1/05/2004

Kemaren, tepatnya 2 hari yang lalu kuterima suratmu. sebenarnya aku kaget, bukan karena isinya tapi kenapa aku baru terima sekarang? padahal sudah sekian tahun yang lalu dan aku baru tau sekarang ada surat itu. ahh ! betapa bodohnya aku ? payah ! memang payah ... inilah resiko hidup nomaden, selama 3 tahun terakhir gak ada sama sekali tempat tinggal yang tetap. sebulan disini bulan berikutnya kudu beranjak. kenapa ? biasa ... aku diusir lagi. tebal sudah muka ini, kupingku gak lagi bisa ngerasa panas karena sudah terbiasa di usir. baik secara halus maupun kasar. ya itulah resikonya, hidup di kampus dengan status "gak jelas".
Ini bukan sebuah kebetulan, tapi sudah diatur oleh yang maha kuasa. bahwasanya aku baru bisa menerima suratmu itu 2 hari yang lalu. Lama ku terdiam, bolak balik ku baca... semakin ku baca semakin membuatku ... ah gak usahlah ku ungkapkan disini. Menyesal ? bukan itu yang kupikirkan, sebuah kebijaksanaan, keagungan pikiran, mampu untuk memilih yang terbaik untuk dirimu... itu yang membuatku terpana. Dan aku yakin itu butuh proses yang cukup lama, tidak seperti membalik telapak tangan. Kamu bisa melakukan manuver itu dengan cepat, sedangkan aku baru belakangan ini. Cuma aku berharap belum terlambat dengan apa yang kamu maksud kan dalam suratmu itu. Ingin segera ku balas, tapi baru saja aku kirim surat padamu pas sesaat aku terima surat tersebut.


katanya tidak ada kata terlambat, mungkin ?

No comments: