7/27/2004

bagaimana dengan kita ?

Pernah seorang teman berkomentar ...
"ngapain sih kamu ambil foto yang kayak gitu ? kayak gak ada yang lebih bagus aja !".
Maaf, mungkin kita sedikit berbeda dalam mencerna. Sepintas lalu memang dianggap tak berharga, tapi suatu saat nanti kamu akan mengerti betapa gambar ini begitu bermakna, ya begitulah aku menjawab seadanya.

Di bangku becak bapak itu tertidur pulas. Mari kita korek ... dibenakmu apa saja yang terlintas, gak usah dengan kata yang muluk-muluk pakai saja bahasa yang lugas dan jelas. Ingat, ini bukan soal-soal ujian untuk masuk universitas ataupun UAS.

Inilah dunia nyata, dunia orang-orang yang kita anggap berada di bagian bawah dari urutan tangga sosial yang entah siapa pertama kali memberi istilah. Jika kita juga punya istilah yang sama untuk mereka ... maaf ... ternyata kita salah, mereka bukan orang yang berada pada tangga yang kita pikirkan ... mereka bukan orang-orang terbawa oleh nasib yang selalu kita dengungkan.

Aku pikir... bapak itu seorang pahlawan, pahlawan bagi orang-orang yang katanya tak kuat berjalan dipanas terik yang tak tertahan, padahal baru saja kekenyangan keluar dari warung makan atau mungkin baru keluar mall bergandengan tangan setelah sekian lama menghabiskan waktu untuk berkencan atau bisa juga membawa sekian banyak barang belanjaan yang sedangkan baginya untuk memiliki itu ... adalah sebuah mimpi ! dan tentunya bapak itu adalah pahlawan bagi kita yang sering pulang kemalaman... entah itu dari bioskop berduaan atau cuma sekedar jalan-jalan. Dan lebih jelas lagi bapak itu adalah pahlawan bagi putra-putri nya yang sedang giat belajar dibangku sekolah disaat dia memeras keringat, menghirup debu-debu dari asap knalpot kendaraan kita demi sekian ribu perak. bapak itu juga pahlawan bagi istrinya yang menunggu beras sekian genggam untuk makan malam bersama terkadang tanpa lauk tanpa ikan. sekali lagi mereka itu adalah pahlawan !

Lihat dibagian belakang, ada sebuah lukisan ... dan tau gak itu lukisan siapa ? itu buah karya tangan anaknya, waktu ujian seni rupa di kenaikan kelas lima. Lihat juga penutup bagian samping berwarna merah pudar bermotif bunga putih, tau gak itu terbuat dari apa ? itu kain yang kiloan yang dia beli dan rencananya mau dia jahitkan sebuah baju untuk istrinya untuk pergi ke pesta. Tau gak istrinya menjawab apa waktu itu ?
"Gak usah tho pak dijahitin baju segala ... buat apa ? wong kita gak pernah di undang untuk pesta pernikahan, palingan cuma slametan diminta bantuan untuk cuci piring. Masa mau cuci piring pake baju sebagus itu yo eman tho pak. itu lho becak nya gak ada tutup samping, ntar kalo kehujanan kan kasian penumpangnya... di jahitin buat itu aja".

nyenyak ternyata gak butuh kemewahan, dan nyenyak pun gak butuh kasur empuk plus selimut tebal menutupi semua badan. Cukup dengan duduk, asal mata bisa terpejam, ... bisa menjadi pengusir kantuk... dan nyenyak pun akan membuatnya begitu tentram.

bagaimana dengan kita ... teman ?!

No comments: