aku mencoba melontarkan gemuruh do'a di lorong pagi ini. Sekaligus menangkap selembar benang yang melintas dari kertas-kertas. Kemudian dari balik kaca itu aku bingkai wajah lama, merangkai suatu bait walopun masih seperti angin yang mengintip dan merayap dibalik jendela.
Beberapa katapun aku torehkan diatas kertas putih... namun bagaimanapun juga aku berusaha mencari jalan dan arah yang lain, masih saja kembali pada bait yang pertama.
Nafasku mencakar cahaya bulan, awan-awan itu aku coreng hingga berantakan. Aku ingin melukis dilangit tanpa bulan tanpa awan, tanpa kuas tanpa cat tanpa tinta tanpa kanvas. Aku ingin melukis dengan tubuh terlentang telanjang, kubayangkan meliuk-liuk menyibak belukar mendung langit, sambil menyimak gemuruh angin yang melenguh, menyapa guguran daun kering, mencium basah udara pada hamparan rumput yang masih tak bertuan.
Nadi gunung berdenyut berkata melalui pesan rahasia... "disana ada yang menunggu ..."
8/09/2004
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment