Tak ayal lagi yang namanya Friendster sekarang udah jadi tempat mejeng. Baik itu lelaki, perempuan, pria, wanita bahkan ikhwan dan akhwat pun gak ketinggalan untuk pasang tampang di situs pertemanan yang sudah mencapai 17 juta pengguna itu. Sepertinya friendster sudah menjadi sebuah gaya hidup. Tak lengkap rasanya kalo obrolan satu hari tanpa kata-kata "add gua", "Invite ya", "Kasih testi dong", "FS lu apaan ?". Dan banyak lagi yang membuat orang buru-buru ke internet cuma sekedar cek Friendster.
Sebuah perkembangan yang cukup mengejutkan memang. Orang yang tak kenal sama sekali dengan internet explorer, sekarang udah jago bahkan tau kalo setting proxy ie belum kepasang. Seumur-umur tidak pernah dengar yang namanya Adobe Photoshop, sekarang sudah jago "nge-crop" foto agar tampak lebih yahud. Kasih efek sana sini agar keliatan canggih. Sungguh perubahan yang sangat drastis sekali. Kalopun tak mampu berphotoshop, tentunya teman sejawat dapat orderan meningkat.
Fasilitas figura foto yang ada pada friendster jadilah sebuah galeri tempat aktualisasi diri. Berbagai macam pose dan gaya yang berbeda ada disana dan siapa saja bisa menikmatinya. Terlepas itu foto diri sendiri atau bukan, yang penting bisa nampang. Akibatnya ? foto box di mall-mall menjadi tempat antrian bak rumah bersalin. Webcam di warnet jadi sasaran untuk ambil gambar segera dan seadanya. Bahkan kamera digitalpun laris manis, karena tak puas dari fotobox yang hanya dua kali jepret atau webcam yang terkadang buram.
Mungkin scan foto tidak terlalu laku karena hasilnya kabur berhubung foto udah uzur. Namun masih banyak juga yang menyematkan hasil scanan karena tak mampu beli kamera digital atau memang foto paling terbagus cuma satu dan itu pun dalam bentuk lembaran.
Apapun itu yang dipajang, jadilah fasilitas foto di Friendster menjadi album pribadi kebanggaan.
Ah, friendster memang tempat ajang nampang gratis dan itulah yang membuat dia laris. Namun sayang terkadang fasilitas itu tanpa disadari membuat kita terjebak dalam lingkaran kecanduan. Sepertinya ada yang kurang kalau satu hari tidak login ke FS ( friendster - red ). Begitu senangnya menerima testimonial yang notabenenya adalah pujian-pujian yang terkadang terkesan dipaksakan. Bahkan meminta kepada orang lain dengan sedikit "memaksa" untuk menulis testimonial tentang dirinya, dan itu sama saja dengan berkata "pujilah saya !" bukan ?.
Bagi yang menulis testimonial tentunya tidak enak juga kalau "pujiannya" agak menyudutkan, mengkritik dan semacamnya tetapi ditulis sedikit lebih bagus pun tidak pantas karena tidak begitu adanya. Terjadilah polesan-polesan, dan jangan heran kalau testimonial itu berubah menjadi tempat menarok slogan-slogan yang tak perlu yang ditulis dengan teks yang disusun berbentuk gambar seperti "cool", "cute", "happy" dan lain sebagainya.
Bulletin Board, ah ini dia. Sepanjang mata saya melihat bulletin board sering beralih fungsi. Semestinya kan menjadi tempat untuk berbagi informasi, namun gak jarang kalo bulletin board dijadikan tempat untuk unjuk gigi. Seperti contoh, pertanyaan yang dibikin sendiri kemudian dijawab sendiri. Siapa yang bakal peduli dengan pertanyaan : "Hari ini kamu bangun jam berapa ?" kemudian dijawab "9 pagi". Yang jadi pertanyaan bagi saya, ini apa sih indikasinya ? gak mutu banget !
Atau mungkin sambung menyambung kata dari user A trus B kemudian C yang akhirnya menciptakan sebuah alur cerita yang mengalir dengan ujung pangkal permasalahan yang tak jelas. Dan yang paling basi adalah surat berantai yang dikirim ke sekian orang maka harapan terkabul, atau berita bohong yang kalau tidak dikirim kesekian orang membuat user FS nya hilang ... ah sungguh menunjukkan betapa bodohnya si pengirim pesan tersebut. Tau gak apa akibatnya dengan hal-hal bodoh seperti itu, inbox message dipenuhi subjek "FWD Penting !".
Banyak fenomena-fenomena yang tak jelas, namun walopun demikian FS sudah banyak memberikan konstribusi dalam hubungan silaturohim. Hubungan saudara yang sempat terputus sekian lamanya karena kehilangan kontak bisa tersambung kembali setelah bertemu di FS. FS pun menjadi lahan dakwah baru bagi para aktifis, dengan mengirimkan tulisan-tulisan dari pikiran sendiri ataupun kopian dan terasa lebih sedikit mengena.
Pada akhirnya kesemuanya itu dikembalikan lagi pada sang pengguna, karena pengguna adalah raja dari apa yang dia pakai. Mau difungsikan sebagai apa fasilitas itu ? anda dibalik layar monitor lah yang punya jawaban.
# dedicate for my bro & sis yang suka mejengin foto di FS.
5/29/2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment