahapku yang selalu ada extra tambah setidak nya separoh sendok nasi. Dan itulah menu rezeki Allah yang tak pernah terkalahkan yang di titipkan untuk memasaknya pada wanita bungaku.
saat dimana ... bersambung
Ya, mungkin saja saat ini adalah jelmaan kelelawar-kelelawar bertubuh manusia, malam menjadi siang dan siang menjadi malam. Gelandangan kampus yang hidup dengan tidur tak beraturan diatas tikar bergelimpangan. Kadang mesjid pun bukan hanya tempat menerima pengajian tapi adalah penginapan. Itulah, namun aku yakin suatu saat nanti semuanya berubah. Dan harus berubah !
Saat dimana ketika miscall menjadi pengobat rindu disela-sela kesibukan kerja. Saat dimana menjelang magrib kotak kecil buatan tahun antah barantah itu menjerit menandakan di ruang kecil dibawah atap sana terbalut sebuah kecemasan kenapa belum juga melihat wajah penat ku ?
Saat dimana pulang ke rumah sangat sederhana sekali adalah sebuah impian berbuah kenyataan disambut senyum renyah dan sedikit pijatan sebagai pengobat capek, ya butuhnya hanya sedikit saja... karena disaat itu satu sentuhan tangan wanita tercinta lebih dari istirahat sehari semalam.
Saat dimana sang pangeran kecil kedodoran memakai baju, sarung dan peciku, putri imut yang jilbabnya minggir sana sini saling berebutan berpacu berlari kecil memanggil abi...pulang ... abii... pulang ! kemudian memeluk erat mencium pipi kanan kiri dan bergelantungan di jari sambil berebut lagi membawakan tas.
Saat dimana secangkir air putih, mungkin kadang-kadang teh pahit atau kalo di awal gajian ada tambahan gula yang bukan hanya secangkir pelega haus tapi adalah kesejukan yang diracik sendiri oleh wanita teman hidup setia.
Saat dimana air wudhu, baju putih lusuh namun bersih karena sudah keseringan dicuci di jemur dipanas matahari yang tanpa kenal lelah dilakukan semua oleh sang wanita tercinta. Saat dimana aku berada di depan melantunkan lafash Allahu Akbar sampai Salam, di ikuti oleh sang pangeran kecil dan putri imut yang walopun mereka masih belum mengerti betul apa yang mereka lafash kan, dan tentunya wanita kekasihku juga ikut bersama.
Saat dimana sang pangeran kecil menjalankan syarat, jika salah membaca 3 huruf alqur'an jaminannya memijat abi 5 menit. Dan putri imut pun gak mau kalah dengan kakaknya karena sambil memijat akan mendengarkan kisah kepahlawanan rasulullah beserta sahabat-sahabatnya.
Saat dimana setelah senja menjelma menjadi malam aku dan pangeran kecil berjalan menuju masjid disamping rumah, sedangkan putri imut digendong oleh wanitaku. raut wajah keinginan untuk ikut terpampang jelas, "dede sama umi ya, fatimah kalau malam hari sholatnya di rumah. dede katanya kan mau jadi fatimah azzahra kan ?". Pintu rumah tertutup diselingi ketawa renyah si putri imut.
Saat dimana ikan asin, sambal lado, sayur bayam adalah menu yang mengalahkan semua menu yang terpampang saat perjalanan pulang, makan lahapku yang selalu ada extra tambah setidak nya separoh sendok nasi. Dan itulah menu rezeki Allah yang tak pernah terkalahkan yang di titipkan untuk memasaknya pada wanita bungaku.
saat dimana ... bersambung
5/21/2004
22 menit 05 detik ?
di pagi itu jam 06.01 dalam sebuah percakapan yang terhubung antara microphone, sinyal dan speaker ...
"eh, ini ntar abis berapa lho pulsa nya" segarnya pagi semakin sempurna dengan logatnya yang kental di seberang sana.
"begini, untuk hari ini, untuk suara ini ... aku habiskan waktu 6 bulan. Jadi, gak ada salahnya kan kalo apa yang aku dapat selama enam bulan terakhir aku gunakan untuk menghubungi adek di hari ini kan ?, ya ... untuk hari ini" aku kembali menekankan bahwasanya aku tak lagi mau tergangu dengan pikiran ini pulsa habis berapa ?
"hehehe ... " aku tau di balik microphone selular pinjaman temenmu kamu tersenyum renyah, seperti halnya yang kulihat waktu kita jumpa terakhir kalinya... duh masih seperti dulu gak ya ?
"eh si **-** dah seminar hasil lho" jelas aku tak mau kehilangan barang satu detikpun untuk berbicara, sampai-sampai bahan yang cukup berbahaya buntutnya aku keluarkan.
"oh ya ? selamat ya, sampaikan salamku sama **-** ya da, uda kapan ? masih lama kah ?" deg ! bener juga apa yang aku pikirkan barusan buntutnya sama dengan pertanyaan ibu, ayah dan kakakku.
"mmm... paling lama satu taun lagi dek, insya Allah" jawaban ini kayaknya sama deh dengan jawaban pertanyaan kakakku setahun yang lalu. Tapi apakah benar aku bisa menyelesaikan setahun lagi ?
"kok lama ? berarti sama dong kita tamatnya ntar" yes !, ini dia pembicaraan sudah mulai mencair seiring matahari kulihat mulai merambat dari ufuk timur. Walopun tarohannya pertanyaan itu lagi.
"nah lho, mang dah seminar juga ya de ?" aku cemas-cemas dalam berharap.
"gak kok, masih lama. agenda dalam waktu dekat ini magang baru abis itu skripsi" alhamdulillah aku masih ada kesempatan untuk mengejar semua ketinggalan.
"Sabar ya, Insya Allah dalam tahun ini uda usahakan semuanya selesai, eh gimana jadi nyambung ke akuntan gak ?" dari pertanyaan ini tiga tahap kedepan aku sudah persiapkan untuk mengetahui sesuatu darinya.
"mm, kayaknya ade kerja dulu da. ntar nyambungnya biar gak minta lagi sama emak dan bapak" sip jawabannya seperti yang kuduga.
"kalo mo kerja dimana rencananya ?" aku mulai bergerak ke tahap berikutnya, semoga jawaban berikutnya sama dengan yang kupikirkan sekarang.
"Insya Allah di Bank Mandiri Syari'ah, soalnya ade mo magang disana juga. Jadi sekalian, biasanya yang pernah magang disana gampang keterimanya" lagi-lagi jawaban itu kuduga sebelumnya.
"iya, mmm... ada rencana merantau gak ? atau kalo uda tawarkan berani gak merantau ?" aku mulai menjurus pada pertanyaan yang sebenarnya membuatku berdegup kencang, karena dari jawaban pertanyaan barusan aku baru bisa melanjutkan ke pertanyaan yang lebih spesifik lagi.
"rencananya sih ada da ... " yes ! aku tersenyum melihat bunga di depan ku memekar indah, sedikit demi sedikit pintu itu terbuka " tapi ... " ops but what ? " kalo emak sama bapak mengizinkan" o...ow mungkin gak ya ?
"begini, uda tawarkan merantau soalnya sepengetahuan uda disini..." aku semakin membidik titik tembak pernyataanku.
"disini, tau kan kalo brawijaya punya program untuk akuntan ?" yap, ini dia tadi ujung dari pertanyaan awalku tadi.
"iya, rencananya juga gitu da. tapi kan kalo kangen ma orang tua gimana hayo" ini dia gayung bersambut kata berkait, secara tidak langsung dia telah menjawab keragu-raguanku selama ini.
"ok deh, tenang aja. yang jelas selesaikan dulu yang disana, ntar kalo memang ada niatan kesini. gimana-gimananya ntar biar uda usahakan juga disini, ok ? kangen sama orang tua ? kan bisa pulang. Uda juga punya orang tua dan ada saat nya melepas kangen" eh itu barusan yang aku bilang beneran ? sebuah suara entah dari mana melesat dalam pikiranku... eh ! aku berani angkat jari, ini sungguh-sungguh ... ! dan sejak dulu sudah aku berniat. Jika dia ditakdirkan mendampingiku, apapun yang terjadi, aku yang bertanggung jawab untuk semuanya.
"*tertawa renyah* Insya Allah da" tertawa kecil itu jawaban juga lho ! ini jelas bukan insya allah pelarian dari apa yang telah terucap sebelumnya, karena aku tau insya Allah yang keluar dari mulut orang seperti dia.
"Oh ya, uda mo nanya nih ... bagusnya uda tamat nanti balik ke Padang atau disini aja ? gimana menurut pendapat ade ?" Aku lontarkan pertanyaan yang aku yakin pernah terbesit di kepalanya.
"oh, itu kan terserah uda gimana bagusnya" duh kata-kata terserah ini memang jawaban paling hebat buat siapa saja.
"begini de, kalo disini insya Allah prospeknya bagus. Dan kalo di Padang, ada sih prospek nya cuma tidak selebar dan seluas disini". aku mencoba memancing apa yang terbesit dipikirannya jika seandainya dia pernah memikirkan hal itu.
"Ya, ade kan gak bisa maksa uda harus di Padang ataupun di Malang. ade yakin apapun pilihan uda itulah yang terbaik" terbaik ? terbaik untuk siapa, aduh jangan bilang terbaik untuk aku saja. Aku juga ingin terbaik untuk kamu de ...
"ok deh, gak usahlah memikirkan itu dulu. kayaknya terlalu jauh. Sekarang pikirkan gimana cepat selesai ya ?" aku sedikit membatasi, karena aku gak mau meng ekplorasi lagi. Yang jelas aku sudah dapatkan jawaban selama ini yang menjadi beban keragu-raguanku.
"iya, uda selesaikan dulu aja" dia juga berusaha membatasi ruang gerak pertanyaanku. tapi biasanya aku dibatasi seperti itu kadang berkelit lagi mencari celah untuk meyakinkan apakah benar...?
"ok deh, tunggu ya ... paling lama setahun lagi, dan uda akan menepati janji uda dulu" sejenak aku teringat apa yang ku ucapkan di belakang bis disaat keberangkatanku ke malang.
Dia tersenyum sampai tertawa kecil tertahan. Ya ! itu dia tertawa yang sangat aku kenal, tertawa yang sudah ku hapal definisinya seperti apa.
"gimana de, apakah uda bisa menepati janji uda ? apakah ade udah siap nantinya ?" dug...dug...dug, oh ternyata aku masih butuh keyakinan dari apa yang kusimpulkan tadi.
masih saja tertawa tertahan itu yang keluar dan ...
"Insya Allah da, apapun pilihan ade nantinya gimana sholat istikharah ade da" serrr... seteguk air membasahi kerongkonganku disaat aku berada di tengah gurun kering dab gersang.
"Alhamdulillahirobbilalamin ya Allah..." ya itu lah kata-kata yang terlompat dari dalam lubuk hatiku menelusuri jantung memompakan darah ke seluruh tubuh dan paru-paruku melesat dan menggerakkan otot-otot mulut, lidah, kerongkongan dan semuanya untuk berucap segala puji syukur padamu ya Allah.
"ok de, sampaikan salam untuk ibu, bapak, adik-adik bahwasanya uda di malang alhamdulillah baik-baik saja. jangan lupa ya ?" tak sanggup aku berucap sampai disini dulu ya de, entah kenapa... apakah masih pengen untuk ngobrol lebih lama lagi ? tapi tak mungkin, aku tak mau terbawa lebih larut. Untuk sementara kita cukupkan dulu ya de, kamu juga tau sebenarnya aku tak mau mengakhiri dalam kondisi seperti ini. Tapi aku juga tak mau kamu & aku dihinggapi penyakit hati. Jagalah hati, jagalah hati ... ya jagalah hati ini.
"de ... udah ya ... jangan lupa lho, Assalamualaikum wr wb" aku masih belum menekan tombol reject. Karena dirimu masih tersenyum, tertawa kecil tertahan nan renyah itu diselingi sebuah kelegaan... apakah kamu juga mendapatkan jawaban dari pertanyaan mu selama ini ?. Ini dia kesan yang tak bisa aku gambarkan seperti apa dalam bentuk tulisan, dan mungkin hanya aku yang bisa mendefinisikan sendiri apa arti senyum dan tawa kecilmu di saat itu. sepuluh detik dek... sepuluh detik ... dan terakhir terucap lirih ..
"wa'alaikumussalam wr wb"
"klik !" Aku berlari mengambil ancang-ancang ... yihaaa !!! aku teriak, lepaskan, luapkan semua yang membuatku bergoncang. seketika aku lututku goyah dan aku pun roboh ... berlutut.
"terima kasih ya Allah. Do'a ku Engkau perkenankan ... awalnya pintaku jika engkau memang ridho, ijinkanlah aku untuk menghubungi dia di hari lahirnya ini ya Allah. Tapi engkau lebihkan dengan memberikan jawaban atas keragu-raguanku selama ini. Tiada kata selain Alhamdulillahirobbil alamin, puji dan syukurku ku haturkan semuanya hanya untuk mu"
dilayar 3x4 cm itu terpampang 22 menit 05 detik ... hah ? eh ini ? seketika aku menatap keatas ... dan tersenyum lega
di pagi itu jam 06.01 dalam sebuah percakapan yang terhubung antara microphone, sinyal dan speaker ...
"eh, ini ntar abis berapa lho pulsa nya" segarnya pagi semakin sempurna dengan logatnya yang kental di seberang sana.
"begini, untuk hari ini, untuk suara ini ... aku habiskan waktu 6 bulan. Jadi, gak ada salahnya kan kalo apa yang aku dapat selama enam bulan terakhir aku gunakan untuk menghubungi adek di hari ini kan ?, ya ... untuk hari ini" aku kembali menekankan bahwasanya aku tak lagi mau tergangu dengan pikiran ini pulsa habis berapa ?
"hehehe ... " aku tau di balik microphone selular pinjaman temenmu kamu tersenyum renyah, seperti halnya yang kulihat waktu kita jumpa terakhir kalinya... duh masih seperti dulu gak ya ?
"eh si **-** dah seminar hasil lho" jelas aku tak mau kehilangan barang satu detikpun untuk berbicara, sampai-sampai bahan yang cukup berbahaya buntutnya aku keluarkan.
"oh ya ? selamat ya, sampaikan salamku sama **-** ya da, uda kapan ? masih lama kah ?" deg ! bener juga apa yang aku pikirkan barusan buntutnya sama dengan pertanyaan ibu, ayah dan kakakku.
"mmm... paling lama satu taun lagi dek, insya Allah" jawaban ini kayaknya sama deh dengan jawaban pertanyaan kakakku setahun yang lalu. Tapi apakah benar aku bisa menyelesaikan setahun lagi ?
"kok lama ? berarti sama dong kita tamatnya ntar" yes !, ini dia pembicaraan sudah mulai mencair seiring matahari kulihat mulai merambat dari ufuk timur. Walopun tarohannya pertanyaan itu lagi.
"nah lho, mang dah seminar juga ya de ?" aku cemas-cemas dalam berharap.
"gak kok, masih lama. agenda dalam waktu dekat ini magang baru abis itu skripsi" alhamdulillah aku masih ada kesempatan untuk mengejar semua ketinggalan.
"Sabar ya, Insya Allah dalam tahun ini uda usahakan semuanya selesai, eh gimana jadi nyambung ke akuntan gak ?" dari pertanyaan ini tiga tahap kedepan aku sudah persiapkan untuk mengetahui sesuatu darinya.
"mm, kayaknya ade kerja dulu da. ntar nyambungnya biar gak minta lagi sama emak dan bapak" sip jawabannya seperti yang kuduga.
"kalo mo kerja dimana rencananya ?" aku mulai bergerak ke tahap berikutnya, semoga jawaban berikutnya sama dengan yang kupikirkan sekarang.
"Insya Allah di Bank Mandiri Syari'ah, soalnya ade mo magang disana juga. Jadi sekalian, biasanya yang pernah magang disana gampang keterimanya" lagi-lagi jawaban itu kuduga sebelumnya.
"iya, mmm... ada rencana merantau gak ? atau kalo uda tawarkan berani gak merantau ?" aku mulai menjurus pada pertanyaan yang sebenarnya membuatku berdegup kencang, karena dari jawaban pertanyaan barusan aku baru bisa melanjutkan ke pertanyaan yang lebih spesifik lagi.
"rencananya sih ada da ... " yes ! aku tersenyum melihat bunga di depan ku memekar indah, sedikit demi sedikit pintu itu terbuka " tapi ... " ops but what ? " kalo emak sama bapak mengizinkan" o...ow mungkin gak ya ?
"begini, uda tawarkan merantau soalnya sepengetahuan uda disini..." aku semakin membidik titik tembak pernyataanku.
"disini, tau kan kalo brawijaya punya program untuk akuntan ?" yap, ini dia tadi ujung dari pertanyaan awalku tadi.
"iya, rencananya juga gitu da. tapi kan kalo kangen ma orang tua gimana hayo" ini dia gayung bersambut kata berkait, secara tidak langsung dia telah menjawab keragu-raguanku selama ini.
"ok deh, tenang aja. yang jelas selesaikan dulu yang disana, ntar kalo memang ada niatan kesini. gimana-gimananya ntar biar uda usahakan juga disini, ok ? kangen sama orang tua ? kan bisa pulang. Uda juga punya orang tua dan ada saat nya melepas kangen" eh itu barusan yang aku bilang beneran ? sebuah suara entah dari mana melesat dalam pikiranku... eh ! aku berani angkat jari, ini sungguh-sungguh ... ! dan sejak dulu sudah aku berniat. Jika dia ditakdirkan mendampingiku, apapun yang terjadi, aku yang bertanggung jawab untuk semuanya.
"*tertawa renyah* Insya Allah da" tertawa kecil itu jawaban juga lho ! ini jelas bukan insya allah pelarian dari apa yang telah terucap sebelumnya, karena aku tau insya Allah yang keluar dari mulut orang seperti dia.
"Oh ya, uda mo nanya nih ... bagusnya uda tamat nanti balik ke Padang atau disini aja ? gimana menurut pendapat ade ?" Aku lontarkan pertanyaan yang aku yakin pernah terbesit di kepalanya.
"oh, itu kan terserah uda gimana bagusnya" duh kata-kata terserah ini memang jawaban paling hebat buat siapa saja.
"begini de, kalo disini insya Allah prospeknya bagus. Dan kalo di Padang, ada sih prospek nya cuma tidak selebar dan seluas disini". aku mencoba memancing apa yang terbesit dipikirannya jika seandainya dia pernah memikirkan hal itu.
"Ya, ade kan gak bisa maksa uda harus di Padang ataupun di Malang. ade yakin apapun pilihan uda itulah yang terbaik" terbaik ? terbaik untuk siapa, aduh jangan bilang terbaik untuk aku saja. Aku juga ingin terbaik untuk kamu de ...
"ok deh, gak usahlah memikirkan itu dulu. kayaknya terlalu jauh. Sekarang pikirkan gimana cepat selesai ya ?" aku sedikit membatasi, karena aku gak mau meng ekplorasi lagi. Yang jelas aku sudah dapatkan jawaban selama ini yang menjadi beban keragu-raguanku.
"iya, uda selesaikan dulu aja" dia juga berusaha membatasi ruang gerak pertanyaanku. tapi biasanya aku dibatasi seperti itu kadang berkelit lagi mencari celah untuk meyakinkan apakah benar...?
"ok deh, tunggu ya ... paling lama setahun lagi, dan uda akan menepati janji uda dulu" sejenak aku teringat apa yang ku ucapkan di belakang bis disaat keberangkatanku ke malang.
Dia tersenyum sampai tertawa kecil tertahan. Ya ! itu dia tertawa yang sangat aku kenal, tertawa yang sudah ku hapal definisinya seperti apa.
"gimana de, apakah uda bisa menepati janji uda ? apakah ade udah siap nantinya ?" dug...dug...dug, oh ternyata aku masih butuh keyakinan dari apa yang kusimpulkan tadi.
masih saja tertawa tertahan itu yang keluar dan ...
"Insya Allah da, apapun pilihan ade nantinya gimana sholat istikharah ade da" serrr... seteguk air membasahi kerongkonganku disaat aku berada di tengah gurun kering dab gersang.
"Alhamdulillahirobbilalamin ya Allah..." ya itu lah kata-kata yang terlompat dari dalam lubuk hatiku menelusuri jantung memompakan darah ke seluruh tubuh dan paru-paruku melesat dan menggerakkan otot-otot mulut, lidah, kerongkongan dan semuanya untuk berucap segala puji syukur padamu ya Allah.
"ok de, sampaikan salam untuk ibu, bapak, adik-adik bahwasanya uda di malang alhamdulillah baik-baik saja. jangan lupa ya ?" tak sanggup aku berucap sampai disini dulu ya de, entah kenapa... apakah masih pengen untuk ngobrol lebih lama lagi ? tapi tak mungkin, aku tak mau terbawa lebih larut. Untuk sementara kita cukupkan dulu ya de, kamu juga tau sebenarnya aku tak mau mengakhiri dalam kondisi seperti ini. Tapi aku juga tak mau kamu & aku dihinggapi penyakit hati. Jagalah hati, jagalah hati ... ya jagalah hati ini.
"de ... udah ya ... jangan lupa lho, Assalamualaikum wr wb" aku masih belum menekan tombol reject. Karena dirimu masih tersenyum, tertawa kecil tertahan nan renyah itu diselingi sebuah kelegaan... apakah kamu juga mendapatkan jawaban dari pertanyaan mu selama ini ?. Ini dia kesan yang tak bisa aku gambarkan seperti apa dalam bentuk tulisan, dan mungkin hanya aku yang bisa mendefinisikan sendiri apa arti senyum dan tawa kecilmu di saat itu. sepuluh detik dek... sepuluh detik ... dan terakhir terucap lirih ..
"wa'alaikumussalam wr wb"
"klik !" Aku berlari mengambil ancang-ancang ... yihaaa !!! aku teriak, lepaskan, luapkan semua yang membuatku bergoncang. seketika aku lututku goyah dan aku pun roboh ... berlutut.
"terima kasih ya Allah. Do'a ku Engkau perkenankan ... awalnya pintaku jika engkau memang ridho, ijinkanlah aku untuk menghubungi dia di hari lahirnya ini ya Allah. Tapi engkau lebihkan dengan memberikan jawaban atas keragu-raguanku selama ini. Tiada kata selain Alhamdulillahirobbil alamin, puji dan syukurku ku haturkan semuanya hanya untuk mu"
dilayar 3x4 cm itu terpampang 22 menit 05 detik ... hah ? eh ini ? seketika aku menatap keatas ... dan tersenyum lega
Selamat Ulang Tahun
Persembahan untuk ukhti yang memiliki sepucuk doa berbait nama [ rahasia ]. Sosok yang sampai saat ini yang masih menjadi penghuni didalam bilik hati. Di usiamu yang ke 22 ini ... Maaf ya, aku tidak memberikan kado yang cantik ... apalagi dengan bungkus yang menarik. Tetapi semuanya masih aku simpan baik-baik, tak tersentuh, tak terjamah, dan tak tergantikan. karena kamu memang yang terbaik !
Aku tau ya Allah, dia tak pernah tau dengan apa yang ada dalam lembaran lusuh ini. dia tak pernah sadar bahwasanya disini semuanya beredar. satu, dua, tiga bahkan berjuta goresan kata aku ukir disini, isi hati, harapan bahkan kerinduan !
Apalah aku ini ya Allah ... seorang anak manusia yang selalu dilanda gelombang amukan perasaan yang bermacam. takkan mampu hidup tanpa cinta. Takkan bisa bernapas tanpa kasih. Cinta dan kasih yang hanya datang dari, oleh dan hanya untuk Mu. Namun apakah aku salah ya Allah... jika aku menitipkan sebait nama saja di dalam sekeping bilik hati ini ? karena hanya itu yang bisa kuperbuat... hingga pada saatnya nanti aku akan kembali dan menepati janji.
Aku mohon ya Allah, Engkau selalu sampaikan semuanya melalui kuasamu. Tolong tunjukkan jika Engkau memang ridho dengan pilihanku, begitu juga tolong tunjukkan jika Engkau tak meridhoi pilihanku.
Date: Fri, 12 Apr 2002 23:58:41 -0700 (PDT)
From: "-rahasia-" <********@*****.***>
Subject: balasan surat
To: *******@*****.***
Waalakumsalam Wr.Wb
Afwan ya,** baru membuka email sa sekarang,
masaalahnya kemaran ** bingung nggak tau cara membuka
email.Alhamdulillah sekarang ada HIDAYAH yang menemani
** ke warnet.Uda...,** lah pindah kini ka wisma
baru namonyo Wisma Sholehah artinyo urang didalamnyo
punyo cita-cita jadi wanita SHOLEHAH,doa kan
yo! Oh iyo disitu ndak ado talepon do.
Uda baa lai sehat-sehat jo disiko, Mudah-mudahan
belajar nyo ndak taganggu dek karajo do, sholatnyo jan
lupo ndak!
Ado ciek lai,Uda jadi ikhwah yo! maksudnyo ikhwah
dalam tanda kutib, supayo Dasur mangarati baa kok
indak ** telepon Uda.Kini pun sabananyo ndak paralu
ado do .Alah yo Uda sa pulang ka wisma dulu,bisuak
ado mid DDA 2.Yang tadi tu ** ndak mamaso Uda jadi
ikhwah do,tapi hanyo saran.
syukron katsiron
- ***** -
Aku tau ya Allah, dia tak pernah tau dengan apa yang ada dalam lembaran lusuh ini. dia tak pernah sadar bahwasanya disini semuanya beredar. satu, dua, tiga bahkan berjuta goresan kata aku ukir disini, isi hati, harapan bahkan kerinduan !
Apalah aku ini ya Allah ... seorang anak manusia yang selalu dilanda gelombang amukan perasaan yang bermacam. takkan mampu hidup tanpa cinta. Takkan bisa bernapas tanpa kasih. Cinta dan kasih yang hanya datang dari, oleh dan hanya untuk Mu. Namun apakah aku salah ya Allah... jika aku menitipkan sebait nama saja di dalam sekeping bilik hati ini ? karena hanya itu yang bisa kuperbuat... hingga pada saatnya nanti aku akan kembali dan menepati janji.
Aku mohon ya Allah, Engkau selalu sampaikan semuanya melalui kuasamu. Tolong tunjukkan jika Engkau memang ridho dengan pilihanku, begitu juga tolong tunjukkan jika Engkau tak meridhoi pilihanku.
Date: Fri, 12 Apr 2002 23:58:41 -0700 (PDT)
From: "-rahasia-" <********@*****.***>
Subject: balasan surat
To: *******@*****.***
Waalakumsalam Wr.Wb
Afwan ya,** baru membuka email sa sekarang,
masaalahnya kemaran ** bingung nggak tau cara membuka
email.Alhamdulillah sekarang ada HIDAYAH yang menemani
** ke warnet.Uda...,** lah pindah kini ka wisma
baru namonyo Wisma Sholehah artinyo urang didalamnyo
punyo cita-cita jadi wanita SHOLEHAH,doa kan
yo! Oh iyo disitu ndak ado talepon do.
Uda baa lai sehat-sehat jo disiko, Mudah-mudahan
belajar nyo ndak taganggu dek karajo do, sholatnyo jan
lupo ndak!
Ado ciek lai,Uda jadi ikhwah yo! maksudnyo ikhwah
dalam tanda kutib, supayo Dasur mangarati baa kok
indak ** telepon Uda.Kini pun sabananyo ndak paralu
ado do .Alah yo Uda sa pulang ka wisma dulu,bisuak
ado mid DDA 2.Yang tadi tu ** ndak mamaso Uda jadi
ikhwah do,tapi hanyo saran.
syukron katsiron
- ***** -
Bukannya aku lari dari apa yang aku kerjakan barusan, tapi memang otakku untuk detik ini gak bisa loading sama sekali setelah be-i-en-de itu gak berhasil aku setting. Bener aku bingung, berkali-kali bertanya ke google dan jawabannya ada... cuma memahami nya itu yang sulit, mungkin dari efek otakku yang rada membeku kali ya. Yah begitulah kalo menjadi seorang newbie, tapi bukan berarti harus lari... karena mereka yang jagoan saat ini pun juga merasakan fase yang kualami sekarang bahkan lebih parah sama sekali.
Setelah aku ketikkan :
# host www.*****.com
kemudian muncul
;; connection timed out; no servers could be reached
nah ini dia yang menyumbat aliran koneksi berpikirku, aku tersendat. dan proses loadingpun jadi pemot total !
kemudian apa yang terlintas ? posting, ya hanya posting yang mungkin bisa bikin penyumbat itu lepas.
Detik ini aku dah lakukan itu, kita tunggu beberapa saat lagi. Semoga berhasil
tujuh jam lima puluh tiga menit lagi menuju detik-detik pergantian hari, hari yang selalu kutunggu tetapi kenapa aku disini ... sekali lagi, jujur saja masih bingung apa yang mesti ku perbuat, apa yang mesti kuberikan ... di detik awal pergantian hari bahagia mu itu. tolong, aku cuma tau ... semuanya masih ada dalam diriku
Setelah aku ketikkan :
# host www.*****.com
kemudian muncul
;; connection timed out; no servers could be reached
nah ini dia yang menyumbat aliran koneksi berpikirku, aku tersendat. dan proses loadingpun jadi pemot total !
kemudian apa yang terlintas ? posting, ya hanya posting yang mungkin bisa bikin penyumbat itu lepas.
Detik ini aku dah lakukan itu, kita tunggu beberapa saat lagi. Semoga berhasil
tujuh jam lima puluh tiga menit lagi menuju detik-detik pergantian hari, hari yang selalu kutunggu tetapi kenapa aku disini ... sekali lagi, jujur saja masih bingung apa yang mesti ku perbuat, apa yang mesti kuberikan ... di detik awal pergantian hari bahagia mu itu. tolong, aku cuma tau ... semuanya masih ada dalam diriku
5/19/2004
"Just Wait And See"
Aku mungkin salah seorang yang tak banyak berkomentar tentang apa yang telah di capai oleh no 16 ini, "just wait n see" itu yang selalu keluar dari mulutku disaat orang-orang disekitarku berbicara saling adu pendapat kenapa... mengapa ... dan apa saja kebijakan yang dihasilkan oleh Majelis Syuro. Yang jelas itulah yang terbaik yang bisa dilakukan untuk saat ini. Partai Keadilan Sejahtera ! ya, duniapun tahu bahwasanya kita ada dan kita akan selalu ada. Hidup kita memang dihari ini, tapi jangan pernah melupakan bagaimana besok, lusa, 5 tahun lagi.
Sekilas aku melihat benda-benda yang bergantungan itu. Pantaskah aku hanya menggantungkannya saja ? atau saat ku pakai, pantaskah aku memakainya disaat orang-orang di sekelilingku mereka juga ingin memiliki benda yang sama ? kenapa aku tidak berbagi ? Masih teringat jelas dalam benakku berapa ratus orang yang aku tolak dengan kata "sabar" disaat mulut mereka tulus meminta selembar kaos berlambangkan bulan sabit dan padi emas itu. Hanya selembar kaos ... dan aku tak sanggup beri mereka apa-apa, cuma kata "sabar".
Aku merindukan semuanya ... syuro dari ba'da isya sampai subuh itu, mengayuh sepeda onthel bolak balik ke kantor DPD - kampus yang jaraknya sekian kilometer, produksi ratusan cd dengan modal tumpangan sana sini, melagukan mars keadilan bersama-sama disaat kampanye terbuka, membagikan nasi buat mereka yang menjadi saksi dan banyak lagi ...
Sekarang ? menjadi sepi, sungguh aku merindukan semangatmu yang dulu wahai akhi-akhi seperjuangan ... aku merindukan semuanya
Aku mungkin salah seorang yang tak banyak berkomentar tentang apa yang telah di capai oleh no 16 ini, "just wait n see" itu yang selalu keluar dari mulutku disaat orang-orang disekitarku berbicara saling adu pendapat kenapa... mengapa ... dan apa saja kebijakan yang dihasilkan oleh Majelis Syuro. Yang jelas itulah yang terbaik yang bisa dilakukan untuk saat ini. Partai Keadilan Sejahtera ! ya, duniapun tahu bahwasanya kita ada dan kita akan selalu ada. Hidup kita memang dihari ini, tapi jangan pernah melupakan bagaimana besok, lusa, 5 tahun lagi.
Sekilas aku melihat benda-benda yang bergantungan itu. Pantaskah aku hanya menggantungkannya saja ? atau saat ku pakai, pantaskah aku memakainya disaat orang-orang di sekelilingku mereka juga ingin memiliki benda yang sama ? kenapa aku tidak berbagi ? Masih teringat jelas dalam benakku berapa ratus orang yang aku tolak dengan kata "sabar" disaat mulut mereka tulus meminta selembar kaos berlambangkan bulan sabit dan padi emas itu. Hanya selembar kaos ... dan aku tak sanggup beri mereka apa-apa, cuma kata "sabar".
Aku merindukan semuanya ... syuro dari ba'da isya sampai subuh itu, mengayuh sepeda onthel bolak balik ke kantor DPD - kampus yang jaraknya sekian kilometer, produksi ratusan cd dengan modal tumpangan sana sini, melagukan mars keadilan bersama-sama disaat kampanye terbuka, membagikan nasi buat mereka yang menjadi saksi dan banyak lagi ...
Sekarang ? menjadi sepi, sungguh aku merindukan semangatmu yang dulu wahai akhi-akhi seperjuangan ... aku merindukan semuanya
5/15/2004
"teeeettt !"
teeett...tettt...teettt... ! tiba-tiba kotak kecil tu menjerit. Dalam keadaan setengah sadar aku menjangkaunya dan langsung pencet tombol off yang udah hapal sekali dimana posisiya, kalo yang megang tangan kiri reflek jempol kananku bergerak ke sebelah kanan dan "klik !" siap-siap kususun kembali mimpi yang belum usai tadi walopun masih dalam keadaan mata tertutup. Namun belum satupun terangkai, "teeeeet....teeet....teeet...!" kembali kulakukan hal yang sama, "teeettt....teeeet...teeet...!", begitu lagi dan akhirnya aku biarkan saja, biar dia bunyi sepuasnya, ya sekitaran 2 menit gitu aku biarkan saja dan itu semuanya 5 kali selang 5 menit. Capek udah nekan tombol off nya, mungkin keseringan mendengarkan irama yang sama sehingga udah merupakan irama yang lumayan juga menghantarkan aku kembali ke alam mimpi.
Sunyi... gak ada suara itu lagi, tiba-tba aku terbangun. ha ? astaghfirullah...telat ?!! seketika aku melihat kotak kecil tersebut. Ini alarm nya jalan gak sih ?! kembali kuputarkan lagi melodi alarm nya. hgg ! pantes ...
Tidur jam 3 pagi berharap bangun jam 4 dengan bantuan perangkat kecil ini ? makanya inget-inget dong pesen mama "kalo tidur jangan malem-malem, pagi aja sekalian ..." nunggu subuh gitu lho maksudnya.
teeett...tettt...teettt... ! tiba-tiba kotak kecil tu menjerit. Dalam keadaan setengah sadar aku menjangkaunya dan langsung pencet tombol off yang udah hapal sekali dimana posisiya, kalo yang megang tangan kiri reflek jempol kananku bergerak ke sebelah kanan dan "klik !" siap-siap kususun kembali mimpi yang belum usai tadi walopun masih dalam keadaan mata tertutup. Namun belum satupun terangkai, "teeeeet....teeet....teeet...!" kembali kulakukan hal yang sama, "teeettt....teeeet...teeet...!", begitu lagi dan akhirnya aku biarkan saja, biar dia bunyi sepuasnya, ya sekitaran 2 menit gitu aku biarkan saja dan itu semuanya 5 kali selang 5 menit. Capek udah nekan tombol off nya, mungkin keseringan mendengarkan irama yang sama sehingga udah merupakan irama yang lumayan juga menghantarkan aku kembali ke alam mimpi.
Sunyi... gak ada suara itu lagi, tiba-tba aku terbangun. ha ? astaghfirullah...telat ?!! seketika aku melihat kotak kecil tersebut. Ini alarm nya jalan gak sih ?! kembali kuputarkan lagi melodi alarm nya. hgg ! pantes ...
Tidur jam 3 pagi berharap bangun jam 4 dengan bantuan perangkat kecil ini ? makanya inget-inget dong pesen mama "kalo tidur jangan malem-malem, pagi aja sekalian ..." nunggu subuh gitu lho maksudnya.
5/12/2004
dan dunia pun tertawa
Dah lama memang aku gak ngutak ngatik lembaran lusuh ini, padahal gak satu ataupun tiga ( kenapa kok tiga ? soalnya ganjil ) banyak kejadian yang semestinya ku torehkan disini. Bukan hanya kejadian saja, apa yang ku alami, ku rasakan, ku bayangkan ... semuanya pengen banget ku tuangkan disini. Sewaktu getol-getol nya bongkar/bangkir blogspot ini jangan kan satu ... lima setia harinya aku posting disini. Tapi gak tau kenapa sekarang jariku jadi lemot banget buat ngetik di lembaran ini. Padahal apa susahnya sih ya ? cuma nekan-nekan, mencet-mencet kibor doang kok. Ok lah, sekarang gak usah dipikirin kenapa jariku suka ngambek. Atau kenapa judulnya jarang berubah.
Tau gak, dunia tertawa ! akhirnya aku PKN sodara-sodara. Rencana yang terbesit sejak 2 tahun yang lalu, baru sekarang terlaksana. Bukan kenapa-napa, memang sudah telat dari waktunya tau. Jenggot dah ubanan masih aja jadi macan kampus, kapan dapat ST nya coba. Kalo setiap hari duduk tongkrongin monitor sampe dua bongkahan pantatku jamuran dan bisulan gitu. PKN ku ? jangan ditanya dan jangan tambah ngakak, yang jelas jauh banget dengan apa yang menjadi konsentrasiku di perkuliahan. Di bangku kuliah yang keras dan reot itu aku dapatkan berbagai macam instrumen yang berhubungan dengan listrik, nah sekarang aku malah bergelut ama pinguin ! iya pinguin ... alias el-i-en-u-ex. Mimpi gak tuh ?!
Emang gak mimpi sih, si pinguin baru saja aku liat, belum diraba, dipeluk ... trus ... ? intinya "kenapa gak dari duluuu !". Ya aku kesengsem, kenapa gak dari dulu aku ikutan ngoprek coba. Kesenengan di windust/winblows kali ya. Mungkin bukan satu, tiga orang yang keenakan dengan produk kepunyaan nya microsuck/mickroshit/microtempe ini. hebat dah si bull gates ! otak bisnisnya encer banget.
Sebenarnya kepalaku sekarang terbelah dua, separoh hari aku berada bersama pinguin yang bertopi merah dan separoh hari nya lagi aku mesti berada di windust alias jendela bolong. Nah kenapa aku masih pake jendela bolong ? soalnya ama topi merah aku masih newbie banget, nginstall aja masih bingung ( walopun akhirnya bisa juga ) apalagi program ini itu, bisa-bisa jadi batu !
Jujur aku blom kenal ama Gim nya topi merah ( design tool pinguin ) kalo aku pengen nyalurkan hasrat gambar menggambar, aku juga masih blom tau ada gak dreamweaver yang versi pinguinnya. Yang jelas aku masih melihat blom masuk kedalam nya, masih berada di luar pintu dan masih ketok-ketok ... assalamualaikum. Mudah-mudahan aja pintunya bisa ku buka dan aku perlahan bisa masuk.
Dah lama memang aku gak ngutak ngatik lembaran lusuh ini, padahal gak satu ataupun tiga ( kenapa kok tiga ? soalnya ganjil ) banyak kejadian yang semestinya ku torehkan disini. Bukan hanya kejadian saja, apa yang ku alami, ku rasakan, ku bayangkan ... semuanya pengen banget ku tuangkan disini. Sewaktu getol-getol nya bongkar/bangkir blogspot ini jangan kan satu ... lima setia harinya aku posting disini. Tapi gak tau kenapa sekarang jariku jadi lemot banget buat ngetik di lembaran ini. Padahal apa susahnya sih ya ? cuma nekan-nekan, mencet-mencet kibor doang kok. Ok lah, sekarang gak usah dipikirin kenapa jariku suka ngambek. Atau kenapa judulnya jarang berubah.
Tau gak, dunia tertawa ! akhirnya aku PKN sodara-sodara. Rencana yang terbesit sejak 2 tahun yang lalu, baru sekarang terlaksana. Bukan kenapa-napa, memang sudah telat dari waktunya tau. Jenggot dah ubanan masih aja jadi macan kampus, kapan dapat ST nya coba. Kalo setiap hari duduk tongkrongin monitor sampe dua bongkahan pantatku jamuran dan bisulan gitu. PKN ku ? jangan ditanya dan jangan tambah ngakak, yang jelas jauh banget dengan apa yang menjadi konsentrasiku di perkuliahan. Di bangku kuliah yang keras dan reot itu aku dapatkan berbagai macam instrumen yang berhubungan dengan listrik, nah sekarang aku malah bergelut ama pinguin ! iya pinguin ... alias el-i-en-u-ex. Mimpi gak tuh ?!
Emang gak mimpi sih, si pinguin baru saja aku liat, belum diraba, dipeluk ... trus ... ? intinya "kenapa gak dari duluuu !". Ya aku kesengsem, kenapa gak dari dulu aku ikutan ngoprek coba. Kesenengan di windust/winblows kali ya. Mungkin bukan satu, tiga orang yang keenakan dengan produk kepunyaan nya microsuck/mickroshit/microtempe ini. hebat dah si bull gates ! otak bisnisnya encer banget.
Sebenarnya kepalaku sekarang terbelah dua, separoh hari aku berada bersama pinguin yang bertopi merah dan separoh hari nya lagi aku mesti berada di windust alias jendela bolong. Nah kenapa aku masih pake jendela bolong ? soalnya ama topi merah aku masih newbie banget, nginstall aja masih bingung ( walopun akhirnya bisa juga ) apalagi program ini itu, bisa-bisa jadi batu !
Jujur aku blom kenal ama Gim nya topi merah ( design tool pinguin ) kalo aku pengen nyalurkan hasrat gambar menggambar, aku juga masih blom tau ada gak dreamweaver yang versi pinguinnya. Yang jelas aku masih melihat blom masuk kedalam nya, masih berada di luar pintu dan masih ketok-ketok ... assalamualaikum. Mudah-mudahan aja pintunya bisa ku buka dan aku perlahan bisa masuk.
Subscribe to:
Posts (Atom)