6/29/2004

9 langkah

Orang itu berdiri di depan cermin. Baju koko ( entah dari mana istilah ini tercipta ) putih bersih habis dicuci terpakai di tubuhnya yang kelihatan sekali masih tegap, gagah bak seorang perwira. Sarung kotak-kotak merah itupun juga melengkapi penampilannya sehingga kata 'alim' pantas dia sandang untuk nilai penampilannya saat itu. Peci hitam berukuran delapan setengah, bertengger di atas kepala dengan rambut potongan ala tentara.

"Ah, sunggu sempurna... kurang apa lagi ?" orang itu bergumam dalam hati.sekilas matanya melirik ke tempat di depan cermin

"nah ini dia ... " botol kecil berisi ramuan wangi anggrek itu dia tuangkan ke tangan sebelah kiri kemudian dia usapkan ke tubuhnya, leher, dan sedikr ke baju.

"hmmm... lengkap sudah" wajahnya yang susudah mandi itu kian berseri-seri, meski tak begitu tampan tapi dengan begitu penampilannya lumayan menawan. Kemudian dia melangkah menuju mushollah di depan sana.

Langkah pertama dia berucap "bismillahirrohmanirohim", dengan niat sholat asar berjamaah dia mantapkan hentakan kaki satu persatu menuju rumah ibadah itu. Langkah kedua pikirannya mulai berbicara.

"Dengan penampilan seperti semoga saja kamu beribadah lebih sempurna" masih harapan seperti biasanya setiap dia mau berangkat ke mushollah itu.

"Eh, jujur aja nih kamu tuh lebih kelihatan gimana gitu kalo kayak gini... pasti deh orang-orang melihatmu akan menilai kamu seorang yang baik, alim dan sejenisnya lah" di langkah ketiga pikiran orang itu mulai berbicara nada memuji dengan terarah.

"Kamu lihat deh, orang-orang disana terutama yang ceweknya pada mratiin kamu" Langkah ke empat orang itu mengikuti alur pikirannya dan sekilas melihat ke arah dimana para remaja wanita itu berada.

"hm kayaknya mereka suka dengan orang alim seperti kamu" Langkah kelima orang itu mulai memuji diri sendiri, bangga dengan penampilan alim nya.

"Bapak, ibu bahkan cewek mana yang gak suka dengan laki-laki baik, alim, terpelajar, ya seperti aku ini" Langkah ke enam orang itu semakin percaya bahwasanya dia adalah orang seperti itu yang sedang diperhatikan oleh lawan jenis nya.

"Jelas dong, siapa dulu... saya kan ? eh cewek-cewek lihat nih saya orang alim, baik, hebat. Saya kan yang kamu cari ?" Langkah ketujuh orang itu semakin menjadi-jadi bergelut dengan pujian yang datang dari diri dan kembali pada dirinya lagi.

"kalau diliatin orang-orang, saya bakal berpenampilan seperti ini terus kalau ke mushollah supaya para orang-orang pada suka" Langkah ke delapan pikiran orang itu tak lagi terkendali oleh pujian diri sendiri.

"Aduh !" Langkah kesembilan kaki orang itu tersandung sebuah batu runcing, dan sepertinya merobek daging telapak kakinya dan mengucurkan banyak darah. Orang itu merintih, mengerang melihat daging kakinya robek mengalirkan cairan berwarna merah.

"Astaghfirullahaladzim, ya Allah begitu gampangnya niatku berubah hanya dalam 9 langkah yang berhitung cuma sekian detik. 9 langkah merubah semuanya, betapa naif nya hamba mu ini ya Allah. Betapa bodoh nya hamba mu ini, dengan begitu gampangnya memutar balikkan niat hanya untuk sekedar dipuji. Ampuni hambamu ini ya Allah, hamba mohon ya Allah. Engkau masih memperingatkan aku dengan kejadian ini, engkau limpahkan rasa sakit dengan merobek daging kaku pemberianmu. Sakit, sungguh sakit ya Allah... tapi sadarkah aku ? betapa sakitnya Engkau disaat aku sejajarkan dengan sekedar pujian manusia ciptaanmu juga ? ya Allah sungguh betapa beratnya jalan untuk selalu istiqomah, untuk selalu mengingat akan adanya Kuasa Mu" Orang itu tak sanggup melangkah untuk ke 10 kali nya apalagi untuk menggenapkan langkahnya menuju mushollah tujuan awalnya tadi. Jangan kan melangkah, berdiri pun tak mampu ... seketika itu matanya berkunang-kunang kemudian dia terlentang sambil meringis kesakitan. Bibir nya tak lepas dari lafazh istighfar, tubuh nya tertopang oleh tangan-tangan orang-orang yang menggendongnya ke rumah sakit terdekat.

Betapa bersyukurnya, Alhamdulillah sampai saat ini orang itu sehat-sehat saja. Bekas luka dikakinya itu menjadi saksi, disaat orang itu mengetik kisah singkatnya di halaman lusuh ini.

"hanya udara"

Aku pernah mencoba untuk diam sejenak, merasakan semilir gerak udara perlahan menjejal memenuhi rongga dada... hmm begitu damai. Kemudian aku coba untuk menutup saluran masuk menuju paru-paru ku dan tak pelak lagi aku merasakan sesak disaat udara itu aku tahan... sekian detik, sekian menit ... dan aku pun tak mampu lagi menahan, pertahanan ku pecah ... keangkuhan ku buncah ... kesombonganku punah ! bagaikan orang penuh harap yang tersengap-sengap kembali kuhirup dalam-dalam zat yang tak berasa, tak berbau, tak berbentuk itu.

Hanya udara, sekali lagi mungkin kita setuju dengan kata "hanya udara" ... tapi sepersekian detik disaat tak memenuhi rongga paru-paruku, sungguh aku tak sanggup berucap "hanya udara" tak sanggup aku meremehkan zat yang entah itu seperti apa, entah itu rasa nya kayak gimana, entah itu asalnya dari mana. Walopun orang bahkan aku dulu juga beranggapan zat itu adalah senyawa kimia yang berinisial O2, tapi ternyata tak sesimpel itu. Bagiku zat itu tak bisa terwakili dengan 2 huruf, bahkan tak terwakili dengan seluruh kombinasi 26 huruf latin ditambah 10 angka dan karakter-karakter aneh sekalipun ! takkan pernah teridentifikasi. Tanpa zat yang tak bisa di identifikasi kan itu tercipta sebuah kata akhir yaitunya "kematian" akhir dari semua kehidupan, akhir dari semua impian, akhir dari semua perjuangan panjang, dan akhir dari semua tetesan darah dan air mata.

6/28/2004

siksaan itu bernama kebisuan

kamu bukanlah milikku, bukanlah hakku. kamu adalah manusia yang hidup dengan kerinduan pada diri sendiri karena kamu memiliki alam pikiran sendiri. Mungkin lewat aku, kamu pernah disinggahkan dan pernah dititipkan. namun,....tidak dari aku kamu ada.

Aku seringkali mengumpulkan jejak-jejak di hati. Apa yang pernah aku dan kamu lalui, dan secepat kilat aku tenggelamkan dalam pikiran yang mendalam. Aku hadirkan kesendirian untuk menjaga singgasana ketentraman. Tak pernah ada teman walaupun hanya untuk sebuah senyuman. Walaupun aku tau siksaan paling berat adalah kebisuan, duduk dengan diam dan tak ingin di dengarkan ataupun mendengarkan. Dan aku melaluinya di bawah awan larut malam.

Aku tak dianugerahkan sepasang sayap untuk mengepak terbang seperti orang-orang yang berbuai mimpi melayang. Anganku adalah sepi, khayalku adalah sunyi keduanya adalah kekuatan yang seimbang yang saling mempertahankan diri.

Sa, lihat deh aku dah mulai ngawur nekan-nekan keyboard ... sorry ya aku gak lanjutin. Niatku tadi itu hanya untuk berkaca, eh malah gak karu-karuan gitu jadinya hehe. Eh tau gak kemaren Sabtu ada orang Palestina datang ke masjid Abu Bakar, seorang doktor di bidang geografi tapi sayang aku taunya dah hari Senin. So ? ya aku nya gak ikutan, kata temen-temen sih seru ... ugh ! nyesel dah.

6/27/2004

Test Kepribadian

Kemaren sore aku dapatkan sebuah url Tes Kepribadian ini dari FS. Iseng aja nyoba test tersebut, dan hasilnya ?

Tes Kemampuan Psikis

Kemampuan psikis anda superior dibanding kebanyakan orang. Kemampuan anda berkembang dengan pesat dan biasanya anda mengetahui pola pikir orang lain. Jangan biarkan kemampuan ini melemah. Terus asah dengan mencari tantangan. Sangat berguna dalam banyak pekerjaan.
*ini kayaknya terlalu berlebihan banget deh, masa aku dibilang superior ? hebat dong ? tapi kok ya blom lulus-lulus juga ? ngaco nih*

Tes Kecenderungan Untuk Selingkuh

Kamu tipe yang gak bisa selingkuh dunia akhirat. Kamu gak punya pilihan lain selain menjadi pasangan yang setia. Sekalipun secara terpaksa berselingkuh, kamu akan merasakan suasana yang penuh intimidasi.
*Kalo ini mah no commento dah*

Tes Personalitas

Membumi, Seimbang, Harmonis
Kamu menilai tinggi naturalisme dan cinta kasih dengan cara sederhana. Orang sangat kagum terhadap kamu karena sifat kamu yang sederhana dan membumi serta bisa diandalkan. Kamu sangat hangat dan manusiawi. Kamu menentang semua hal yang berlebihan dan berulang-ulang. Kamu skeptis terhadap trend. Pakaian haruslah praktis dan elegan buat kamu.
*memperkuat argumen testimonialnya pak dhe (anto)*

Tes Profil Psikologi Anda

Orang lain menilai kamu: segar, menarik, humoris dan praktis. Kamu selalu menjadi pusat perhatian tp kamu tidak gr-an. Mereka juga menilai kamu sebagai orang yang yang baik, penolong, penuh pengertian dan mau menyenangkan hati orang.
*cieee pancasilais banget dong ?! pramuka bangeettt ! nih kayaknya kuis asyik juga buat nyenengin hati hahaha*

Tes Umur Psikologis Anda

Kamu bermental orang usia akhir 20-an, Kalau kamu berusia belasan dan tes diatas menunjukkan hasil ini, maka kamu adalah seorang Oxymoron/Bayi tua :P Kamu berkarakter pengasuh/keibuan bagi teman, dan selalu menjaga mereka. Mental kamu saat ini berada di usia 26 tahun. Banyak kawan akan selalu merasa nyaman kalau sedang jalan bareng kamu.
*kok bisa ? ada-ada aja ini test, berarti aku tua dari umurku dong ? padahal sekarang kan masih 23*

Tes Kecenderungan Berpikir Maskulin/Feminin

Anda adalah seorang pria dengan kecenderungan berpikir Maskulin. Hal ini dapat berarti bahwa anda :

* Logis
* Analitis
* Cenderung untuk bergantung pada rasio dan analisa eksak
* Berkecenderungan untuk disiplin dan terstruktur
* Dapat memproyeksikan hasil dari data statistik
- oh ini mah wajar namanya juga cowok -

Untuk tes kepribadian aku jadi mikir bolak balik, baca kata perkata maksudnya apa trus coba nyocokin lagi bagaimana pribadiku. Terkadang aku rasain itu terlalu berlebihan dalam menilai, jadi kerasa buat nyenengin aja. Tapi ya itu kan mereka yang bikin, mereka yang nilai dan apa pun hasilnya aku gak bisa apa-apa. Ya dengan kata lain mereka dewan jurinya lah.

Trus liat ada kolom ramalan, ya iseng lagi ngikut ramalan. Aku isi nama lengkap dan tanggal lahir trus klik lanjut. Ee gak tau nya jadi gini hasilnya...

Keinginan batin:

Sistematis dalam melakukan segala pekerjaan. Sangat analitis karena suka melakukan segala hal dengan cara yang sangat metodologis. Memiliki pribadi yang jujur, tulus, dan penyendiri. Tapi segala macam rencana dan kewajiban untuk menuntaskannya bisa sangat menimbulkan frustasi dan perasaan terkekang. Ini bisa membuat mood menjadi turun. Juga memiliki bakat natural untuk terlihat bossy karena disiplinnya.

Mimpi terpendam:

Ingin mewujudkan ekspresinya dirinya dalam bentuk seni, seperti menulis, melukis, dan musik. Senang mencari kebebasan mengekspresikan perasaannya dan mencari kenikmatan dalam hidup. Selain itu, juga terpendam keinginan untuk menjadi lebih dikenal, disukai, dan dihargai oleh orang lain.

Jalan hidup:

Sangat bisa dipercaya, praktis, dan sederhana. selalu bertujuan menyelesaikan tugas sebaik-baiknya. Begitu sebuah keputusan dibuat, di bagian akhir hanya ada benar, salah, atau tidak perduli sama sekali. Kemauan yang sangat kuat hingga sering disalahkaprahkan sebagai keras kepala. Organisator dan perencana ulung karena mampu melihat sesuatu dari sudut pandang yang umum dan praktis. Sangat setia hingga dapat menjadi teman yang diandalkan. Meski memiliki hanya sedikit teman namun begitu bersahabat, berlaku seumur hidup. Kekurangannya adalah mudah terjebak dalam pikiran yang dogmatis dan picik.

Ekpresi:

Pemikir, analitis, introspektif, dan penyendiri adalah karakteristik yang paling menonjol. Ia mampu menemukan dan mengungkapkan fakta-fakta yang tersembunyi. Memiliki pemahaman yang dalam akan suatu hal atau gejala, sehingga ia dapat menguasai bidang apapun yang menjadi minatnya. Ingin selalu terlibat dalam pencapaian kebijaksanaan dan pencarian kebenaran. Ia juga cocok untuk menjadi teknisi, ilmuwan, agamawan, dan filsuf. Pada skala berlebihan, sangat tidak mudah mempercayai orang lain. kadar introvert yang kental membuat sulit untuk beradaptasi, mudah mengkritik, dan kurang toleransi.

Sa, aku juga nyoba ramalin kamu dan aku di hari esok ... *cieee ehem-ehem* ( sorry ya kadar iseng nya lagi naik ) hasil nya ? hasil nya ... ? hasilnya ... a d a l a h ... ini nihh :

"hubungan cocok banget"
Singkatnya, emosi kamu tuh sa ... kepingin seorang yang nggak plin-plan, mandiri, gak gampang nyerah, dan PD tinggi. Berani ngambil sikap dan langkah-langkah untuk dapetin apa yang dia mau.
Aku katanya, menginginkan seorang yang rapi, terencana, simpel, pekerja keras, serius, setia, dan bisa dipegang omongannya.

komentar ku untuk semua ini, hanya ada dua kata "gak percaya !"
karena aku milik Allah dan hanya Dia yang mengetahui dan mengaturnya
karena aku di karuniakan otak dengan itu semestinya aku bertindak
karena aku di titipkan hati dengan itu semestinya aku menjalani
dan aku sangat takut akan siksa ...
.."Janganlah sekali-kali kamu menyangka, hahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih. (QS - Ali Imran : 188)".

6/22/2004

hati telanjang

hati ini telanjang sudah, tapi jangan harap pertanyaan itu datang lagi. Mengapa aku ada disini ? bertengkar dengan diri sendiri ? hoho tidak akan ! bodoh namanya kalo aku masih bertengkar dengan diri sendiri. Begitulah saat ini, kenyataannya aku menjadi teman dari diriku sendiri.

Sebenarnya aku bagian dari sekumpulan orang yang menciptakan keriuhan. Tetapi jauh dari hingar bingarnya pesta karena hidup dalam lingkaran yang berputar ke bawah, suatu saat nanti aku yakin akan mengecap kata "atas". Aku bukanlah orang pengejar kesempurnaan, melainkan mungkin sebagai pemerhati tumbuh dan perkembangan.

Untuk menerima diri itu seperti apa adanya memang tak segampang membuang sampah. Tapi berdasar pada sebuah keyakinan, tak ada orang lain seperti diriku sekarang. Hanya satu-satu nya di dunia yang katanya tak selebar daun kelor ini.Aku tak mampu menjadi orang lain, tapi aku bisa menjadi apa saja dengan kata sederhana.

Sa, dunia di sekelilingku semakin kuat berputar. aku berusaha untuk tidak terlempar dan bisa mendekati porosnya. aku tak mau berada di bagian pinggir yang merasakan kuatnya perputaran yang hanya mampu menjadi seorang penonton. Sa, sungguh aku butuh do'a darimu

6/21/2004

bunga dan bintang

Bak melihat bintang di langit malam nan cerah. Satu yang kuperhatikan yang lainnya perlahan merayap menggoda. Dilihat kesebelah kanan sebelah kiri lebih terang cahayanya begitu indah. Dilihat ke kiri yang kanan redup-redup memukau. Satu waktu setelah sekian lama aku temukan juga sebuah bintang yang aku rasakan cocok sekali dengan apa yang aku rasakan. Tetapi akhir nya apa ? karena sibuk memilih yang mana gak terasa leherku jadi sakit sendiri. Aku pun tertunduk karena kelelahan dan bintang yang tadi ? menari entah kemana dia lari.

Mungkin itu yang membuatku tidak terlalu sering untuk melihat ciptaan Allah yang sangat super indah itu. Boleh dibilang aku jarang untuk melihat bintang, bukan berarti aku tidak suka melihatnya. Karena terlalu lama menegadah itu bikin aku capek, sesekali aku sempatkan juga untuk melihat titik-titik terang redup itu. Sekilas senyum saja aku lemparkan pada mereka, karena aku tahu cahaya yang baru sampai dalam penglihatanku itu sudah bertahun-tahun sebelum ini sudah mereka pancarkan.

Aku tautkan pandangan mata ini ke jarak yang tak bisa aku ukur, sejauh-jauhnya mata memandang, setinggi-tingginya angan melayang. Kaki ini tetap saja menginjak tanah, Bahkan tanpa sadar sesuatu bisa terjadi, aku malah menginjak bunga yang baru saja mekar. Bunga yang baru saja semalam menikmati setetes embun, bunga yang baru saja sehari melihat sinar matahari, bunga yang baru saja semalam ditemani bulan bintang gemerlapan. Bunga yang baru saja menebarkan wanginya agar sang kumbang menjelang. Apakah aku sadar ? mana bisa aku tersadar jika mata masih saja tersangkut pada jutaan bintang diatas sana. Bahkan kaki masuk ke dalam lumpurpun aku tak tahu karena sibuk mengumpulkan bintang-bintang ke dalam keranjang hayalan.

Walau sekeras baja hati ini menentukan satu bintang yang terbaik untukku, namun kalau tidak dapat diraih ? bisa apa ? Berharap dia jatuh ? bertahun-tahun bahkan berabad-abad sampai jasad tertimbun di tanah pun itu bintang gak akan turun. Mau menggapai kesana ?

Sa ... untuk kesekian kalinya aku kembali begadang, tapi bukan untuk melihat bintang.
Jika waktunya sudah menjelang, aku akan datang mengetahui apa nantinya yang akan kamu bilang.
Sa ... hari ini sebulan sudah dari kelahiranmu, berarti tinggal 11 bulan lagi ... semoga Allah memberikan kesempatan padaku untuk mendengarkan keputusanmu.

6/20/2004

hidup pas-pasan

Pernah seseorang bilang padaku bahwasanya, hidup paling enak itu adalah hidup pas-pasan. lho ?! nah ya, mungkin jawaban yang sama kamu lontarkan sewaktu membaca tulisan tadi. Dulu aku juga menjawabnya seperti itu, kita awalnya sih ngobrol santai trus di penutup obrolan dia bilang ... hidup paling enak adalah hidup pas-pasan, jadi berusahalah untuk hidup seperti itu.

Awalnya sih aku bingung, kenapa mesti pas-pasan ? bukannya kebanyakan orang pingin hidupnya lebih baik, atau setidaknya orang pingin kaya misalnya. Lama aku temukan jawaban dari pertanyaan ku sendiri. Pinter juga tuh orang menjadikan statement nya dipikir bolak balik sampe lama banget matang nya. Sebenarnya obrolan kami sudah lama dan jawaban yang kutemukan sekitar 3 hari setelah obrolan itu. So intinya jawaban tersebut udah aku dapatkan udah lama juga, cuma kemaren aku kembali teringat dengan prinsip orang itu yang saat ini aku juga secara tidak langsung jadi penganut prinsip tersebut.

Mungkin pada bingung kali ya, kenapa kok pas-pasan. Sebelum aku lontarkan alasannya kenapa, ada baiknya aku ceritakan sedikit sebuah pengalaman pribadi yang bisa jadi ini adalah beban terbesarku disaat kemaren-kemaren.
Februari 2004 kemaren ini aku pulang kampung. Sewaktu di kampung, yang namanya anak kalo merantau untuk kuliah dan saat ini sudah waktunya melaporkan hasil studinya berupa undangan wisuda, tentunya keluargaku mulai bertanya-tanya "kapan kamu lulus". Bukan aku saja, setiap sodara, teman, kerabat, kenalan bahkan yang masih kecil pun nada pertanyaannya sama. Dan kamu tau apa jawaban nya ? smile ! yeah just smile, senyum simpul karena gak tau harus menjawab apa.

Sesampainya di Malang pun aku belum juga menemukan jawaban kapan aku lulus, kapan aku skripsi. Karena badai hidup sebenarnya mulai datang beruntun. Tapi walopun badai itu datangnya bertubi-tubi disanalah awal dari jawaban pertanyaan prinsip pas-pasan tadi. Setelah di pecat tanpa kejelasan apapun dari pekerjaan operator warnet, mulai lah aku menjadi gelandangan kampus sejati. Inilah awal prinsip pas-pasan tersebut. kok bisa ? ini dia,
pas disaat aku membutuhkan kerja setelah pemecatan tanpa kejelasan itu sahabat karibku semuanya berusaha mencari kan link untukku. Bukan satu atau dua orang tetapi buanyak. Dan pas juga saat itu temanku juga membutuhkan skill ku di perusahaan dia, akhirnya aku diputuskan untuk diterima di perusahaannya menjadi seorang webdesigner. So ? pas lagi nganggur ada yang nawarin pekerjaan.

Bukan itu saja, masih banyak yang lain. Tapi salah satu nya yang membuat aku semakin yakin dengan hidup pas-pasan ini adalah kemaren. Pas aku lagi bingung mencari judul untuk skripsi, tiba-tiba temanku bilang ada dosen yang menawarkan judul. Nah pas bingung mo ngambil judul dari 5 judul yang ditawarkan ternyata dosen tersebut bilang 3 judul diantara 2 judul tersebut dikerjakan bareng dalam satu tim pas juga aku bareng 2 temanku menghadap ke dosen tersebut. Pas lagi hara-harap cemas dengan judul yang ditawarkan ternyata temanku sudah ada pembahasan di lomba karya ilmiahnya dia tentang salah satu judul dari tiga yang ditawarkan itu. So kurang apalagi ? sistemnya sama, dikerjakan bareng cuma beda plannya aja.

Pas lagi bingung bikin proposalnya seperti apa ternyata salah seorang temanku skripsinya gak jauh beda dengan apa yang kami bahas, so tinggal pelajari aja skripsinya dan copy paste gak usah capek-capek lagi untuk studi pustaka membuat proposal.
Pas bingung dengan media transmisi yang akan kita gunakan, waktu itu juga dosen pembimbing yang memberikan judul menawarkan media transmisi yang cukup gampang. Nah ? hal kecil nya lagi, pas mo ngeprint proposal ? ada printer dan kertas yang tersedia.

Beberapa hal sudah dilewati dengan pas-pasan lagi, namun mungkin belum lengkap dengan diterima atau tidaknya proposal skripsi ku itu. Pas lagi cemas-cemasnya diterima apa tidaknya proposal tersebut karena kita gak yakin bakal diterima berhubung judul yang kita sodorkan kayaknya terlalu sederhana, ee gak tau nya dosen pembimbing ku udah menjamin. Tapi walopun demikian kami masih saja belom yakin sepenuhnya diterima.

Nah saat nya sekarang maju ke ketua kelompok dosen keahlian ( KKDK ), katanya sih yang maju proposal di bantai dulu ama pertanyaan ini itu. Dan bukan hal yang luar biasa kalo banyak proposal yang ditolak. Buktinya temenku kemaren proposal temenku sebelum ini ditolak, padahal sistemnya udah canggih tuh. Keder juga nih !
Pas mo maju gitu, ternyata itu bapak yang menjabat KKDK butuh koneksi internet ke komputernya. Nah ! ini dia, cepat udah otakku berputar menjadi 1500 rps ! kami pun ngatur strategi. Berhubung dia minta tolong sama teman satu tim ku di skripsi ini, aku pun sukarela dong bantuin. Ya jelas lah ini kan peluang, sekali lagi peluang. Demi skripsi lancar bo ! walopun temanku sebelumnya sudah diterima proposalnya tinggal aku saja yang belum

Strateginya, aku ikut membantu pemasangan jaringan ke komputer bapak tersebut. Semangat 45 dah beresin tuh koneksi. Mulai dari cramping cabel ke konektor, ngecek connect apa gak nya. Naik tangga pasang kabel ke ruang sebelahnya sampai semuanya selesai aku ikut bantuin. Untung saja untuk masalah jaringan sedikit banyaknya aku ngerti. so gak da permasalahan yang berarti. Cuma saja pada saat ngeset lancard nya kita mengalami sedikit permasalahan. Kenapa ? ternyata ethernet card nya dodol sodar-sodara !

Pas lagi bingung gitu, tiba-tiba temanku yang lain datang trus ikutan nimbrung, eh gak taunya di ada solusi permasalahan tersebut. Dia punya ganti nya, so kita pake dah. Setting sana sini ... tuutt konek dah akhirnya, alhamdulillah ! seandainya gak konek tadi tuh ? wuih bisa brabe bin brahab. Internetnya udah bisa di akses dari komputer bapak tersebut, senyum lebarnya terpampang ! sssttt hati-hati lho pak jangan buka situ yang begituan lho ya hehehe ... just kidding ah ! gimana sih.

Nah sekarang saatnya "It's show time !" Pas mo pamit gitu, aku langsung sodorkan proposal. hehe ini dia ujung nya men !
Bapaknya pun senyam senyum doang sambil bolak balik tuh proposal. Tau gak ? itu proposal gak ditanyain blas... bener ! aku pun jadi sungkan. Daripada gak ngomong sama sekali akhirnya aku jelaskan sedikit tentang apa yang benar-benar aku ngerti dari proposal tersebut.
Akhir kata ... bapak itu bilang "ya sudah proposalnya diterima, transkripnya dibawa gak ?" dia tersenyum lagi. Yes ! aku teriak dalam hati, ya Allah terima kasih bangetttt atas pertolongan mu ini betapa beruntungnya aku jadi seorang makhluk lemah ciptaan mu ini.

aku bahagia menjadi orang yang pas-pasan, karena kaya dengan duit pun aku belum tentu kekayaan itu untuk diriku... biarlah kekayaan duit itu untuk orang yang lebih membutuhkan. Aku cukup hidup dengan pas-pasan saja ! terima kasih ya Allah engkau tunjukkan sesuatu yang sangat berharga dalam memandang hidup ini. berjuta sujud syukur pun aku rasa masih belum cukup untuk membalas pas-pasan yang kau berikan selama ini, alhamdulillah ya Allah

6/19/2004

di hutan itu aku sendirian

Tak lepas mataku melihat matahari yang akan berangkat menuju peraduannya. Masih saja pikiranku tak hilang dari sosok dia. Kenapa ? tolong deh, aku dikasih alasan kenapa ... ? kenapa berani-beraninya dia berangkat tanpa pamit, tanpa sepatah kata pun ? Aku masih gak mengerti. Salah satu batu kerikil di depan aku ambil dan aku lempar jauh-jauh, sejauh mungkin ke tengah laut itu.

Aku lihat perahu-perahu nelayan yang tersusun rapi di dermaga. "hmm ada gak ya yang mau mengantarkan aku ke seberang sana ?" satu persatu aku perhatikan, tapi apa mungkin mereka mau menyebrangkan aku kesana ? ujung mataku melihat pulau di seberang. Sekarang sudah mendekati magrib, sebentar lagi gelap. Andaipun ada yang mau mengantarkan aku ke pulau yang tak berpenghuni itu. Tentunya aku akan sendirian dalam hutan dan gelap gulita.
"Ah peduli apa, mo hutan kek, mo gelap kek, mo seram kek ! sekarang ini aku cuma pengen ketemu dan liat keadaannya ... dan yang jelas sekarang aku hanya pengen marah !".

Ransel kusandang lagi, dan aku melangkahkan kaki ke dermaga menuju seorang nelayan yang sibuk mengikat tali perahu nya. "Selamat sore pak, maaf ya pak... kalau nyebrang ke pulau sana naik apa ya ?" aku berharap dia mau mengantarkan aku kesana.
"Oh..selamat sore dik, adik mo nyebrang ke Pulau Sempu ?" seperti nya pertanyaan ku tadi memang gak perlu dijawab, kalo nyebrang jelas naik perahu lah.
"Iya pak, bisa minta tolong bapak menyebrangkan saya kesana gak pak ?" aku tak mau berbelit-belit lagi.
"Aduh maaf dek, sebaiknya adik kalo nyebrang besok pagi atau besong siang aja. Soalnya kalau sekarang adik nyampe disana udah gelap. Di Pulau itu gak ada siapa-siapa dik kecuali orang kemping yang jaraknya jauh ke dalam sana. Apa adik mau sendirian dalam hutan gitu ?" Ini lagi yang melarangku untuk nyebrang sore itu juga.
" Gak papa kok pak, lagian saya juga ke tempat kemping itu" aku mencoba meyakinkan diriku kesana sendirian memang tak apa-apa.
"Begini dek, bukannya saya gak mau nganterin adek. tapi malam-malam begini saya gak yakin adek akan aman disana. Lebih bagusnya adik nyebrang besok pagi aja biar aman" ternyata keyakinanku tidak berimbas pada bapak itu.
"baiklah pak, kalo begitu saya permisi dulu ya" aku berjalan menelusuri dermaga nelayan tersebut kemudian terus ke kaki bukit sambil melihat matahari tenggelam.

Apa susahnya sih kirim sms beberapa kata saja untuk pamit ? apa susahnya sih bilang "mas aku ke pulau sempu ... bla bla bla, gak ada yang bakal ngelarang kok" aku tuh cuma pengen satu aja, tolong aku dihargai. Matahari sudah tenggelam dan gelap pun mulai merambah suasana bumi yang kupijak saat ini. Sayup-sayup terdengar azan berkumandang. hmm saat nya magrib, perlahan aku langkahkan kaki yang mulai terasa capek karena 2 hari yang lalu aku belum tidur sama sekali. Selesai menunaikan ibadah sholat magrib di masjid itu aku menuju wartel. Mungkin saja dia sudah kembali ke kosannya, pikiranku berkata demikian. Setelah aku telpon ternyata belum juga, duh kayaknya ada sesuatu yang terjadi sama tuh anak. Katanya sore ini udah mo balik kok belom nyampe juga. Di penyebrangan ini juga tidak ada tanda-tanda kalau dia sudah kembali.

Sekian jam aku habiskan waktuku di wartel itu, sambil ngobrol sama penjaga wartel. Dan ternyata memang gak diperbolehkan untk nyebrang kalo sudah malam begini. Isya sudah datang dan aku kembali ke masjid. Selesai isya aku berniat untuk menginap di masjid tersebut, tapi bagian dalam kayaknya bakal di kunci jadi aku terpaksa untuk tidur diluar. Peralatan tidur aku keluarkan, ya walopun cuma satu sleeping bag tapi cukuplah untuk menghangatkan badan. Berbantalkan ransel aku mulai terlelap.

"Allahuakbar .. Allahuakbar !" aku tiba-tiba tersentak oleh suara azan subuh. hmm... sudah subuh rupanya, oh ternyata banyak juga yang nginap di masjid tersebut. Dan aku merasa aku sedikit beruntung karena ada sleeping bag yang menghalau dingin dan hembusan angin laut. Mereka yang bernasib sama denganku hanya bermodalkan kain sarung bahkan tidak berselimut dan itupun tidurnya masih nyenyak, salut !
Subuh berlalu, aku mulai bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan lagi menuju pulau di seberang sana. Semua peralatan, mulai dari senter, makanan, minuman sampai jaket pun aku masukkan kedalam tas. Tapi sayang aku gak bawa kamera digital, seandainya ada tentunya aku bisa memotret perjalananku kali ini.

Wartel kemaren belom buka jam segini, rencananya aku mau telpon lagi untuk memastikan dia udah pulang atau belum. Tanpa pikir panjang lagi, aku langsung menuju pantai sebelah timur. Karena dari informasi penjaga wartel, untuk nyebrang ke pulau sempu sekarang lewat pantai timur. Sesampainya di pantai itu aku langsung menuju jasa penyebrangan. Tawar menawar harga penyebranganpun berlangsung. Dari 30 ribu akhirnya sepakat 20 ribu, aku berangkat... adventure is begin !

Lama memang aku tak seperti ini, memakai pakaian lapagan lengkap dengan topi dan di punggungku bergelantungan sebuah ransel yang lengkap dengan semua peralatan, makanan dan minuman. jam 4.30 tepat aku mendarat di pulau sempu. Sepi tak ada siapa-siapa, tapi kelihatannya ada orang lain di pulau ini terlihat dari 2 buah perahu kecil di tambatkan di pantai itu. Aku mulai langkahkan kaki memasuki hutan belantara, di pantai yang ku jalani itu ternyata banyak juga kepiting yang besarnya bukan main, sebesar kepalaku ! untung saja waktu aku lewat mereka langsung sembunyi dalam sarangnya.

Hari masih gelap, aku keluarkan senter untuk menerangi jalanku menuju tempat kemping. Tempat dimana dia sekarang berada. Rimba belantara, yang ada hanya kicauan burung dan suara ombak dari kejauahn...sepi. Jalan setapak menuju tempat kemping itu lumayan sering dilewati oleh orang, terlihat dari sampah yang bertebaran sampai dengan sendal yang ketinggalan pun ada. 1 jam aku berada dalam hutan, menelusuri jalan turun naik, berbelok-belok dan ternyata lumayan berat juga. Di tengah perjalanan aku berjumpa dengan 2 orang laki-laki paruh baya.
"pagi pak" aku menyapa.
"pagi dik, mo kemana, temannya mana ?" mereka sejenak beristirahat setelah berjalan cukup jauh rupanya.
"mo ke tempat kemping pak, saya sendirian aja pak" aku mengeluarkan botol minum.
"kok berani betul ?" mereka tidak yakin sama sekali kalo aku memang sendirian menuju tempat kemping itu.
"ah gak pak, saya nyusul adik saya disana pak" haus ku hilang setelah beberapa teguk air masuk dalam kerongkongan ku. " rame ga disana pak ?" aku ingin tahu bagaimana keadaan di tempat kemping itu.
"oh, rame dik ... kayaknya memang ada orang kemping tuh, kami berangkat dulu ya dik... ati-ati ya diperjalanan" mereka melanjutkan perjalanan lagi. Gelap, sunyi, sepi dan sendiri lagi aku langkahkan kaki mengakhiri tujuanku itu. Siapa yang bakal menyangka hari ini, saat ini, detik ini, aku berada dalam hutan belantara. Apapun bisa terjadi dan aku pun menyadari, tapi dalam benakku cuma ada ... aku harus menemukan apa yang aku cari !
Sesaat kemudian pinggir telaga "seger anakan" kelihatan, alhamdulillah berarti tidak berapa lama lagi aku sampai ditempat kemping itu. Semoga saja dia masih disana, tapi apakah aku harus marah ? entahlah kita lihat saja nanti.

Dan, apa yang aku dapatkan disana ? hanya deburan ombak pantai selatan pulau Jawa diselingi kicauan burung menyambut pagi. Tidak ada orang tidak ada siapa-siapa, aku sendiri menatap pantai yang jernih dengan semilir angin laut menjamah wajahku.
mungkin saat mereka mengetahui apa yang terjadi saat ini aku yakin banyak diantara orang-orang yang aku hubungi tadi membicarakan ...
"ngapain ke pulau sempu toh tuh anak bakal balik juga", suara lain pun gak ketinggalan
"tuh kan sia-sia saja kesana, orang dicari pun gak ada, ngapain ?! kayak gak ada kerjaan aja". mungkin dari mulut yang lain pun juga terlontar nada yang sama
"ngabisin duit, tenaga ama biaya aja kesana mending tidur-tiduran di rumah".
Silahkan berbicara demikian, silahkan berpendapat seperti itu. Tapi bagiku ada hal lain yang sangat esensial. kenapa aku bersikeras untuk berangkat ke pulau ini. Ada hal yang kutunjukkan kepada mereka bahwasanya aku gak main-main. Betapa beharganya bagiku ucapan dari bibir orang tua mereka,
"Adi, tolong ya adik-adikmu dijaga . Bapak titipkan adikmu ini padamu, jaga mereka di perantauan ini. Kamu tau mereka itu cewek dan blom pernah ke perantauan" dan aku pun menyanggupi. Nah, apakah aku salah jika saat ini ada salah seorang dari mereka pergi tanpa pesan dalam jangka waktu 3 hari ! apakah aku salah melakoni semua ini ?!
"adik" bukanlah kata yang biasa bagiku, amanah yang besar diberikan kepadaku dipercayakan padaku, dan sekarang ? apakah aku akan diam saja pada saat semua ini terjadi ? maaf, jika aku dianggap keterlaluan sampai bela-belain mencari kemana dia pergi. Bagiku itu menyangkut dengan hal tanggung jawab. Terlepas ketemu atau tidaknya nanti, aku hanya menunjukkan tolong hargai apa yang telah dikatakan oleh orang tua mereka. Jika memang gak mau aku berbuat seperti ini, jangan titipkan mereka padaku... itu saja.

Satu jam aku di pantai itu, Istirahat dari lelahnya perjalanan sambil membuka perbekalan dan inilah saatnya aku menikmati hari. Sekaranglah saat nya aku melepaskan semua beban pikiran, kerjaan, kuliah dan semua tetek bengek yang membuatku lupa bahwasanya ada tempat yang begitu damai disediakan oleh Allah SWT. Walopun masih ada beban berat yang mengganggu pikiranku, biarkan sejenak aku lepaskan semuanya dengan tidur-tiduran, berenang, menikmati pemandangan. Aku memang tak berharap ada teman saat di pantai ini, aku hanya butuh kesendirian.

Saat nya untuk kembali, dan hutan belantara pun aku jalani lagi. Walopun mentari bersinar terik, tapi tak sampai ke tanah karena begitu rimbanya jalan yang kulalui itu, dan aku menikmati nya. Aku yakin dia sudah ada dirumah, mungkin saat ini lagi bercanda dan tertawa. hm apakah dia masih bisa tertawa dengan apa yang bergemuruh dalam hatiku saat ini ? semoga dia selamat sampai dirumah, karena keselamatan mu itu yang sangat aku khawatirkan.
Di tempat pemberentian terakhir perahu yang mengantarkan aku tadi aku terduduk diatas perahu kecil yang gak tau itu milik siapa. bersandar, dan tiba-tiba aku tertidur. Sekian jam aku memejamkan mata sampai sinar mentari menjamah tubuhku yang sebelumnya terlindungi oleh dedaunan. Aku terjaga, namun perahu yang menjemputku tak kunjung datang. Aku lihat waktu di kotak kecil yang tak mendapatkan sinyal itu, jam 11. Berarti 3 jam lagi baru aku bisa nyebrang.

Sekilas mataku melihat ke papan yang terbuat dari logam seng bertuliskan "selamat datang di pulau sempu". Papan hijau-putih itu mulai berkarat dan penuh coretan. Hm, sayang aku gak membawa kamera...ops tapi aku masih bisa meninggalkan kenang-kenangan disini. Siapa tau nanti aku tak ada kesempatan lagi untuk kesini di kemudian hari. Spidol hitam berukuran F itu aku ambil dari tas dan mulailah aku menulis dibagian yang masih kosong di papan tersebut.

Pha was here !
elektro 99 brawijaya
17 Juni 2004

Aku nyebrang ke pulau ini pukul 04.30
Sendirian melintasi hutan rimba menuju seger anakan
Mencari dimana keberadaan dirimu
Walopun tidak ketemu
Aku berharap semoga kamu baik-baik saja
Maaf jika aku melakukan ini
Karena aku khawatir akan dirimu ... adikku

# ternyata di pulau ini sendirian enak juga


Selesai menulis sayup-sayup aku mendengar suara kelakar dari perairan, aku lihat ada perahu kecil bermuatan 2 orang melintas. Reflek saja aku melambaikan tangan sambil berteriak. Yap ! akhir nya mereka mendatangiku. Seorang pria dan wanita berada dalam perahu tersebut. Aku minta tolong untuk diseberangkan karena menunggu jam 2 terlalu lama. Dan Aku pun berlayar dengan perahu kecil itu menuju sebrang, walopun khawatir juga kalo perahu tersebut tiba-tiba jungkir balik. Memang belayan yang hebat perahu kecil itu bisa dimuat 3 orang dan akhirnya aku sampai di tempat awalku tadi.
Sekarang saat nya untuk pulang !

Sa, aku gak tau apa yang akan kamu katakan padaku seandainya kamu tau dengan perjalanan ku kali ini. Aku tak begitu yakin jika kamu juga mencemaskan aku karena aku tak melihat raut wajahmu. Alhamdulillah sampai saat ini aku masih baik-baik saja dan masuh tetap merindukanmu

6/04/2004

cara mandiin kucing yang baik dan benar ( part I )

Berikut adalah langkah-langkah mandiin kucing yang baik dan benar. Sebelum melaksanakan proses pemandian kucing yang sesuai dengan prosedur standar internasional ada beberapa prasyarat yang harus diperhatikan dengan seksama yaitunya :
1. Perhatikan cuaca disaat nanti anda memandikan kucing, disarankan dalam proses nanti cuaca jangan mendung atau hujan hal ini diupayakan agar kucing sehabis mandi bisa cepet kering. Cuaca yang sangat baik adalah pada panas terik karena setelah memandikan kucing anda tidak memerlukan bantuan mesin pengering untuk mengeringkannya.
2. Perhatikan keadaan mental kucing, periksa kondisi psikologisnya. Pastikan dia tidak dalam kondisi depresi berat, patah hati, atau dalam keadaan berduka. Jika hal itu terjadi sebaiknya anda menghibur dia sampai mentalnya siap untuk melakukan ritual mandi. Berikan nasehat-nasehat kepada si kucing betapa perlunya untuk mandi dan membersihkan diri.
3. Situasi tempat pemandian harus tenang dan tidak di tempat keramaian. Selain itu tempat pemandian jauh dari barang-barang elektronik apalagi TV dan Komputer. Karena bukan hanya konsentrasi si kucing yang terganggu tetapi juga anda yang bertindak sebagai eksekutor pemandian. Kasihan si Kucing, pas lagi enak-enaknya mandi anda tinggalin buat nonton diary AFI atau anda sibuk bergebet ria. Bisa mati kedinginan tuh kucing ! jadi hal ini harus anda ingat selalu demi mengingat kelangsungan masa depan si kucing.
4. Lokasi yang dipilih sesuai dengan karakteristik kucing, kalo kucing hitam jangan di mandikan di ruang gelap karena bakal nyusahin anda karena gak keliatan. Kalo kucing nya putih jangan di mandikan di lantai yang berwarna putih karena anda bakal susah membedakan mana yang kucing mana lantai. Kalau kucing nya berwarna warni jangan anda kasih gula karena nanti bisa-bisa anda kira permen.
5. Tidak ada kucing yang disakiti dalam proses ini. Kalo pun kucingnya nangis itu biasa dalam revolusi.

.... bersambung

6/02/2004

masih saja belum

ya... itu lah yang membuatku semakin terasa jauh darimu ya Allah. Apalah artinya aku dan apa bedanya aku dengan mereka ? yang melakukan itu secara terang - terangan. Namun aku sendiri juga walopun diam-diam tersembunyi jauh di dalam, tapi bagi Mu apa bedanya ? tak ada ... karena penglihatan Mu semuanya jelas tanpa batas.

Ya Allah aku minta perlindungan dari Mu. Hati ini sudah aku porak porandakan hancur berantakan ! Aku mencemooh mereka, tapi apa bedanya dengan diriku ? hanya saja mungkin secara tidak langsung, tapi dihadapan Mu itu sama saja. Nauzubillah. Ya Allah lindungi hambamu dari perbuatan nista, ampuni aku dan tunjukilah selalu diriku menuju keridhoan Mu

Aku tahu apa yang menjadi akhir dari perjalananku didunia ini, untuk selanjutnya memulai sebuah perjalananan baru kenegeri lain yang masih asing. Tapi aku hanya sekedar tahu, itu saja tak lebih. Adakah aku siap menjumpai Mu ketika malaikat pencabut nyawa sudah datang menjemput ? Sudah siapkah aku ketika kain kafan akan membungkus tubuh ini ? Siapkah aku ketika tubuhku perlahan diturunkan keliang lahat ? Ketika papan-papan menutup jasad ... ketika gumpalan tanah menimbun... ketika ... jiwaku akan merasakan mati !
Berjuta pertanyaan itu datang namun kenapa sampai saat ini ternyata jawabanku masih saja seperti dulu ... "belum".

Kambing saja yang tak punya dosa ketika disembelih begitu sulitnya ia meregang nyawa. Ayam yang selalu bertasbih, dan karena itu ia bersih dari dosa. Tetapi kenapa ketika disembelih betapa sakitnya dia menggelepar-gelepar sebelum terkapar !

Apalagi aku ya Allah, semakin hari semakin busuk dengan dosa. Tak sanggup aku membayangkan ketika melalui saat-saat yang teramat pahit dan menderita, ketika tercabutnya nyawa ini dari badan. Ketika merasakan tubuh ini laksana dibelit kawat berduri tajam yang menghujam
kesetiap bagian otot, kemudian disentak, ditarik kencang, sehingga tercabik-cabik dan tercerabut dari tulang !

dan ... semuanyapun hilang, yang ada hanya dosa yang bergelimang, siksa kuburpun datang tanpa penghalang

Antara Iya dan Tidak

Entahlah, satu kata yang membuat jatuh ke tempat tanpa batas. Dengan kata itu menjadikannya posisi masih dalam perjalanan menuju "terhempas" di dasar "jurang" yang entah sampai kapan merasakan kehancuran berkeping-keping itu.

Semakin sering mendapatkan kata yang satu itu semakin jauh kau buat dasar tempat untuk jatuh, dan yang jelas semakin jauh jarak dari keterlambungan ! kamu tak pernah membutakan harapan apa yang dia gantungkan di ubun-ubun mu, tertancap dalam di tengah-tengah badannya yang selalu berdenyut keras jika dia mengingatmu ?

Aku yakin kamu tak lupa dengan "antara iya dan tidak adalah pisau tumpul yang tak mampu memutus tali gantungan ... ke atas tak mampu mengangkat, untuk menjatuhkan kebawah pun gak tega"

teruntuk secarik short message yang tak sempat aku balas