6/29/2004

"hanya udara"

Aku pernah mencoba untuk diam sejenak, merasakan semilir gerak udara perlahan menjejal memenuhi rongga dada... hmm begitu damai. Kemudian aku coba untuk menutup saluran masuk menuju paru-paru ku dan tak pelak lagi aku merasakan sesak disaat udara itu aku tahan... sekian detik, sekian menit ... dan aku pun tak mampu lagi menahan, pertahanan ku pecah ... keangkuhan ku buncah ... kesombonganku punah ! bagaikan orang penuh harap yang tersengap-sengap kembali kuhirup dalam-dalam zat yang tak berasa, tak berbau, tak berbentuk itu.

Hanya udara, sekali lagi mungkin kita setuju dengan kata "hanya udara" ... tapi sepersekian detik disaat tak memenuhi rongga paru-paruku, sungguh aku tak sanggup berucap "hanya udara" tak sanggup aku meremehkan zat yang entah itu seperti apa, entah itu rasa nya kayak gimana, entah itu asalnya dari mana. Walopun orang bahkan aku dulu juga beranggapan zat itu adalah senyawa kimia yang berinisial O2, tapi ternyata tak sesimpel itu. Bagiku zat itu tak bisa terwakili dengan 2 huruf, bahkan tak terwakili dengan seluruh kombinasi 26 huruf latin ditambah 10 angka dan karakter-karakter aneh sekalipun ! takkan pernah teridentifikasi. Tanpa zat yang tak bisa di identifikasi kan itu tercipta sebuah kata akhir yaitunya "kematian" akhir dari semua kehidupan, akhir dari semua impian, akhir dari semua perjuangan panjang, dan akhir dari semua tetesan darah dan air mata.

No comments: