7/07/2004

berdiri tegak

Berdirilah sama tegak, tapi jangan terlalu rapat. Bukan kah cemara tidak tumbuh dalam bayang-bayangnya sendiri

hm... menarik, kukorek-korek lagi isi dalam kepala. Tapi kok jadinya bernada agak lain ya ? atau memang aku yang bodoh menangkap isyarat dari simpul syaraf berpikir ? sadar gak sih ?
berapa banyak pelajaran hidup yang jadir dengan hanya melihat, tapi memang dasar berpenglihatan kasar, sehingga kadang-kadang alur pikiranku kesasar.

Sore itu aku temani dengan duduk dan gak banyak bercakap, karena aku pengen buktikan teori "tanpa bercakap pun, kita sudah berbicara sekian juta kata". Aku lihat daun itu tak lagi melambai, karena satu persatu mereka gugur menyentuh tanah. Dan aku perhatikan bunga-bunga itu juga udah capek mengembang, sehingga layu dan kuyu.

Aku kembangkan beberapa sayap, kemudian mencoba mendengar beberapa bait dari suaramu. Ternyata jerit mata luka dan duka ada disini. Aku coba juga untuk bernyanyi tetapi suaraku sumbang. berapa kali kita merasa dihinakan ? kepasrahan akan hidup semoga tak membuat kita menjadi redup.

Berdirilah dengan kaki sedikit terkangkang, busungkan busur dada, kepalkan tangan dengan tatapan tajam sedikit terangkat. Kenyataan itu badai, yang takkan pernah tau kapan semuanya usai.

Sa, untuk apa lagi kita pertanyakan ? kalo semua jawaban itu berada dalam hati

No comments: