5/04/2005

Aku Rindu Zaman Itu

# Di ketik ulang dari secarik kertas yang ditempel di papan pengumuman musholla tempat biasanya sholat berjamaah.

Aku Rindu Zaman Itu

Aku rindu, zaman ketika Halaqah adalah kebutuhan.
Bukan sekedar sambilan apalagi hiburan.
Aku rindu, zaman ketika membina adalah kewajiban.
Bukan pilihan apalagi beban dan paksaan.
Aku rindu, zaman ketika dauroh menjadi kebiasaan.
Bukan sekedar pelengkap pengisi program yang dipaksakan.
Aku rindu, zaman ketika tarbiyah adalah pengorbanan.
Bukan tuntutan dan hujatan.
Aku rindu, zaman ketika tsiqoh menjadi kekuatan.
Bukan keraguan apalagi kecurigaan.
Aku rindu, zaman ketika nasehat menjadi kesenangan.
Bukan su'udzon apalagi menjatuhkan.
Aku rindu, zaman ketika memberikan segalanya untuk dakwah ini.
Aku rindu, ketika nasyid guroba menjadi lagu kebangsaan.
Aku rindu, zaman ketika gerimis pergi ke puncak mengisi dauroh dengan ongkos ngepas dan peta tak jelas.
Aku rindu, zaman ketika seorang ikhwah benar-benar berjalan kaki 2 jam di malam gelap gulita sepulang tabligh dakwah di desa sebelah.
Aku rindu, ketika pergi liqo selalu membawa uang infaq, alat tulis, buku catatan dan qur'an terjemahan ditambah sedikit hafalan.
Aku rindu, zaman ketika seorang binaan menangis karena tidak dapat hadir dalam liqo.
Aku rindu, zaman ketika seorang ikwah berangkat liqo dengan jatah ongkos esok harinya.
Aku rindu, zaman ketika seorang murobbi sakit dan harus dirawat, para binaan mengumpulkan uang sekuat tenaga.
Aku rindu zaman itu.
Ya Allah jangan kau hilangkan kenikmatan itu dari hati-hati kami.
Kami rindu nikmat itu.
Amin...

# gak tau penulisnya siapa, tapi yang jelas ane juga rindu akan zaman itu.

No comments: