Catatan Dalam Buku Hitam #3
Pelajaran Kebohongan
Rawamangun, 11 Februari 2004 - 03.23 WIB
Saat ini aku berada di pelataran masjid 100 meter arah kiri keluar dari terminal Rawamangun Jakarta. Barusan aja turun dari Bis kelas ekonomi yang membawa aku dan Andi dari kota kecil Payakumbuh menuju Jakarta. Pertama kali menginjakkan kaki di di terminal itu yang terbayang hanya pelataran masjid itu, bukan bis yang mo di tumpangi atau mobil jemputan bahkan taksi yang mo disewa. Jika pun ada memangnya kita hendak mo kemana ? tempat buat orang-orang seperti kita ini hanya di masjid, itupun kalo gak dikunci. Belakangan ini aku sering resah dengan tulisan "dilarang tidur di Masjid" atau datang ke Masjid untuk menunaikan sholat isya ternyata sudah dikunci. Gak tau lah...
Kulihat Andi sudah terlelap pulas didalam sleeping bag, sedangkan aku semakin tenggelam bersama tulisan ini. Banyak sekali yang pengen kutuangkan disini, tapi selalu saja ngantuk itu menghambat semuanya. Aku gak boleh tertidur, gak boleh ! hanya ada satu yang tidur, kalo gak ini barang bisa raib. Sejenak kuputar lagi roda masa beberapa waktu yang lalu, dan perlahan ku buka lembarannya satu persatu. dan aku pilih salah satu kisah yang mungkin bisa membuat aku jadi terjaga sampai subuh nanti.
Perjalanan yang lumayan melelahkan, maklumlah kelas ekonomi. Dapat tempat duduk aja dah bersyukur banget. Tak ubah, ya gak ada bedanya ama Kereta kelas ekonomi. Yang namanya kelas ekonomi tu ga jauh dari aroma seperti itu, kecuali kelas ekonomi di kampus. Kelas ekonomi untuk angkutan di disusun bagaikan sarden, siang kepanasan malam kedinginan. Dan pikiran-pikiran yang dipaksakan untuk menerawang tenang disaat memejamkan mata.
"sebentar lagi nyampe" sayup-sayup kudengar suara seorang bapak waktu di atas bisa tadi. Sang bapak menenangkan anaknya yang selalu bertanya "Masih jauh ya pak ?", anak yang tak betah hidup 36 jam dengan kondisi seperti itu. Lembaran kebohongan dari seorang bapak yang harus dia terima memang terlalu pagi, namun begitulah kenyataannya ... !
begitu mudah kebohongan mengalir dalam negeri ini. Sedangkan kejujuran, kebenaran dan semua sodara adik kakak ibu bapak ponakan pamannya menjadi barang yang sangat langka ...
No comments:
Post a Comment