7/22/2004

Cerita Pungutan

cerita itu kupungut, cerita yang pernah menghujam hari-hari tanpa gerimis. dari balik tumit sendal lusuh yang kupakai dengan setia menemani jejak langkah yang kubuat. sepanjang jalan kulalui, helai demi helai masa menggugurkan heningnya perbincangan di lengangnya suasana.

bicaralah ! karena aku akan mengusik disaat langit memelas pada telungkup senja. racik kan kata-kata supaya malam ini ada sedikit tertawa. saat ini aku masih saksikan jerit dan pilu membelah membahana dan meringkik menusuk hingga terkapar menjadi busuk.

jari-jariku yang kaku terlipat hangat dalam saku, berharap menggenggam recehan dan mengizinkan menekan tombol lima dan enam bergantian. Segera ku dengar lirih suara mu, seperti halnya genggamanku basah mengalirkan keringat yang hangat. Masihkah isak akan menjadi selingan ?

aku begitu dihakimi oleh ingatan seperti sidik jari yang berkelindan. kemana arah otakku berjalan ? udara-udara yang kuhirup terasa basi. bahkan dengan segelas capucino pun aku tak mampu menelan hari-hari. Setiap kuseka bau matahari yang melekat dan kuremas panas yang menyengat... malah membuatku semakin gerah. Dan Tau gak ? sebenarnya pada getar daun ku titipkan beberapa bait lantunan, begitu juga pada rumput-rumput basah yang kena ludah orang lalu lalang.

Mestinya kuhempaskan kaca yang membuatku tak bisa melihat siapa dan dimana. sekarang ? serumpun dalam tiupan sepi memandang kelokan-kelokan jalan yang bertalu perlahan lenyap dan jadi muram, benarkah segala sesuatunya ditakdirkan ?

iseng, menyibak lembaran lusuh kisah masa lalu ...

No comments: