2/10/2005

Dia yang takkan pernah tergantikan

Bagaimanapun juga ... dia takkan pernah tergantikan, tak akan pernah ...

Kalopun ada alat yang bisa mengukur rasa dalam dada ini, mungkin jarum penunjuk atau angka digitalnya melebih batas maksimal. Sungguh sangat dalam memang, dan aku akui itu. Bahkan sampai saat ini masih saja terus semakin terasa setiap saat, setiap nafas ini masih terus aku hembuskan.

Walopun jarak yang jauh sebagai pemisah, tapi apalah artinya ribuan kilometer itu ? Karena begitu kentalnya hati kita menyatu, mengalahkan kentalnya kopi yang aku bikin barusan ini.

Aku dan dia punya kisah indah yang begitu lama. Meskipun orang-orang menganggapnya cerita itu sudah usang. Tapi bagiku mengingatnya kembali, sama dengan aku mendekap dirinya. Membelai dan dibelai, mencium dan dicium. Membangkitkan rasa, asa dan semua yang ada.

Aku merindukannya, sangat merindukan kehadirannya. Dia yang duduk disampingku menggenggam tanganku, mendengar semua punuturan lirihku. Tanpa rahasia. Tanpa bicarapun dia sudah mengucapkan berjuta kata-kata. Dengan satu tatapan saja dia sudah menitipkan ribuan pesan. Dengan satu pelukan, dia sudah menghilangkan semua beban.

Masih terlintas jelas dalam ingatan, bagaimana "orang itu" merintih menahan sakit akibat tanganku yang bersarang di rahang dan perutnya. Cuma gara-gara mengidentikkan dia dengan seseorang didalam layar kaca yang sering aku lihat dengannya dengan maksud guyon atau merendahkan dia. Mungkin itu hal biasa... tapi bagiku ? itulah kenyataannya sedikit saja namun itu menyangkut keberadaannya, hm ... lihat saja. Bagiku dia sosok sempurna, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Dan bagaimanapun juga ... dia takkan pernah tergantikan, takkan pernah ... !

dalam hening... sendiri ... tetes demi tetes mengalir,
"bunda ... dengar panggilan rinduku dalam lelap tidurmu, dekaplah aku dalam mimpimu ... sungguh aku mencintaimu !"

No comments: