"Masih ada tha yang kemaren ?" lelaki itu berbicara sambil melayani beberapa orang pembeli wanita.
"Masih mas, kira-kira ada 40 GB lagi di hardisk, belum tak backup lagi. Sampeyan nambah lagi tha ?" anak muda itu berbicara sambil mulutnya terus mengunyah. Mendengar pembahasan 40 GB dan hardisk kupingku sedikit terangkat dan terus mengikuti arah pembicaraaan mereka.
"Akeh yo ? sek ntar aja. yang kemaren aja aku sek mblenger". Lelaki itu bicara sambil sedikit tertawa.
"Hehehe, gimana ? sip gak ?". Anak muda mlirik ke lelaki itu sambil lirak-lirik. Aku terus mendengarkan sambil terus membaca buku di depan piring santapan.
"Iyo sip, tapi rung iso praktek. Lampu merah e. Eh iku tekan ndi kabeh ? internetan tha ?".
"Iyo, tekan internetan kabeh kui. Kerjaane arek-arek".
Ya, aku sudah bisa menebak isi pembicaraan mereka. Astagfirullah !
Seorang anak muda operator warnet di sebelah warung ini kemaren hari meminjami atau lebih tepatnya memberikan Film porno [ istilah lain : bokep/BF ] kepada seorang lelaki di tempat warung nasi seperti biasanya dia makan. Karena tidak ada komputer tentunya film tersebut sudah di konvert oleh anak muda tadi dalam bentuk VCD supaya bisa ditonton melalui VCD player bersama istri si lelaki tadi.
Namun sayang apa-apa yang di tonton yang sudah pasti membangkitkan syahwatnya tidak bisa tersalurkan karena sang istri masih kedatangan tamu bulanan. Kalau seandainya si istri tidak lagi "M" [ istilah untuk wanita datang bulan ] tentu saja si lelaki itu dengan senang hati akan menerima tawaran anak muda tadi untuk ditambah koleksi VCD nya.
Si lelaki juga baru tau bahwasanya di internet itu banyak sekali film-film yang tak biasa nya dia tonton. Dan anak muda inipun juga sedikit mengelak basa-basi bahwasanya itu adalah kerjaan teman-temannya. Sedangkan dia juga seorang penikmat, penyalur bahkan bisa jadi pelaku "download" film-film tersebut atau mungkin suatu saat malah menjadi pelaku adegan-adegan dalam film itu dengan orang yang belum halal baginya, walopun tidak diabadikan dalam kamera.
Ah, ternyata di warung pojok kecil itu jauh dari keramaian itu lambat laun sudah terkontaminasi. Aku yang membaca buku sambil menikmati hidangan dianggap sesuatu yang aneh,
"Mas, disini warung bukan pustaka". Tiba-tiba seorang teman mahasiswa yang sering makan disana pun mengeluarkan celoteh seperti itu. Tentunya pemilik warung yang belum pernah mengecap pendidikan perguruan tinggi, punya nada yang sama tetapi tidak mau mengungkapkan karena aku pelanggan tetap disana. Padahal selain perut aku cuma memberi makan untuk otak dan hati, agar aku bisa memperbaiki diri, keluarga dan orang-orang sekitar. Dan yang jelas supaya aku tak terjerumus menjadi orang yang menyalurkan VCD porno pada orang-orang seperti pembicaraan tadi.
6/10/2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment