7/04/2005

Sekarang Hari Selasa

Bagaimana kabarmu jalan yang di depan pasar Dinoyo ? apakah sepagi ini sudah macet ? Ternyata sesuatu yang mustahil terpikir 10 tahun yang lalu, kenyataannya sudah ada di depan mata kalau melewati pasar Dinoyo. Disana daerah termacet setelah Sumbersari dan pertigaan yang menghubungkan antara Jln MT Haryono, Dinoyo dan Gajayana. Apalagi sekarang ada Muktamar Muhammadiyah dan Aisiyah yang ke 45. Tentu akan membuat para sopir pegal dikaki karena sekian lama harus bergantian menginjak rem dan kopling.

Tapi walaupun sedemikian [ kok bahasa yang saya pakai semakin tidak jelas arti dan maknanya ya ? ] selagi sepeda kumbang yang saya kayuh masih bisa melejit disela-sela mobil sedan dan angkot, atau selagi saya masih bisa ditarik dengan bergantungan di belakangnya truk. Tak jadi masalah, silahkan saja macet semacet-macetnya. Opurtunis ? oh tidak ! saya malah ingin menjadi orang yang tak ingin menambah kemacetan. Dengan cara apa ? Tak mau pakai mobil [ karena memang tak punya ! ] atau tidak naik angkot [ karena bagi saya uang 1300 rupiah itu terlalu berharga untuk jarak tak sampai 5 kilometer ] Jalan kaki juga kejauhan, pilihan yang paling tepat adalah sepeda.

Negara kita memang produksi kemacetan tingkat tinggi. Tidak saja di jalan, bank, dan pelayanan sering kali macet. Kalo saja setiap mobil tempat duduknya difungsikan sebagaimana mestinya, semisal mobil sedan berpenumpang empat itu difungsikan sesuai dengan kapasitas tempat duduknya. Tentu akan mengurangi jumlah mobil yang berkeliaran. Namun sayang, banyak orang yang sukanya rakus. Bawa mobil, untuk dia sendiri. 4 jok di pake sendiri, padahal juga tidak untuk tidur-tiduran wong mau berangkat kerja.

Lihat metro mini, bis patas bahkan angkutan kota. Saking tidak ada tempat duduk yang tersisa harus rela untuk berdiri berlama-lama. Berdesak-desakan bak ikan kaleng, kasian ya ? coba sebagian penumpang yang berdesakan itu naik mobil pribadi yang jumlahnya gak kalah banyak dengan kelebihan penumpang di angkutan umum. Adakah si pemilik mau berbaik hati ?

No comments: