8/19/2004

Buruan Cium Gue [ part II ]

Iseng googling tentang pro dan kontra masalah film layar lebar yang bikin heboh itu ... Buruan Cium Gue ! , akhirnya aku terdampar disalah satu weblog milik sang penulis. Inilah ungkapan beliau tentang film yang dia tulis itu

... yang kedua adalah film yang gue tulis, buruan cium gue!. tiap hari makin banyak aja yang kontra, dan lucunya, sebagian besar yang kontra itu adalah orang-orang yang belum nonton film itu. lepas dari lakunya tiket gara-gara kontroversi ini, gue lebih merenungkan sisi yang lain dari perkembangan situasi ini; betapa masyarakat ternyata menganggap penting banget sebuah film. mereka sadar bahwa this media has a big power.

juga, ternyata orang indonesia sangat banyak yang sok pintar. seperti yang pernah gue tulis di majalah a+ tahun lalu ... bahwa film indonesia masih dinilai oleh masyarakat indonesia berdasarkan label-nya aja, bukan isinya. bikinlah film art, maka ngga ada yang protes, walaupun ceritanya ngga kuat sama sekali. bikinlah film komersil, seperti buruan cium gue! ini, maka orang akan langsung nilai ini jelek, ngga mutu, dll ... padahal belum ditonton. orang menghakimi film ini berdasarkan: 1. judulnya, 2. produsernya (multivision), 3. statusnya sebagai adaptasi dari sinetron.

gue sama sekali ngga keberatan kalo temen-temen kritik bahwa karakter-karakter di film ini (ternyata) kurang dijelaskan background-nya. itu emang satu kelemahan yang udah diperingatkan jauh-jauh hari sama rizal mantovani. "ve, penonton kita banyak banget, dan ngga semuanya udah nonton sinetron ABG. jadi, inget untuk kasih background character yang kuat di filmnya."

gue juga ikut ketawa ngeliat printil-printil di film ini yang emang layak diketawain ... sunset yang kegedean, lah! (eh, itu sunset asli, lho ... swear!) ... sofa ijo di tengah bengkel, lah ... sound editing yang pake echo itu, lah ("ya udah! ... udah ... udah ... dah ... dah ... ah ... ah ... h ... h ... h!"). gue rasa, semua itu ada untuk menghibur teman-teman gue seperti heru, keti dan rio. they had fun laughing at the movie ... hahaha. tapi orang-orang yang mencela cuma berdasarkan judul dan trailler sebenarnya adalah orang-orang yang: 1. ngga fair, 2. ikut-ikutan aja, 3. sok idealis, 4. dendam (entah kepada siapa), 5. berharap mereka yang ngetop.

media-media juga sibuk ngomongin soal kontroversi film ini, ketimbang membedah film ini sebagai sebuah film ... tanpa external factors-nya. kembali ke kegelisahan yang pernah gue obrolin abis-abisan sama kenny; bahwa indonesia ngga punya kritikus film yang benar-benar matang dan dewasa. kritikus film yang mengerti genre-genre film. kritikus film yang ngga punya conflict of interest. kritikus film yang totally independent.

so far, gue baru baca ulasan tentang buruan cium gue! sebagai sebuah film (bukan sebuah kasus) di dua media: kompas dan sinar harapan. kompas bilang bahwa film ini sekedar versi layar lebar dari sinetron ABG. fair-fair aja pernyataan itu. gue setuju lah dengan sebagian besar apa yang kompas katakan. cuma ada lucunya juga sih ... katanya cut-to-cut scenes yang kayak video klip itu adalah "ciri khas rizal mantovani" ... hoahahaha! ya ampun deh ... kayaknya dari jaman dulu juga scene montage udah ada di mana-mana, lah.

terus, kompas bilang bahwa gladys-doni itu adalah black-white characters. kasian juga sih mereka di-misunderstood kayak gitu. dua-duanya sama-sama "jahat" dan sama-sama "baik", kok. si cewe tukang mabok, si cowo tukang ngibul. kompas juga bilang bahwa kisah di film ini adalah "enteng". sekali lagi, gue ngga ngerti, ini "enteng" buat siapa? kalo buat opa-opa, mungkin ciuman memang sesuatu yang "enteng". ngga jaman lagi. tapi ... buat abg, buat remaja, ciuman is a big thing. buktinya ... sekarang masalah ciuman jadi masalah nasional! hahahaha. aduuuh ... coba ya ... lain kali ati-ati dengan pemilihan kata.

nah, keliatan lah bahwa siapapun yang nulis itu di kompas, adalah orang yang sebenernya kurang kompeten untuk jadi independent film critic, at least secara pengetahuan umum mengenai film. banyak juga orang yang mempertanyakan ke gue, "eh, premis film elo tuh lemah: ada orang pacaran selama dua tahun, tapi ngga pernah ciuman. how come???" gue bisa jawab balik, "eh, ada empat orang cowo high school students di amrik yang ngga pernah get laid. how come???"sekali lagi ... banyak sekali pertanyaan yang keluar dari emosi, bukan otak.

kalo gue nge-browse di internet, sebagian besar cercaan terhadap buruan cium gue! memang datang dari orang-orang yang belum nonton film itu, dan ogah nonton gara-gara judulnya serta kebawa arus. cercaan-cercaan gini memang bikin gue ketawa aja. i was once like this, i guess. dengan cepatnya gue menghakimi bahwa film-film george clooney itu jelek, simply because i get annoyed with his face. atau, dulu gue ngga suka sama sekali sama dangdut ... but now i like at least two dangdut songs: "kopi dangdut" dan "rekayasa cinta". yet, sampe sekarang sih gue tetep keukeuh bahwa there's nothing good from mariah carey.

yah ... anggaplah bahwa this is fair between me and the world. they hate my movie based on the title and producer and trailler, and i hate mariah carey based on everything in her. meanwhile, memang ngga ada yang bakal bikin gue marah or depressed or stress saat ini because gue dalam keadaan yang sangat senang ... of course it's because of mr. law. sementara banyak orang repot menandatangani surat pernyataan untuk mem-bredel film gue ... gue menikmati my togetherness with mr. law.

kalo mo liat lebih lengkap ato sekedar jalan-jalan silahkan kunjungi http://vehandojo.blogdrive.com

No comments: