6/29/2004

9 langkah

Orang itu berdiri di depan cermin. Baju koko ( entah dari mana istilah ini tercipta ) putih bersih habis dicuci terpakai di tubuhnya yang kelihatan sekali masih tegap, gagah bak seorang perwira. Sarung kotak-kotak merah itupun juga melengkapi penampilannya sehingga kata 'alim' pantas dia sandang untuk nilai penampilannya saat itu. Peci hitam berukuran delapan setengah, bertengger di atas kepala dengan rambut potongan ala tentara.

"Ah, sunggu sempurna... kurang apa lagi ?" orang itu bergumam dalam hati.sekilas matanya melirik ke tempat di depan cermin

"nah ini dia ... " botol kecil berisi ramuan wangi anggrek itu dia tuangkan ke tangan sebelah kiri kemudian dia usapkan ke tubuhnya, leher, dan sedikr ke baju.

"hmmm... lengkap sudah" wajahnya yang susudah mandi itu kian berseri-seri, meski tak begitu tampan tapi dengan begitu penampilannya lumayan menawan. Kemudian dia melangkah menuju mushollah di depan sana.

Langkah pertama dia berucap "bismillahirrohmanirohim", dengan niat sholat asar berjamaah dia mantapkan hentakan kaki satu persatu menuju rumah ibadah itu. Langkah kedua pikirannya mulai berbicara.

"Dengan penampilan seperti semoga saja kamu beribadah lebih sempurna" masih harapan seperti biasanya setiap dia mau berangkat ke mushollah itu.

"Eh, jujur aja nih kamu tuh lebih kelihatan gimana gitu kalo kayak gini... pasti deh orang-orang melihatmu akan menilai kamu seorang yang baik, alim dan sejenisnya lah" di langkah ketiga pikiran orang itu mulai berbicara nada memuji dengan terarah.

"Kamu lihat deh, orang-orang disana terutama yang ceweknya pada mratiin kamu" Langkah ke empat orang itu mengikuti alur pikirannya dan sekilas melihat ke arah dimana para remaja wanita itu berada.

"hm kayaknya mereka suka dengan orang alim seperti kamu" Langkah kelima orang itu mulai memuji diri sendiri, bangga dengan penampilan alim nya.

"Bapak, ibu bahkan cewek mana yang gak suka dengan laki-laki baik, alim, terpelajar, ya seperti aku ini" Langkah ke enam orang itu semakin percaya bahwasanya dia adalah orang seperti itu yang sedang diperhatikan oleh lawan jenis nya.

"Jelas dong, siapa dulu... saya kan ? eh cewek-cewek lihat nih saya orang alim, baik, hebat. Saya kan yang kamu cari ?" Langkah ketujuh orang itu semakin menjadi-jadi bergelut dengan pujian yang datang dari diri dan kembali pada dirinya lagi.

"kalau diliatin orang-orang, saya bakal berpenampilan seperti ini terus kalau ke mushollah supaya para orang-orang pada suka" Langkah ke delapan pikiran orang itu tak lagi terkendali oleh pujian diri sendiri.

"Aduh !" Langkah kesembilan kaki orang itu tersandung sebuah batu runcing, dan sepertinya merobek daging telapak kakinya dan mengucurkan banyak darah. Orang itu merintih, mengerang melihat daging kakinya robek mengalirkan cairan berwarna merah.

"Astaghfirullahaladzim, ya Allah begitu gampangnya niatku berubah hanya dalam 9 langkah yang berhitung cuma sekian detik. 9 langkah merubah semuanya, betapa naif nya hamba mu ini ya Allah. Betapa bodoh nya hamba mu ini, dengan begitu gampangnya memutar balikkan niat hanya untuk sekedar dipuji. Ampuni hambamu ini ya Allah, hamba mohon ya Allah. Engkau masih memperingatkan aku dengan kejadian ini, engkau limpahkan rasa sakit dengan merobek daging kaku pemberianmu. Sakit, sungguh sakit ya Allah... tapi sadarkah aku ? betapa sakitnya Engkau disaat aku sejajarkan dengan sekedar pujian manusia ciptaanmu juga ? ya Allah sungguh betapa beratnya jalan untuk selalu istiqomah, untuk selalu mengingat akan adanya Kuasa Mu" Orang itu tak sanggup melangkah untuk ke 10 kali nya apalagi untuk menggenapkan langkahnya menuju mushollah tujuan awalnya tadi. Jangan kan melangkah, berdiri pun tak mampu ... seketika itu matanya berkunang-kunang kemudian dia terlentang sambil meringis kesakitan. Bibir nya tak lepas dari lafazh istighfar, tubuh nya tertopang oleh tangan-tangan orang-orang yang menggendongnya ke rumah sakit terdekat.

Betapa bersyukurnya, Alhamdulillah sampai saat ini orang itu sehat-sehat saja. Bekas luka dikakinya itu menjadi saksi, disaat orang itu mengetik kisah singkatnya di halaman lusuh ini.

No comments: