6/26/2005

Kenapa kamu tanyakan itu padaku ? ( dalam sebuah harapan yang sama )

"Mestinya kamu jawab ... kok bisa nanyain ke aku ? bisa jadi kan orang lain ?" Begitu sahabatku bilang disaat saya dan dia menikmati makan malam di warung pojok favorit kami.

"Gak tega, gak tega bikin dia mikir atau pusing. Akhirnya ya begitu aku ngaku saja" Saya memperlihatkan pesan itu padanya.

"Tuh dia kan penasaran dari bulan maret kemaren, dan ini yang terakhir gak aku jawab. cukup segitu aja biar gak jadi masalah ntar".

"Hehehe ... makanya"

"Mestinya bukan tadi aku kirim, besok ... biar dia gak ngerasa aku yang kirim itu. Ah dasar ! ya udah deh mo gimana lagi".

Saya menerawang jauh keluar menembus kaca jendela, terus hinggap di pepohonan kemudian melaju kencang menuju biru langit yang tak mau dikasih batas. Kemaren pagi saya tak menyangka akan mendengar suaramu (sekali lagi tolong ya, ini benar-benar mendengar suara kamu). Sekian menit saya masih tak yakin dengan pendengaran ini (ingat, saya masih kaget). Selama ini belum pernah seperti ini dan memang saya berharap tak usah. Yang ada itu cuma pesan-pesan singkat yang datangnya.. aduh, jarang banget bahkan boleh dibilang super sangat jarang sekali.

Kenapa kamu tanyakan itu padaku ? ya, kenapa kamu berpikiran bahwa aku yang mengirimkan itu ?. Ah, semestinya itu tak perlu kutanyakan lagi, karena pesan dulu itu sudah menjawab semuanya. "harapan yang sama".

pemulsa rahasia ..

No comments: