3/08/2004

karena inilah kenyataannya

"hhh ..!" mataku menyala seketika dan melihat kenyataan aku masih hidup. Mendengar kicauan dan hiruk pikuk suara manusia, merasakan sentuhan kulit di tikar tempatku merebahkan tubuh"Alhamdulillaahil ladzii ahyaanaa ba'da maa amaatanaa wa ilayhin nusyuuru " ( Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami setelah mematikan kami. Kepada-Nya-lah kami akan kembali - HR. Bukhari ). Inilah kenyataannya, aku masih hidup. Gak ada lagi nikmat yang lebih besar dari ini. Hanya dari sebuah kata yang dirangkai dari 5 huruf "Hidup", dan semuanya berjalan sempurna... sangat sempurna. Inilah kenyataannya, hidup yang bukan hanya tersusun oleh melihat, mendengar dan merasakan tetapi lebih dari itu.

Sejenak aku beralih pada kotak kecil yang selalu menemaniku kemana saja aku pergi. Kotak kecil yang bisa memberikan isyarat pada siapa saja yang memiliki kotak yang sama bahwasanya aku masih baik-baik saja. Ya, hari ini aku rasa aku baik-baik saja. Sejauh detik dan menit berjalan bahkan jam aku merasakan baik-baik saja, walopun banyak hal yang berbeda. Kotak kecil itu tidak mengisyaratkan apa-apa, gak ada yang berkunjung ataupun sekedar singgah melantunkan nada. Beberapa hari ini memang tak seberapa yang singgah ke kotak kecil itu, dan suatu yang baik juga karena bisa menjadi sebuah "penghematan" mungkin. Karena aku yakin untuk tagihan bulan depan aku gak bisa berbuat banyak. Kenapa ? ya inilah kenyataan hari ini.

Saat ini aku mungkin masih bisa merasakan nikmatnya memencet keyboard, melihat monitor, berkunjung kemana saja yang aku suka atau malah bercanda dengan orang-orang yang berada diseberang sana. Gak tau besok, lusa atau kapan ... mungkin nikmat itu akan hilang atau lebih tepatnya kembali di ambil oleh Allah SWT. Ada dan tiada, membuat putaran roda semakin lengkap. Inilah saat nya merasakan ketiadaan, inilah saat nya merasakan hal yang sama dengan orang-orang yang belum pernah atau gak bisa menikmati semua yang kurasakan sebelumnya.
Gak ada yang punya porsi yang lebih besar sebagai objek yang mesti disalahkan. Sekali lagi, gak ada yang salah kenapa mesti begini,ini adalah kondisi yang memang seharus nya terjadi. Boleh lah dibilang ini adalah ujian, yang bukan hanya sekedar sabar menghadapinya tetapi bagaimana aku bisa melupakan bahwasanya ini adalah rentetan ujian. Aku rasa dengan itu membuatku semakin kokoh berdiri dan tidak merasa berada dibawah kangkangan.

Bener, semuanya bisa berubah dan gak akan seperti ini jika... "jika" ? masih patut kah berbicara jika ? "jika"... adalah kata yang tersusun dari masa lalu oleh jarum tajam yang siap menusuk lebih dalam yang menghitamkan jalan kedepan. Dalam hal mengingat biarkan aku menghindari kata "jika", perbolehkan aku mengubah "jika" dengan "ini yang harus kuperbaiki".
kenapa ? karena inilah kenyataannya.

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab(Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakanya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu)supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikaNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Al-Hadid ;22-23)

No comments: