5/12/2005

Lihat Konser

Suara bas berdentum terdengar menggema dari jarak lebih kurang 1 km dari tempat dia berdiri saat ini. Dum...dum...dum...! langkahnya seakan mengikuti irama dentuman speaker yang bergema dari lapangan rektorat. Panas terik tak terasa, terhapus sudah oleh pikirannya yang harus segera mempercepat langkahnya.

Baju gamis (koko- red) yang dia pakai dipadu dengan celana katun dan tas jinjing disebelah kanan sepertinya lengkap dengan wajah bersih dan sedikit jenggot bergelayutan di dagu. Ya ... sosok aktivis dakwah kampus sekali. Atau kalau boleh meminjam istilah bahasa gaul ... dia "Aktivis sekaleee".

Memang, dia salah seorang pentolan dakwah di kampus ini. Banyak kegiatan, dauroh, bahkan seminar yang mencantumkan namanya sebagai pemateri. Sungguh sang aktivis tulen, sosok yang selalu jadi perhatian oleh sang binaan. Bukan hanya binaan, setiap ditanya pada ikhwan ... insya Allah mengenalnya dengan baik. Tentunya juga sosok penuh senyum itu sering menjadi topik pembicaraan para akhwat.

Suara musik yang keras itu terasa semakin keras saja ditelinganya kala langkahnya semakin mendekat menuju dimana konser itu mengguncang kampusnya tercinta. Tiba-tiba matanya tertuju pada beberapa mahasiswa yang berjalan dari arah berlawanan darinya.
Wajahnya mengurai senyuman melihat binaannya berjalan mendekati.

"Assalamualaikum" dia mengucapkan salam terlebih dahulu

"Wa'alaikumussalam akh" Serempak binaannya menjawab sambil menjulurkan tangannya untuk salaman.

"Abis liat konser akh ?". Katanya sambil menyalami binaannya satu persatu.

"Ah, gak mungkin lah akh... kami barusan dari perpustakaan kebetulan aja deket acara konser musik itu" Salah seorang binaannya langsung menyela sambil menyembunyikan kekagetan dan mengeluarkan wajah untuk meyakinkan dia.

"Iya akh, gak mungkin lah kita-kita ikutan acar gituan. Buat apa gak ada manfaatnya juga, iya gak ?" Timpal binaan yang lain sambil melirik untuk mendapat dukungan temannya.

"Oo..." Dia membulatkan mulutnya sambil mengangguk-anggukkan kepala.

"Ngomong, ustadz rencananya mo kemana nih ?". Yang satunya bertanya.

"Mo liat konser". Dia menjawab pelan

"lho ?!?". mereka kaget dan saling pandang seakan tak percaya.
"ah yang bener stadz ?". salah seorang dari mereka bertanya dan masih tak percaya apa yang barusan mereka dengar.

"Iya ... kenapa ?". Dia tersenyum dan bertanya pada binaannya.

"Oh gak papa". kata mereka serempak sambil tersenyum sedikit dipaksa.

"Ya udah kalo gitu, ana kesana dulu ya ... buru-buru nih. Takut ketinggalan, Assalamualaikum !". dia menunjuk ke arah tempat konser kemudian menyalami satu persatu binaannya yang masih terbengong gak habis pikir.

Dia teruskan langkahnya dengan sedikit berlari menuju tempat konser sambil melihat jam di alat komunikasi yang selalu menjadi teman setianya.

"Ataghfirullah ... udah telat nih !". Dia terus berlari.

"Kalo telat bisa-bisa gak ketemu rektor, padahal undangan ini harus dikasihkan pada beliau hari ini, kalau tidak besok acara seminar Fenomena Konser Musik di dalam Kampus bisa-bisa gak berjalan lancar nih, duh gusti. Mana belum sempat shooting konsernya untuk bahan presentasi besok". Dia memperlebar dan mempercepat langkahnya seakan mengiringi musik yang terus menggelegar.

"Baik para hadirin semua ... dan kepada bapak rektor dipersilahkan untuk memberikan kata sambutan dalam acara ini. Kepada bapak kami persilahkan dengan hormat". Suara mc itu akhirnya menghentikan langkahnya.

"Alhamdulillah..." Sambil terengah-engah dia memegang lutut bak orang sedang rukuk. Satu persatu keringatnya jatuh membasahi tanah tempatnya berdiri.

No comments: