6/23/2005

Aku tak mau memintal mimpi dari selaput kabut

kubayangkan separuh umurku di masa silam, kusapa lagi dengan tangis. Menyingkap dahan kehidupan yang senyap, semalaman bersemayam dengan perasaan yang lembab. Dimana harus kulelehkan lagi gumpal-gumpal kalimat kental yang tersesat dalam perihal cinta kalau bukan kepada Mu ?

Hari itu penuh dengan sinar, namun cuma sebentar. Dan pada akhirnya aku harus meringkik dibawah langit yang tumpahkan hujan, angin dan berjuta warna kepedihan yang mencekik. Perjalanan belum berakhir, kuharap hari itu menjadi usang. Walau aku harus dalam tetesan air hujan, angin kegalauan dan jubah kesendirian. Biar kusibukkan gairah itu dengan keletihan, walau sejujurnya seluruh tubuhku gemetar.

Aku tak mau memintal mimpi dari selaput kabut walau apapun yang akan kau sebut.

No comments: