Memang, kita gak mau diskusi alot itu tercecer di warung kopi atau mungkin di meja-meja yang baru saja kita kelilingi. Tanggung jawab atas ide yang dipaparkan itu sebenarnya yang harus dikedepankan. Sudah menjadi pertanyaan publik, apakah semangat membakar dalam ruang diskusi akan sama dengan apa yang kita lakukan untuk mewujudkan ide-ide brilliant (kalopun bukan brilliant sedikitnya ide itu telah membuka ruang tolak ukur dari segi pandang dimensi mata). Wah bahasa nya susah juga untuk dicerna, ya simple nya sudut pandang gitu lah.
Pada saat bersamaan, kita bertiga tepatnya membicarakan beberapa langkah kongkrit untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dituangkan di meja diskusi. Ibarat orang berjalan, sebelum dia melangkah tentunya melihat titik mana yang akan dicapai. Dari sini menuju kesana (titik tersebut ) kita bisa mengukur seberapa besar kemampuan dan potensi yang dimiliki, pos-pos estafet seperti apa yang harus dipersiapkan untuk menuju titik itu. Bahkan jumlah langkah, kecepatan dan ketepatan waktu dengan sasaran harus mutlak diperhitungkan.
Titik utama yang ingi dicapai itu lebih kurang tertuang dalam kalimat : "Ciptakan Budaya Islami dalam Lingkungan Masyarakat". ya seperti itulah yang tersimpulkan dalam benak saya pribadi. Kenapa mesti budaya ? kita tau masyarakat Indonesia adalah "masyarakat tradisi". Ingat slogan ... "sudah tradisi" dalam sebuah iklan ? nah itulah masyarakat kita. Tradisi tercipta dengan sendirinya kalau satu kegiatan atau hal memang sudah membudaya. Budaya pun tak lepas dari tradisi yang dilakukan oleh masyarakat. Jadi Ibarat kunci dan gembok yang saling mengisi pada ruang kosong.
Bagaimana cara menciptakan tradisi / islami tersebut ? Ingat, kita punya pos-pos yang sangat efektif untuk melakukan aksi serangan terhadap budaya-budaya sekuler. Contoh kecil (walopun efeknya tidak sekecil contohnya ) Radio. Dengan radio, pola hidup satu kota bisa berubah. Pengalaman di salah satu kota di Jawa Timur, betapa radio itu bisa menjadi life style. Buktinya slogan iklan yang baru mereka bikin dalam tempo 2 hari saja sudah di hafal oleh masyarakat kota tersebut. Itu terlihat sekali dalam event yang mereka adakan, betapa ribuan penonton meneriakkan slogan yang baru saja di publikasikan dalam 2 hari. it's great !
Untuk "pos" radio ini kita sudah punya rencana dan strategi jitu Insya Allah, walopun masih diatas kertas. Bagaimana sistem, pola dan pelaksanaannya. Dan itu benar-benar akan diwujudkan dengan profesionalisme. Bukan sesuatu yang muncul dengan tergesa-gesa, diproses dengan begitu saja yang akhirnya bertahan tidak lama. Butuh pemikiran yang matang untuk itu, dan ini baru bagian kecil dari pos-pos yang ada. Satu hal lagi, memang di berbagai kota sudah bermunculan ide bahkan sudah terwujud nyata akan keberadaan "pos" radio tersebut. Tapi satu yang perlu diingat, kita bertugas bukan di kota atau daerah yang sama, apapun ide dan hal yang baik di implementasikan juga di daerah masing-masing tentunya akan membuat barisan dakwah ini semakin menjadi yang terdepan. Singkirkan pikiran "itu ide saya !", siapapun anda dan punya potensi untuk mewujudkan ide yang sama dimana saja ... silahkan,. Bahkan saya pribadi sangat menyarankan. Udahlah untuk ide-ide brilliant yang memiliki visi yang sama kenapa mesti ada copyrightnya ? Tuangkan saja dulu, siapa tau ada yang baca dan bisa mewujudkannya kan sebuah anugerah tuh.
Ok, kita lanjutkan pada "pos" berikut ini. Ide toko buku islami sudah terwujud. Eramedia Islami, adalah distributor besar dan profesional buku islami di kota ini. Alhamdulillah kita tak perlu lagi memulai dari awal. Tapi tugas berikutnya adalah bagaimana membuat toko buku ini besar, bukan besar dalam lingkup ruang nyata saja tetapi juga ruang pikiran dan ruang maya (cyber). Bagaimana membuat Eramedia Islami ini menjadi icon distributor produk Islami. Bagaimana membikin ... hal pertama yang terlintas dalam benak masyarakat jika mau membeli buku adalah Eramedia Islami. Bagaimana menggeser brand image pasar yang sudah lama dipegang oleh toko buku yang "sekuler". Membuat besar bukanlah pekerjan yang mudah, tetapi bukan sesuatu yang tidak mungkin. Ingat, kita punya potensi ! dan itu pasti bisa.
Satu hal yang sedang kita jalani untuk "pos" distribusi buku islami ini adalah, membuat besar di ruang maya. Insya Allah dalam waktu dekat, akan hadir bookstore online Eramedia Islami.
Masih banyak lagi yang hendak dituangkan disini. Sayang jari saya butuh istirahat beberapa saat. Di Kesempatan yang lain kita lanjutkan.
"Saya sedang membangun sebuah istana !" kalo boleh dibilang seperti itulah yang saya camkan dalam proses ini. Memang, mungkin saya salah seorang yang tak terlihat dari sekian juta manusia yang membangun istana yang sama. Namun bagi saya cukup Allah saja yang tau keberadaan saya.
2/14/2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment