5/26/2005

Kolombia Aja Melarang Gosip

Tambah lagi satu negara ( tepatnya salah satu kota dari negara tersebut ) yang bukan mayoritas muslim menjalankan apa yang disyariatkan Allah dalam (QS 49:12) yang artinya :

"Orang yang suka menggibah diibaratkan seperti memakan bangkai saudaranya sendiri".

Ghibah atau gosip merupakan sesuatu yang dilarang agama. “Apakah ghibah itu?” Tanya seorang sahabat pada Rasulullah SAW. “Ghibah adalah memberitahu kejelekan orang lain!” jawab Rasul. “Kalau keadaaannya memang benar?” Tanya sahabat lagi. “ Jika benar itulah ghibah, jika tidak benar itulah dusta!” tegas Rasulullah. Percakapan tersebut diambil dari HR Abu Hurairah.

Dan tau kah anda negara mana yang melarang warganya untuk bergosip ? ya itulah dia Kolombia. WaliKota Icononzo, Ignacio Jimenez, memberlakukan larangan bergosip atau bergunjing bagi warganya. Seseorang yang ketahuan bergunjing dijatuhi hukuman berupa denda hingga hukuman penjara selama empat tahun.

Awalnya saya sih rada tidak percaya apa yang saya lihat dan perhatikan di berita tengah malam di TV swasta. Ah, masa sih ? ternyata memang benar adanya demikian. Salah satu kota di Kolombia sudah memberlakukan peraturan tersebut dengan alasan, gosip telah menyebabkan kondisi keamanan tidak terkendali.

Bayangkan, ada warga yang mati terbunuh gara-gara menggosipkan seseorang terlibat dalam gerakan revolusioner di wilayah tersebut. Selain itu delapan orang di penjara gara-gara digosipkan sebagai anggota yang sama. Dan banyak kejadian yang menyebabkan hilangnya nyawa warga sipil karena alasan di gosipkan yang tidak benar. Daerah tersebut memang sangat rawan akan konflik, sedikit saja berita tersebar perang langsung berkobar.

Sekarang coba kita berkaca ke Indonesia, negara yang mayoritas masyarakatnya muslim ini, silahkan di survei pada semua warga yang punya televisi, sangat doyan atau paling tidak tau dengan acara seputar "gosip" dengan berbagai judul ditayangkan di TV swasta. Apalagi ibu-ibu dan remaja putri, mereka tidak akan melewatkan begitu saja acara yang mengumbar gosip tersebut. Apalagi gosip tentang selebritis, wah itu laris manis bak kacang goreng.

Jam 1/2 4 dini hari saja anda sudah disodori acara gosip bukan ? sampai subuh nanti ... berbagai macam gosip sudah siap saji. Selesai subuh, ada lagi acara gosip yang siap anda santap. Siang jam 9, 10, 11, 12 ? gosip lagi. jam 12, 13, 14 ya itu mungkin berita aktual yang membuat anda untuk istirahat sebentar melemaskan mata untuk persiapan acara gosip jam 15, 16 sore hari. Jam 17 sampe malamnya disediakan jam khusus buat anda menggosip di komplek perumahan anda. Dan setelah itu anda tentunya butuh istirahat malam juga setelah puas bergosip seharian.

Ya, begitulah siklus rutin yang tanpa disadari kita jalani. Tiada hari tanpa gosip. Gosip akan berhenti kalo mata terpejam. Selain gosip dari TV kita juga sering kali melihat atau mendengar bahkan pelaku menggosip. Pada saat berbelanja mengelilingi gerobak tukang sayur, menyuapi anak di halaman, pada acara arisan atau kumpulan ibu-ibu. Menggibah/menggosip kadang mendapat pembenaran dengan dalih, “Ini fakta, untuk diambil pelajarannya!”. Padahal di balik itu kurang lebih mungkin lebh banyak faktor ghibahnya daripada pelajarannya.

Dibalik semua itu pernahkah kita tau Allah Robbi Izzati mengibaratkan orang yang suka menggibah dengan perumpamaan yang sangat buruk untuk menjelaskan kepada manusia, betapa buruknya tindakan ghibah/gosip.

Jabir bin Abdullah ra. Meriwayatkan “ Ketika kami bersama Rasulullah SAW. Tiba-tiba tercium bau busuk yang menyengat seperti bau bangkai maka Rasul pun bersabda, “Tahukah kalian, bau apakah ini? Inilah bau dari orang-orang yang meng-ghibah orang lain”. (HR Ahmad)

Dalam hadits lain dikisahkan bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Pada malam Isra’ mi’raj, aku melewati suatu kaum yang berkuku tajam yang terbuat dari tembaga. Mereka mencabik-cabik wajah dan dada mereka sendiri. Lalu aku bertanya pada Jibril” Siapa mereka?” Jibril menjawab, “Mereka itu suka memakan daging manusia, suka membicarakan dan menjelekkan orang lain, mereka inilah orang-orang yang gemar akan ghibah!” (dari Abu Daud yang berasal dari Anas bin Malik ra).

Benarkah orang cenderung suka mengghibah, bahkan terkesan menikmati kebiasaan seperti ini? Menurut seorang pengasuh konsultasi keluarga pada sebuah media cetak, mengatakan rahasia mengapa rubriknya tetap disukai pembaca selama puluhan tahun. Katanya, pada diri manusia itu cenderung terdapat sifat suka menggunjingkan orang lain. Orang cenderung ingin tahu masalah yang terjadi pada orang lain. Dengan demikian ia akan merasa beruntung tidak seperti orang lain atau tidak dirinya saja yang menderita. Karena umumnya surat yang datang untuk berkonsultasi adalah mereka yang memiliki masalah.

Jika demikian kebanyakan sifat dari manusia, tentunya kita harus sering melakukan istighfar. Syaitan dengan mudahnya mempengaruhi kebanyakan hati kita sehingga mungkin kita tengah menumpuk dosa akibat pergunjingan.

Setiap orang mempunyai harga diri yang harus dihormati. Membuat malu seseorang adalah perbuatan dosa. “Tiada seseorang yang menutupi cacat seseorang di dunia, melainkan kelak di hari kiamat Allah pasti akan menutupi cacatnya” (HR. Muslim).

Kembali pada negara yang menjalankan pelarangan ghibah/gossip tadi, apakah kita tidak merasa malu dengan apa yang mereka berlakukan. Padahal negara tersebut sangat minim sekali dengan umat islam. Tetapi mereka mengambil aturan dari Ayat suci Al-Qur'an dan sistem Islam. Sedangkan kita ? mayoritas penduduk umat Islam dengan jumlah lebih 200 juta jiwa. Malah doyan dengan hal yang jelas-jelas dilarang oleh agama Islam, astaghfirullah.

Wallahualam Bishowab

# referensi :
- Liputan 6 Malam SCTV
berita lengkapnya klik disini
- Agus-haris.net

No comments: