5/20/2005

Cukup Dengan Duduk dan Diam

Ternyata ada juga yang singgah setiap hari, padahal belum pernah digembar-gemborkan kesana kemari. Karena ini memang bukan untuk barang promosi. Mereka yang cuma datang ... kadang ada yang clingak-clinguk sebentar kemudian pergi lagi. Ada juga yang kesasar, entah itu disengaja ( ah mana ada ya kesasar yang disengaja ? ) untuk berkunjung. Tapi aku sendiri sering perhatikan, belakangan ini ada yang rajin datang setiap hari. Entah itu ada yang disajikan atau tidak, tapi ya ... setiap hari tetap saja setia. Kadang membolak-balik sekian lama atau cuma singgah beberapa kilasan mata saja kemudian beberapa waktu berlalu datang lagi.

Mengasyikkan juga memperhatikan siapa saja yang singgah, hinggap bahkan kesasar di ruang yang sempat diberi nama "lembaran lusuh tak bertuan" ini. Tak bertuan gimana ? ya, karena identitas sang empunya tak pernah ada. Walopun sajian profil ataupun dalam cerita. Sekalipun dalam cerita ada beberapa kata yang menunjukkan si empunya tapi bukan berarti siapa saja yang membaca bisa menebak siapa dia. Berkaca pada motto yang diangkat, cukuplah yang datang menikmati saja. Apa-apa yang baik, monggo di persilo untuk dibawa pulang. Apa-apa yang jelek, silahkan dibuang di tong sampah sebelah kiri meja. Kalo tidak ada, hm ... jangan dipaksakan untuk ada. Cukup biarkan saja, dan tak usah pula berteriak. Karena akan mengganggu orang disebelah yang sibuk mengelus mouse dan memencet keyboard.

Dulu pernah sih, berkunjung ke tempat yang lain sambil mengusung alamat ini. Just say hello kemudian titip promosi atau titip alamat, agar mereka yang baca menyempatkan diri untuk klik beberapa detik. Dan disini semua fasilitas dilengkapi, mulai dari layanan pesan singkat, komentar, bahkan seabrek link juga sempat ditempel. Tapi, kebanyakan yang berkunjung sama halnya apa yang pernah saya lakukan sebelumnya. Cuma sekedar say : "Hai, blognya bagus" sambil menitipkan alamat yang dia bawa. Promosi dengan menyapa.

Terlepas dari semua itu, mungkin itu menjadi cemeti semangat untuk terus berkarya dengan kata-kata. Tapi beda mungkin dengan siapa yang dibalik lembaran lusuh ini. Dulu memang, suka bersuara di tempat perkunjungan yang lain. Tapi sekarang sepertinya cuma singgah, baca, ambil hikmah ... tak meninggalkan jejak. Keinginan bebas bersuara dengan tulisan tanpa harapan-harapan menghitung siapa saja yang datang akhirnya menyisakan satu layanan saja yaitunya komentar. Dan itupun akhir-akhir ini ingin menghapusnya. Suatu saat mungkin saja dihilangkan, karena tidak ingin alur cerita dipengaruhi oleh komentar-komentar. Komentar bukanlah suatu yang wajib bukan ? karena lembaran lusuh tak bertuan sebagai catatan sebuah pelayaran ini cukup ... "Dengan Duduk dan Diam Nikmati Saja Apa yang Ada dan Jangan Banyak Bicara".

No comments: